Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 89
P. 17
BERITAINDONESIA, Juli 2013 17YBERITA UTAMA150 orang santri, yang terdiri dari siswasiswi setingkat SLTP dan SLTA, para pengasuh ponpes serta alumni Pondok Pesantren Gontor 2011 Konsulat Bekasi.Menurut Gun Gun, selain lingkungankeluarga, sekolah keagamaan sepertiponpes merupakan salah satu gardaterdepan dalam melakukan upayapencegahan narkoba. “Setiap santri,pengajar, dan masyarakat di lingkungan tempat ponpes berada dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahandengan cara menolak segala bentukpenyalahgunaan narkoba,” ujar GunGun. Salah satu santri yang mengikutikegiatan ini mengaku antusias denganberbagai informasi tentang narkobayang disampaikan oleh narasumber danberharap kegiatan ini tidak hanyaberhenti di sini.Kepala BNN Anang Iskandar jugaberharap agar ke depannya kegiatansosialisasi seperti ini tidak hanyadilakukan oleh Ponpes Al-Hidayah AlMumtazah saja tetapi juga dapat diikutiponpes lainnya. Menurutnya, institusiponpes merupakan salah satu tulangpunggung dalam hal peningkatan kadariman bangsa. Oleh karena itu kontribusidan peran serta ponpes dalam mendukung program P4GN sangat diharapkan. Hal ini juga sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional P4GN, yang mengamanatkan segenap komponen masyarakat,bangsa, dan negara untuk bahu-membahu dalam memfokuskan pencapaianIndonesia Bebas Narkoba Tahun 2015.Menyinggung sosialisasi yang dilakukan BNN, Gun Gun menambahkanbahwa pihaknya juga terus berupayamembuat jejaring untuk melakukansosialisasi narkoba, antara lain denganmerekrut relawan anti narkoba. Relawan yang akan bertugas tersebut sebelum turun ke lapangan telah dibekalidengan berbagai informasi mengenaimetode pencegahan narkoba. Selain itumereka juga mendapatkan pelatihandalam hal kemampuan berkomunikasiserta cara-cara penyuluhan yang efektif.Saat ini BNN secara gencar jugamelakukan beragam bentuk kampanyemelalui berbagai media, baik elektronik,cetak, online, luar ruang maupuntradisional. Sebagai informasi, hampir70 persen pengguna narkoba didominasi oleh kalangan pekerja atau karyawan. Sisanya dikonsumsi oleh pelajardan mahasiswa.Sementara itu Al Ustadz MuammalSyarif selaku pimpinan Ponpes AlHidayah Al-Mumtazah mengapresiasikegiatan sosialisasi yang dilakukan.Melalui kegiatan ini diharapkan dapatmembangun karakter dan memberikanpemahaman kepada para santri akanbesarnya dampak yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba.Menurutnya pihak ponpes turutmendukung sepenuhnya program P4GNyang dikomandoi oleh BNN dan untukke depannya akan membentuk satugugus tugas yang bertanggung jawabuntuk melakukan upaya preventif dilingkungan ponpes secara konsisten. Iajuga menambahkan bahwa masalahnarkoba bukan hanya tanggung jawabpemerintah semata, tetapi ini adalahtanggung jawab bersama.Masa DepanMusni Umar, Ph.D, seorang peneliti,mengatakan masa depan Indonesiaberada di pesantren. Pesantren merupakan satu-satunya lembaga yang bisadiandalkan sebagai ‘penjaga moral’bangsa Indonesia. Oleh karena itu, iaamat tidak sependapat jika ada kesanbahwa rehabilitasi pecandu narkoba dipesantren adalah sebagai bentuk pembuangan dan penyingkiran yang bersangkutan. Justru sebaliknya, pesantren sebagai tempat menciptakan manusia baru karena tidak saja berfungsiuntuk mengobati sehingga sembuhsecara total, tetapi juga berfungsi untukmencegah supaya tidak menjadi pecandu narkoba kambuhan.Tugas pimpinan pesantren dan santrinya serta pemerintah adalah membuat pesantren menjadi tempat penyembuhan yang representatif, baik,bersih, nyaman dan tenang. Selain itu,kalau memerlukan perawatan medisselain perawatan spiritualitas, makabekerjasama dengan BNN, harus adadokter di tiap pesantren yang membukaklinik pengobatan pecandu narkoba.Ada ungkapan bahwa mencegah jauhlebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, ia berharap kepada berbagai pesantren di seluruh Indonesia, supayameningkatkan partisipasinya tidak hanya dalam penyembuhan pecandu narkoba seperti yang dilakukan selama ini,tetapi meningkatkan peran dan tanggungjawab dalam mencegah meluasnyapemakai, pengedar dan penjual narkoba.Umar memberi apresiasi yang setinggi-tingginya karena pesantren terusmeningkat perannya dalam penyembuhan pecandu narkoba. Peningkatanperan tersebut tidak terlepas daridukungan pemerintah melalui BNN. Dimasa depan, pesantren diharapkantidak hanya berperan dalam pengobatan pecandu narkoba, tetapi pada pencegahan di masyarakat dalam bentukpencerahan, penyadaran dan komunikasi dengan masyarakat supaya Indonesia yang kita cintai ini, dalam waktuyang tidak terlalu lama bisa menjadinegeri yang bebas narkoba. * BERINDO/tkKepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar