Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 66


                                    66 BERITAINDONESIA, Februari 2013BERITA KESEHATANZNormalnya cairan vagina berwarnaputih jernih, dan bila menempel padapakaian dalam akan berwarna kuningterang. Konsistensinya cair, tidakberbau, dan tidak gatal.Sedangkan keputihan yang patologisbila jumlahnya banyak, berwarna kuning kehijauan kadang kecoklatan,berbau, disertai rasa gatal, nyeri saatberkemih, nyeri saat hubungan intim,kemerahan dan rasa terbakar pada vagina. Penyebabnya dapat karena infeksibakteri seperti Gardnella vaginalis.chlamydia dan gonorrhea, infeksijamur, parasit (trichomonas vaginalis),dan virus seperti Condyloma accuminata dan Herpez genitalis. Penyebablain akibat pemakaian antiseptik yangkontinu, alergi, polip serviks, dankanker serviks.Keputihan dapat dicegah denganmenjaga kebersihan daerah genitalia,antara lain memilih pakaian dalamyang berbahan katun dan menyerapkeringat, cuci daerah vagina denganpembersih khusus vagina, ganti pakaiandalam setiap hari dan ganti pembalutsaat haid minimal 2 kali sehari, hindarifaktor risiko seperti berganti-gantipasangan seksual, dan lakukan pemeriksaan pap smear secara berkala.Lain keputihan, lain pula overactivebladder. Gangguan buang air kecil yangsering disertai keinginan berkemih yangmendesak (urge incontinence) adalahgejala dari overactive bladder (OAB).Menurut dr. Budi Iman Santoso,SpOG, frekuensi berkemih orang normal kurang dari tujuh kali dalam sehari.Dorongan untuk buang air kecil barutimbul lagi setelah tiga sampai empatjam kemudian. \frekuensi BAK bisa lebih dari delapankali sehari disertai rasa mendesak,%ungkap dokter dari Divisi Uroginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI ini.Penyebab dari overactive bladder iniumumnya akibat kontraksi otot darikandung kemih yang menyebabkantimbulnya keinginan untuk berkemih(urge incontinence) dan biasanyadisebabkan karena permasalahan padasaraf dan otot kandung kemih. Otot detrusor sebagai otot utama kandungkemih berkontraksi dan berelaksasimelalui pengaturan sistem saraf.Budi menambahkan, kantong kemihmemiliki daya tampung yang cukupbesar yaitu sekitar 300-600 cc urin.Ketika terisi 150 cc, orang baru mulaimenyadari adanya sensasi awal berkemih, tetapi belum ada desakan untuksegera ke toilet. \sampai produksinya sekitar 300 ccsampai 350 cc,\Untuk mengurangi frekuensi berkemih, hindari asupan minuman yangbersifat merangsang urinasi, sepertiteh, kopi, dan minuman berkarbonasi.Penderita OAB juga disarankan untuktidak makan dan minum dua jamsebelum tidur. Hal ini dapat membuatpengidapnya terbebas dari rasa inginbuang air kecil saat tidur dan meminimalkan risiko mengompol.Target penatalaksanaan ialah mengurangi frekuensi buang air kecil. Pengidapnya diharapkan bisa menahankeinginan berkemih lebih lama darisebelumnya. \bukan kesembuhan,\Cara yang dapat dilakukan untukmengatasi OAB diantaranya adalahmodifikasi gaya hidup (mengurangiasupan cairan, hindari kafein), trainingkandung kemih (bladder training)dengan merencanakan waktu yangsama untuk berkemih dan mencobamenahan berkemih dari beberapamenit awalnya sampai dengan 1/2 jam,serta latihan otot dasar panggung(senam kegel).Senam Kegel bisa dilakukan di manasaja, tanpa orang lain menyadarinya.\ saja, cukup seperti Anda hendak menahan kentut,\ngan senam Kegel, pasien bisa mengalami perbaikan. Bahkan, angka keberhasilannya mencapai 70 persen sampai80 persen. Senam ini juga dibarengidengan terapi perilaku pada pasien.Di samping latihan dan terapi tersebut, penderita OAB terkadang perluobat. Yang tersedia di Indonesia, salahsatunya, Tolterodine tartrate. Tolterodine terbukti efektif mengatasi gejalaoveractive bladder. Pada penelitian diKorea, tolterodine dapat menurunkanfrekuensi berkemih dalam 24 jamsebanyak 21% dan menurunkan angkakejadian inkontinensia sebanyak 85%dibandingkan dengan oxybutinin,pendahulunya.Efek samping yang mungkin timbuldari penggunaan tolterodine antara lainberupa mulut kering, mata kering,gangguan akomodasi serta dispepsia.Namun efek samping tersebut bersifatsementara. „ DGRDr. dr. Dwiana Ocviyanti,SpOG (K), dokter spesialiskandungan dan ginekologdari FKUI/RSCMIlustrasi overactive bladder
                                
   60   61   62   63   64   65   66   67   68