Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 89
P. 19
BERITAINDONESIA, Juli 2013 19YBERITA UTAMAbiru berlogo bintang, warna coklatberlogo kucing, warna hijau berlogoghost dan warna merah muda.Sementara itu Kepala BNN KomjenPol Anang Iskandar menjelaskan sebenarnya pengungkapan kasus narkobajenis ekstasi dari Belanda ke Indonesiasebanyak 400.000 butir itu, bukan yangpertama kali dalam jumlah besar. “Ituhanya sebagian kecil dari limpahanserbuan lainnya yang terus akan mengalir dalam jumlah yang sangat besar lagike Indonesia. Karena potensi pasarnyaada,” katanya.Namun dalam pengungkapan kali ini,pihak Polri melibatkan instansi lain seperti Bea Cukai dan Lapas. Inilah yangperlu juga dicatat bahwa kerjasamasinergi antara instansi terkait sangatdiperlukan.Menurut Anang, masalah narkobatidak hanya masalah penindakan saja.Ada tugas lain yang lebih berat dan takkalah penting yaitu pencegahan, imundan rehabilitasi. Ketiga faktor itumenjadi tugas bersama termasuk masyarakat, agar memiliki kepedulian dengan menolak atau mengatakan tegas,‘tidak’ terhadap narkoba.Terungkapnya kasus penyelundupannarkoba ini kembali menunjukkanbahwa serbuan narkoba tak pernahberhenti. Bahkan bisa dikatakan gempuran benda laknat berbagai jenis itukian menghebat.Contohnya, beberapa hari berselang,petugas menemukan 8,45 kg sabu yangditinggalkan pemiliknya di BandaraHang Nadim, Batam karena keberadaan benda haram itu tercium petugas.Sabu itu diperkirakan masuk dari Chinamelalui pelabuhan tikus di Batam danakan dibawa ke Surabaya.Apa yang menyebabkan suburnyaperedaran dan penyalahgunaan narkoba di Tanah Air? Untuk jawabannya,barangkali kita sepakat bahwa banyaknya celah pintu masuk narkoba, harganya yang tinggi, dan peminatnya yangmembludak, ditambah penegakan hukum yang kurang bergigi. Semua sudahmahfum soal maraknya transaksi narkoba di lapas yang melibatkan oknumpetugas. Sudah jamak pula hakim menjatuhkan vonis ringan atau menganulirhukuman mati bagi terpidana narkoba.Bahkan grasi pun diberikan presiden.Walhasil, menurut data teranyar dariKejaksaan Agung, sampai 18 Maret2013, jumlah terpidana mati kasusnarkoba menyusut dari 71 orang menjadi 49 orang lantaran mengalami peringanan hukuman. Empat di antaranya sudah berkekuatan hukum tetapdan akan dieksekusi tahun ini, menyusul eksekusi terhadap terpidana matiAdami Wilson.Derasnya gempuran narkoba kedalam negeri membuat Ketua GerakanNasional Anti-Narkotika (Granat),Henry Yosodiningrat, kian prihatin. Iamelihat bobroknya mental aparatmenjadi salah satu faktor utama suburnya narkoba di negeri ini. “Lemahnyakomitmen moral aparat penegak hukum ini sudah diketahui dunia luar.Indonesia gampang diatur. Inilah salahsatu alasan mengapa Indonesia begitudigemari dan dijadikan sebagai surgabagi pengedar narkoba,” tegasnya.Ia menambahkan, untuk menekankejahatan narkoba, seluruh instansipemerintah perlu dilibatkan. Bahkan,idealnya, presiden meminta semuamenterinya membuat job descriptionmenyangkut upaya penanggulangannarkoba, dan perkembangannya secararutin dibahas dalam sidang kabinet.Selain itu, pembentukan komitmenpara penegak hukum harus dilakukansejak dini.Dari sisi represif, menurut Henry,perlu ditegakkan hukum yang tegas.Para pelaku kejahatan narkoba harusdihukum seberat-beratnya hinggahukuman mati, tergantung tingkatkesalahannya. Bagi terpidana mati yangkasusnya telah inkracht, eksekusinyajangan ditunda-tunda. Semua itu dimaksudkan agar memberi efek jera bagipelaku lain. * BERINDO/tkTersangka narkoba penyelundup narkoba jalur India-Indonesia