Page 7 - Majalah Berita Indonesia Edisi 90
P. 7
BERITAINDONESIA, September 2013 7YBERITA TERDEPANebagai pelaksana, dibentuk Komite Konvensi beranggota 17orang dari internal dan luarpartai (PD). Begitu pula pesertakonvensi capres itu terbuka bagi orangorang yang memendam mimpi jadipresiden, baik dari internal PD maupundari luar. Sejumlah nama (mengerucut15) tokoh pun diusulkan, diundang dandisebut-sebut menjadi peserta. Takmasalah apakah dia kader partai lain.Di antaranya, Jokowi dan Rustriningsing (PDIP), Jusuf Kalla (Golkar), Endriartono Sutarto (Nasdem), Ali Masykur Musa (PKByang kini anggota BPK) dan Mahfud Md (PKB yang mantan KetuaMK), serta Irman Gusman (KetuaDPD) pun digoda.Komite Konvensi telah menggelar semacam Pra-Konvensi sejakSabtu (24/8/2013) dengan mengundang dan mewawancarai sejumlah nama yang sudah digadang-gadang. Hasilnya, ditetapkanlah sebelas nama ‘pemimpiCapres’ Partai Demokrat, ialah: 1.Ali Masykur Musa (anggota BadanPemeriksa Keuangan); 2. Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina);3. Dahlan Iskan (Menteri BUMN); 4.Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untukAmerika Serikat); 5. EndriartonoSutarto (mantan Panglima TNI); 6. GitaWirjawan (Menteri Perdagangan); 7.Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah); 8. Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi PartaiDemokrat); 9. Marzuki Alie (KetuaDewan Perwakilan Rakyat); 10. Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala StafAngkatan Darat); dan 11. Sinyo HarrySarundajang (Gubernur Sulut).Umumnya kesebelas nama yangditetapkan sebagai peserta konvensi itudikenal sebagai orang-orang dekat dan/atau loyalis Presiden SBY. Hal ini suatuyang wajar, bahkan sepatutnya kaderinternal PD dan loyalis partai itulahyang menjadi peserta konvensi, jikaproses kaderisasi berlangsung baik.Namun, karena proses kaderisasi internal partai tidak berhasil, maka direkrutlah tokoh dari eksternal.Namun, hanya ada tiga nama yangterbilang dari eksternal partai dan/atau loyalis yang ditetapkan jadipeserta. Yakni: 1. Ali Masykur Musa(PKB); 2. Endriartono Sutarto (Nasdem); dan 3. Irman Gusman (KetuaSebelas Pemimpi Capres DemokratPartai Demokrat (PD) menggelar konvensi calon presiden untuk siap bertarungdalam Pemilu 2014. Konvensi yang digagas langsung SBY itu suatu langkahcerdas terakhir (setelah BLSM) untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokratsetelah terpuruk akibat beberapa kader elitnya ketahuan korupsi.DPD). Yang paling menarik perhatiandari ketiga nama ini adalah Endriartono Sutarto. Dia Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem, partai baruyang mengusung slogan restorasi, tapidemi mimpi jadi Capres, dia tak sungkan bergabung dengan partai penguasa (status quo) dan dipecat Nasdem.Bukankah peserta konvensi harus nonaktif dari partainya dan jika menangwajib menjadi anggota PD? Begitumudah hilang visi restorasinya. Amattragis! Bagi kebanyakan orang, hal inibukan sekadar menyalahi etika, tapisoal integritas. Sekali lagi, integritas!Diperkirakan, ini akan menjadi sebuahakhir yang tragis bagi seorang mantanPanglima TNI (sebuah pelajaran).Mungkin ada juga yang berpikiranbahwa Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina) juga dari eksternalPD atau bukan loyalis SBY. Secara formal, memang. Namun, jika dicermati,selama ini dia sudah beberapa kalidipercaya Presiden SBY menanganimasalah, terakhir tentang bocornyaSprindik KPK atas tersangka AnasUrbaningrum yang ‘menyimpulkan’tidak ada keterlibatan pihak istana.Lagi pula, bagi beberapa orang yangcukup mengenal, banyak persamaanPresiden SBY dengan Anies Baswedan.Di antaranya sama-sama berpengetahuan luas (cendekiawan) dan kayawacana (retorika) serta memiliki pertimbangan matang (sangat hati-hati)dalam setiap mengambil keputusanuntuk menghindari risiko.Maka, sangat wajar jika Anies Baswedan beserta beberapa nama dari internal PD dan para menteri (loyalis SBY)itu berkompetisi dalam konvensi tersebut. Bahkan sesungguhnya demikianlah idealnya sebuah partai mempersiapkan pemimpinnya.Sebaliknya, sangat wajar pula jika Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) sejak awal mengatakan bahwa dia kader PDIP.Sama halnya dengan Jusuf Kalla (mantan Wapres) sebagai kader dan mantanKetua Umum Golkar merasa tidak etisikut konvensi PD. Juga Rustriningsih,mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah,menyatakan dia masih kader PDIP.Begitu pula, Mahfud Md, mantan Ketua Mahkamah Konstitusiyang berlatar kader PKB, yang ditengah ambisinya menjadi presiden masih bisa berpikir jernihdan realistis atas dua hal (pertanyaannya yang tidak jelas terjawab): Pertama, mengenai hakdan kewajiban peserta konvensiterutama setelah pemenangnyaditetapkan, serta hasil pemilu legislatif selesai. Selama ini, Mahfud hanya mendengar penjelasan dan jaminan lisan, tanpa jaminan tertulis. “Sementara AD/ART Partai Demokrat menentukan mekanisme yang berbeda dengan berbagai penjelasan dan jaminanlisan tersebut,” kata Mahfud. MajelisTinggi PD-lah yang berhak menetapkan Capres, bukan Komite Konvensi.Kedua, Mahfud tidak mendapatkandukungan dan restu dari para kiai dansahabatnya, kendati sebagian ada yangmendukung.Dengan alasan berbeda, DirekturUtama Lion Air Rusdi Kirana jugamemutuskan tidak mengikuti konvensi. Rusdi menyampaikan langsung keputusannya kepada komite konvensi.Dengan bahasa yang diperhalus, Rusdimengaku menunda keikutsertaannyapada konvensi lantaran ingin fokuskepada bisnis penerbangannya.Sementara, Isran Noor, Bupati KutaiTimur yang sebelumnya diminta ikutkonvensi, namun tidak terjadwal dalam tahap Pra-Konvensi, tanpa alasanyang jelas. Dia pun mempertanyakannya, seraya membeberkan bahwasebelumnya dia diminta para elit PD.Namun, yang jelas, langkah konvensiini adalah cara cerdas untuk merekrutpara tokoh menjadi anggota PD sekaligus cara terakhir (setelah BLSM) untukmenaikkan elektabilitas Partai Demokrat. Semoga melahirkan pemimpinyang jadi penerus Presiden SBY. BERINDO | CH. ROBIN SIMANULLANGSKomite Konvensi Capres Demokrat