Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 90
P. 6
6 BERITAINDONESIA, September 2013VISI TOKOH Zotret ummat Islam bangsa Indonesia hari inisangat ditentukan dan diwarnai oleh masa laluperjalanan sejarah bangsa ini. Karenanya kitamestinya mampu membaca proses perjalanansejarah itu, sehingga kita mampu mengevaluasi diri,kemudian kita tulis sejarah masa depan dengan amalsoleh yakni sikap dan tindakan yang selalu konsern ataskebaikan dalam arti luas.Mengapa hal ini menjadi suatu keharusan,sebab ummat Islam bangsa Indonesia sekarang ini banyak sekali yang bangga terhadapwarisan masa lalu. Tapi disayangkan, kebanggaan itu tidak diikuti oleh etos membacawarisan tersebut. Pengetahuan atas warisan-warisan itu terbatas pada nama-nama,kalau itu seorang tokoh, hanya dibaca bukubuku atau ajaran-ajarannya tetapi tidakdibaca hal-hal yang berkenaan dengan sejarahnya.Di dalam pembahasan sejarah dunia Islamdi kurun abad ke-14, nama Indonesia belum,bahkan tidak disebut, walaupun di abad ituAceh sudah mengenal Islam, menandakandi tataran dunia Islam pada abad itu memang sangatterbatas keberadaan Islam di Indonesia. Perjalanansejarah menuju abad ke-14 itu diwarnai oleh banyakkejadian. Abad ke-8 Thariq bin Ziad berhasil menguasaiSpanyol, dan Muhammad bin Al-Qasim berhasil menaklukkan India (Khilafah Al-Walid ibn Abd Malik). Dapatdibayangkan, ketika Spanyol dan India jatuh ke tanganmuslim, Indonesia terutama orang-orang Jawa sedangsibuk mempersiapkan berdirinya candi Borobudur sebagai monumen Buddha. Lalu satu abad kemudian orang-orang Hindu mendirikan candi Loro Jonggrang.Sekitar empat abad kemudian (tahun 1111 M) ketikaAl-Ghazali wafat, di Indonesia sedang berdiri kerajaanKediri dengan seorang raja bernama Jayabaya. Setelahdua ratus tahun Al-Ghazali wafat, 1297 M, kerajaanMajapahit berdiri, dan baru habis pada tahun 1478 M.Dapat dibayangkan ketika India sudah enam ratus tahundalam kekuasaan muslim, nusantara (Jawa) masihmenghasilkan sebuah kerajaan Hindu yang jaya. Barupada sekitar abad ke-15, Gresik, Sedayu (Jawa) masukIslam yang kemudian menyebarkannya ke daerahtimur.Dari itu, dapat dipahami mengapa sosiolog muslimIbnu Khuldun dalam karyanya yang masyhur Muqaddimah Ibnu Khuldun tidak berbicara tentang Indonesia.Jangankan Ibnu Khuldun, orang-orang Arab sebelumperang dunia II saja masih banyak yang tidak pahambahwa di Indonesia banyak orang Islam. Biasanyasejarawan (ahli sejarah) Indonesia menetapkan jatuhnya Majapahit (1478 M) merupakan titik awal kebangkitan kekuasaan kesultanan muslim di tanah Jawa.Belum lagi menata kekuatan ummat di bidang pendidikan maupun ekonomi secara ‘sempurna’, di awal abadke-16 bangsa-bangsa Eropa mulai mengembangkan sayap kolonialnya ke wilayah Asia Tenggara, termasukkepulauan Indonesia. Portugis menduduki bumi Malukudan Ambon (1511 M) disusul Spanyol pada 1521 M,selanjutnya bangsa Inggris memasuki Ternate, dan pada1596 M Belanda menginjakkan kaki kolonialnya di tanahJawa, yang kemudian dengan gerakan kolonialnya,Belanda mampu menguasai bangsa-bangsa Eropalainya dan secara paripurna menguasai kepulauan Indonesia menjadi negara jajahannya. Danbaru pada 1949, Belanda menyerahkannegara Indonesia yang diproklamasikankemerdekaannya pada 1945. Bermaknalebih dari 350 tahun Indonesia terjajah, ituartinya selama itu pulalah ummat Islambangsa Indonesia hidup dalam penjajahan.Selama itu pulalah (lebih dari 350 tahun)ummat Islam bangsa Indonesia menjadiummat yang selalu bertahan, melindungianak turunnya (generasinya) agar selamatdari segala usaha kepunahan, akibat penjajahan. Pertahanan yang tidak seimbangdengan kemampuan yang dimiliki olehkekuatan penjajah. Sesungguhnya kondisiummat Islam bangsa Indonesia dalam masapenjajahan ini dapat dikatakan porak poranda,dipandang dari sisi pendidikan maupun ekonomi, yangtersisa hanyalah keimanan dan keyakinan bahwa akudan generasiku harus tetap menjadi muslim sepertiapapun keadaannya, itulah buah bertahan yang tersisadan dari situ pula start membangun diri kembali.Biasanya masa penjajahan yang terlalu lama akanmenyisakan efek negatif di kemudian hari, diperlukanusaha kuat untuk mengeliminir efek negatif tersebut.Pada hakikatnya penjajahan adalah perbudakan, karenanya bangsa jajahan adalah bangsa yang diperbudak.Usaha memerdekakan diri dari penjajahan adalah usaha terhormat di sisi Allah dan ummat manusia, karenanya kita syukuri kemerdekaan yang kita miliki initentunya dengan usaha follow up dari kemerdekaan.Indonesia dan ummat Islam di dalamnya suatu yangtak terpisahkan.Dahulu orang Yahudi pernah menjadi jajahan/budakbangsa Mesir ratusan tahun lamanya, karena itu padawaktu itu sulit sekali mereka berdisiplin, dan dalammenetapkan hukum cenderung keras, walhasil penjajahan/perbudakan yang terlalu lama dapat mengubahsikap mental yakni bermental budak, tidak sukamengikuti aturan, tidak disiplin, semrawut, ingin menang sendiri, dan sulit bertoleransi.Mungkin efek negatif semacam itu juga masih tersisadalam kehidupan ummat Islam bangsa Indonesia yangjuga pernah terjajah/diperbudak ratusan tahun lamanya oleh bangsa Belanda dan lain-lain. Ciri-ciri yangdiungkapkan tadi masih sering kita lihat dan rasakan.Mungkin termasuk ketidakmampuan menetapkan ‘IdulFitri dalam satu hari yang sama karena terlalu vestedinterest dan ingin menang sendiri, sehingga kalimatunsawa’ (common platform) yang semestinya wujud, kenyataannya pecah. BERINDOPotret Ummat Islam IndonesiaOLEH SYAYKH PANJI GUMILANGSyaykh Al-ZaytunP