Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 90
P. 63
BERITAINDONESIA, September 2013 63YBERITA BUDAYASalah satu bentuk kepercayaan terhadaphal yang berbau magis tersebut adalah terhadap benda pusaka yang berupa kerisatau jenis tosan aji dan ada kalanyamelakukan ritual Pethik Laut atau RokatTasse (sama dengan larung sesaji).Kondisi geografis dan topografis masyarakat Madura kebanyakan hidup di daerah pesisir, sehingga mayoritas pendudukMadura memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Namun banyak juga yang merantau. Ini diakibatkan karena tanah Madura sendiri tidak subur untuk dijadikanlahan pertanian, sehingga memaksa mereka untuk merantau ke daerah-daerahlain untuk penghidupan yang lebih baik.Untuk bahasa, masyarakat Maduramemiliki bahasa daerahnya sendiri yangmayoritas digunakan oleh suku asli Madura. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasadalam bentuk sistem hirarki berbahasa.Bahasa Madura juga mempunyai dialekdialek yang tersebar di seluruh wilayahMadura seperti dialek Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep dan Kangean.Dialek yang dijadikan acuan standarBahasa Madura adalah dialek Sumenep,karena Sumenep di masa lalu merupakanpusat kerajaan dan kebudayaan Madura.Madura memiliki banyak kebudayaanyang masing-masing memiliki unsur yangsangat bernilai. Misalnya, kerapan sapiyaitu perlombaan memacu sapi yang biasanya diikuti oleh para petani. Tujuannyauntuk memberikan motivasi kepada petani agar tetap semangat untuk bekerjadan dapat meningkatkan produksi ternaksapinya.Dalam masyarakat Madura, sapi jantanmemang menduduki tempat pentingdalam kehidupan mereka. Hewan inimempunyai tujuan-tujuan yang dipentingkan manusia, baik yang bersifatpraktis maupun spiritual. Aduan sapisejak lama menjadi cermin dan ekspresimasyarakat pendukungnya. Yang ditampilkan dan dialami di arena aduan adalahperjuangan hidup, pertempuran meraihstatus yang lebih tinggi dan pembelaankehormatan pribadi.Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen.Para pemusik seronen ini bertugas sebagai alat penyemangat peserta lomba dansapi-sapinya sebelum kerapan dimulai.Kesenian ini diperkenalkan pada abadke-15 (1561 M) pada masa pemerintahanPangeran Katandur di daerah KeratinSumenep. Seiring dengan berjalannyawaktu, kerapan sapi ini banyak disalahgunakan sehingga lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.Budaya Madura juga memiliki taritarian yang diiringi dengan nyanyian danmusik tradisionalnya. Misalnya tembangmacapat yaitu nyanyian dalam kebudayaan Madura yang pada awalnya hanyadipakai sebagai media untuk memuji Allah sebelum dilaksanakan shalat wajib.Dalam perkembangannya, tembang inidipakai untuk mengajak masyarakat Madura mencintai ilmu pengetahuan danmembenahi kerusakan moral dan budipekerti, mencari hakekat kebenaran sertamembentuk manusia berkepribadian danberbudaya. Syair tembang macapat merupakan manifestasi hubungan manusiadengan alam, serta ketergantungan manusia kepada Tuhan.Sedangkan musik saronen merupakanperpaduan dari beberapa alat musik,tetapi yang paling dominan adalah alatmusik tiup berupa kerucut yang disebutsaronen. Jika di Madura diadakan sebuahkesenian, musik saronen inilah yangmengiringinya.Tarian Sholawat Badar atau rampakjidor merupakan tarian yang menggambarkan karakter orang Madura yangsangat religius. Seluruh gerak dan alunanirama nyanyian yang mengiringi tari inimengungkapkan sikap dan ekspresisebuah puji-pujian, doa dan zikir kepadaAllah SWT.Ada pula tari Muang dan tari Duplang.Tari Muang adalah seni tradisional yangmasih ada sampai sekarang. Saat ini, tariMuang sering dipertunjukkan untuk menyambut para wisatawan yang datang keMadura. Gerakan tari tradisional ini menampilkan kata-kata yang tertera dalamAl-Qur'an seperti Allah dan Muhammad.Berbeda dengan tari Muang, tari Duplang merupakan tarian yang unik danlangka. Unik karena tarian ini merupakansebuah penggambaran prosesi kehidupanseorang wanita desa yang bekerja sebagaipetani. Tarian ini diciptakan oleh seorangpenari keraton bernama Nyi Raisa. TarianDuplang memiliki kesulitan tingkat tinggisehingga pada zaman sekarang tarian inipunah karena gerakannya yang susahuntuk diingat dan peminatnya pun kurang.Pakaian adat masyarakat Madura untuk pria sangat identik dengan motif garishorizontal yang biasanya berwarna merah-putih dan memakai ikat kepala.Sebagai pelengkapnya, mereka membawasenjata tradisional berupa celurit. Danuntuk wanita, biasanya hanya menggunakan bawahan kain batik khas Maduradan mengenakan kebaya yang praktis.Celurit ialah senjata tradisional milikmasyarakat Madura. Rakyat kecil memperlakukan celurit sebagai senjata yangtak terlepas dari kehidupan sehari-hari.Tak mengherankan, bila pusat kerajinansenjata tajam itu banyak bertebaran dipulau Madura. Celurit dibuat di desaPeterongan, kecamatan Galis, kabupatenBangkalan. Di sana sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnyasebagai pandai besi pembuat arit dancelurit dan keahlian mereka adalahwarisan turun temurun.Tak hanya memproduksi celurit, masyarakat Madura juga memproduksi batik. Pusat pembuatan batik berada didaerah Bangkalan yang merupakan ujungBarat Madura, sampai di pasar Sumenep.Batik Madura seakan identik dengan satutempat istimewa, yaitu Tanjung Bumi,yang berada di Bangkalan Utara, di sisiselatan pulau Madura.Cara hidup masyarakat Madura punada berbagai macam, ada yang merantauagar dapat menaikkan penghasilan mereka, ada pula yang masih di daerahnyauntuk melakukan ternak sapi. Yangtinggal di daerah pesisir, bekerja sebagainelayan dan pembuat garam tradisional,ada pula yang membuat usaha di rumahseperti usaha batik tulis Madura, kerajinan celurit dan keris.Sedangkan rumah adat Madura memiliki halaman yang panjang atau yang terkenal dengan sebutan Tanian Lanjang yangberarti bukti kekerabatan masyarakatMadura. Rumah adat ini hanya memilikisatu pintu di depan agar pemilik rumah,dapat mengontrol aktifitas keluar masukkeluarga. Pintu ini dihiasi ukiran-ukiranasli Madura, dengan warna hijau danmerah, lambang kesetiaan dan perjuangan. dgr, red Pakaian adat Madura (atas), alat musik tiupsaronen (bawah)