Page 11 - Majalah Berita Indonesia Edisi 90
P. 11
BERITAINDONESIA, September 2013 11YBERITA UTAMAtak memercayai sepenuhnya hasilsurvei yang menempatkan partaiIslam terpuruk. Walaupun di sisilain, dia tak memungkiri, partaiberbasis Islam tetap harus introspeksi dan membersihkan diri.Dradjad melihat standar kualitasdan kontrol kualitas survei politikdi Indonesia masih jauh dari memuaskan. “Survei juga sering mengikutikemauan politik si pemesan. Jadiwajar jika saya sulit percaya 100persen terhadap survei tersebut,”katanya. Namun demikian, menurutDradjad, konyol juga kalau partaiIslam mengabaikan hasil surveitersebut. Dia sendiri sebagai salahsalah satu pimpinan PAN, cenderung menjadikan survei tersebutsebagai bahan introspeksi.Sementara itu, Wakil SekretarisJenderal DPP Partai Bulan Bintang(PBB) Endang Rudiatin mengatakanpihaknya akan memilah dan memilih hasil jajak pendapat mengingatsemakin menjamurnya lembagasurvei beberapa tahun terakhir, terutama yang berafiliasi kepada parpol tertentu. Dia memandang susahuntuk menentukan mana lembagasurvei yang kredibel dengan yangtidak, mengingat di belakang mereka terkadang ada yang mendanaidemi tujuan tertentu.Maka PBB pun tidak menanggapiterlalu serius hasil lembaga surveiyang menempatkan partai-partaiIslam di luar posisi tiga besar.Endang justru berterima kasih kepada lembaga survei telah memberikan gambaran umum peta kekuatan12 parpol meski wilayah riset mereka terbilang kecil dan dianggapbelum mewakili seluruh Indonesia.“Hasil survei itu mendorong PBBbekerja keras dan lebih baik lagiuntuk memenangi pemilu,” kataEndang Rudiatin.Demikian pula Wakil Ketua UmumPPP Lukman Hakim Saifuddin ketikamenanggapi hasil survei LembagaSurvei Nasional (LSN), Selasa (16/7/2013), yang menunjukkan PartaiPersatuan Pembangunan (PPP) berada pada posisi ke-8 dengan 4,3persen suara. Dari dulu, kataLukman, PPP tidak terlalu pedulidengan hasil-hasil survei oleh siapapun melakukan dan apa hasilnya.Lukman beralasan, karena selamaini lembaga survei jarang menyebutan di luar semangat NKRI. Contohnya, kelompok terorbom ataupun jaringan NII (Negara Islam Indonesia).Ayah dari empat orang anak (Kartika Yudistira,Sherlita Nabila, Abdurrahman Sagara Prakasa danNadia Jesica Nurul Wardani) ini pun merisaukan timbulnya fenomena semakin merosotnya rasa nasionalisme di kalangan anak bangsa saat ini. Maka, dia memandang perlu upaya membangkitkan rasa nasionalisme dan kebangsaan khususnya di kalangan generasimuda Islam.Berulangkali dia menegaskan bahwa prinsip ajaranIslam di Indonesia sejalan dengan Pancasila, Undangundang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.Menurutnya, hal itulah sebagai dasar bagi seluruhrakyat dan umat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Sikap ini pula yang disosialisasikan Fraksi PPP MPR/DPR-RI dengan meluncurkan buku bertajuk: Islam,Nasionalisme dan Masa Depan Bangsa Indonesia.Buku yang menegaskan sikap PPP hanya berorientasipada keutuhan NKRI dalam menegakkan agendakeIslamannya.2]Itu pulalah sikap dan prinsip kepemimpinan Suryadharma Ali baik sebagai seorang politisi (kader PPP),maupun sebagai pejabat negara (publik) – MenteriAgama dan Menteri Negara Koperasi dan UKM. Diaseorang pemimpin yang Islamis (Islamis, bersifat Islam: pemimpin yang Islamis; Islami, bersifat keislaman: akhlak Islami.)3] dan berorientasi kebangsaan,sesuai nilai-nilai Pancasila, Undang-undang Dasar1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.Dalam pidato pembukaan Muktamar VII PartaiPersatuan Pembangunan di Sasana Budaya Ganesha,Bandung, Minggu (3/7/2011), SDA menegaskan,muktamar kali ini sebagai momentum menjadikankembali partai berlambang Ka’bah ini sebagai rumahbesar umat Islam yang menjunjung tinggi toleransidan kesantunan bertindak tanpa harus kehilanganketegasan dalam bersikap.Dia kembali menegaskan komitmen kebangsaanPPP yang tidak mendikotomi antara Islam dan nasionalisme. “Dengan berdirinya PPP sebagai partai Islam secara konstitusional, pupus sudah keinginanumat Islam untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Sebab, melalui partai Islam, aspirasi keislamandijamin dapat disuarakan, bahkan diwujudkan dalamkoridor NKRI,” tegasnya.Selain itu, melalui PPP, Pancasila sebagai ideologibangsa juga semakin kuat dan kokoh karena umatIslam tidak lagi mempertentangkan antara Pancasiladan Islam. PPP berkeyakinan bahwa Pancasila telahmemberikan pijakan bagi umat Islam untuk melaksanakan ajaran Islam dengan aman, damai dan tenteram dalam bingkai NKRI. “Bagi kami, keluargabesar PPP, Pancasila dan NKRI adalah sudah final,”ujar Suryadharma Ali. 1 Drs. Suryadharma Ali, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Indonesia(PPP), saat memberikan sambutan pada Pelantikan Pengurus DPW PPP Jawa Barat di GedungSasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jalan Tamansari Kota Bandung, Minggu, 15 Mei 2011 sore. 2 Irgan Chairul Mahfiz, Ketua FPPP MPR yang juga Sekjen DPP PPP dalam diskusi peluncuran buku‘Islam, Nasionalisme, dan Masa Depan Bangsa Indonesia di Gedung Nusantara IV, KompleksDPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2011). 3 Islamis, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Edisi Keempat, Depdiknas, 2008, hlm 549.Waketum PPP Lukman Hakim Saifuddin