Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, Maret 2013VISI TOKOH Zalam mengelola kerukunan antarumatberagama dan kemajemukan bangsa, sesungguhnya Indonesia diakui sebagai ‘kiblat’toleransi dan kerukunan beragama di dunia.Dalam hal kehidupan bertoleransi, masyarakatbangsa Indonesia yang demokratis, egaliter sangatmenghormati HAM. Tetapi masih diperlukankesadaran untuk menjunjung etika kerukunan,seperti sikap tenggang rasa antarkomunitaspemeluk agama, tidak menjadikan umat yang telahmemeluk suatu agamatertentu sebagai sasaran penyebaran agamalain. Juga menghormati kesucian tempatibadah, kitab suci, dansimbol keagamaan dari tindak penodaan dansebagainya.Perihal adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yangdisampaikan KH Ma’-ruf Amin bahwa haram bagi Muslim menyampaikan ucapanselamat Natal kepadaumat Nasrani yangtengah merayakannya, pemerintah melalui Menteri Agamaselalu mendorong terciptanya kerukunanantarumat beragama.Ulama memiliki interpretasi masingmasing dengan sumber hukum antara lainberlandaskan Alquran, Sunah dan ijma (kesepakatan para ulama). Oleh karena itu, perlu jugadilihat pernyataan itu sebagai fatwa lembaga ataupribadi.Pendapat berbeda antara MUI dan KementerianAgama, bisa saja terjadi karena dilatarbelakangioleh referensi hukum yang berbeda-beda. Jaditidak ada masalah dengan memberi ucapanselamat Natal. Bahwa ucapan selamat Natal yangdisampaikan umat Islam kepada umat Nasranitidak menjadi persoalan karena disampaikan diluar makna ritual.Namun, dalam menyikapi pro-kontra tersebut,pandangan pemerintah harus dijadikan rujukan.Pemerintah tidak pernah mempersoalkan mengenai hal ini, bahkan presiden, wakil presiden danmenteri agama merayakan Natal, dan semua hariraya agama-agama di Indonesia, sebagai wujudtoleransi yang kita bangun. Ketika umat Hindumerayakan hari besarnya, banyak umat Islammenyampaikan ucapan selamat, dan demikianpula saat Buddha dan Kong Hu Cu, juga tidak adapersoalan. Semua itu menggambarkan semangattoleransi bangsa Indonesia dalam Pancasila yangBhinneka Tunggal Ika.Oleh karenanya, organisasi Kementerian Agamadi seluruh wilayah tanah air, dari Sabang sampaiMerauke, memiliki peran yang penting dalammerajut persatuan dankesatuan bangsa. Karena itu, segenap jajaranpimpinan dan pegawaiKementerian Agamaharus memelajari wawasan sejarah Kementerian Agama, menggalipemikiran-pemikiranbesar para tokoh Kementerian Agama, serta mengkaji perubahanmasyarakat yang terjadisecara cepat, dalamrangka memberi bobotdan makna terhadapperan aktual Kementerian Agama di tengahpusaran kehidupanbangsa.Tugas KementerianAgama adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,mandiri dan sejahteralahir batin. Ada lima halyang menjadi programstrategis, yaitu peningkatan kualitas kehidupanberagama, peningkatan kualitas kerukunan umatberagama, peningkatan kualitas pendidikan agamadan pendidikan keagamaan, peningkatan pelayanan ibadah haji, serta tata kelola pemerintahanyang baik (good governance). Peningkatankualitas kehidupan beragama, kerukunan umatberagama, serta pendidikan agama dan keagamaan, mencakup dimensi pembangunan manusiadan perubahan masyarakat, yang tentu pulamembutuhkan proses dan waktu untuk menikmatihasilnya. „Menteri Agama Drs. Suryadharma Ali, dari sambutan pada peringatan Hari Amal Bhakti(HAB) ke-67 Kementerian Agama RI di halamanKantor Kemenag, Jl. Lapangan Banteng Jakarta,Kamis (03/01/2013).Indonesia Kiblat ToleransiDOLEH SURYADHARMA ALIPendapat berbedaantara MUI danKementerianAgama, bisa sajaterjadi karenadilatarbelakangioleh referensihukum yangberbeda-beda.Bahwa ucapanselamat Natal yangdisampaikan umatIslam kepada umatNasrani tidakmenjadi persoalankarenadisampaikan diluar makna ritual.Namun, dalammenyikapi prokontra tersebut,pandanganpemerintah harusdijadikan rujukan.
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10