Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 37
BERITAINDONESIA, Desember 2014 37L ENTERADEMOKRASI, TOLERANSI DAN PERDAMAIANL ENTERADI ‘KONSISTORI’:SYAYKH PANJIGUMILANGMENJELASKANKHUTBAHNYA :“Karenaimperialisme,Rakyat Indonesialupa dan tidaksadar bahwadirinya bisamenjadi besar,juga lupa bahwakemundurannyakarena terlalulama pengaruhimperialisme.”juga Prancis, dan Italia dan lain-lain.Sehingga imperialisme di Indonesia kiniadalah imperialisme internasional dankapitalisme modern multinasional.Indonesia saat itu tidak lagi hanya menjadi tempat pengambilan barang biasaseperti yang dilakukan imperialisme tuaseperti rempah dan hasil hutan lainnya,namun juga menjadi pasar penjualan produkasing. Juga menjadi tempat penanamanmodal asing yang di negeri asing sendirisudah kehabisan tempat.Akibat/Kerusakan Negatif Lahir BathinKerusakan dan kehancuran akibat imperialisme tidak saja kerusakan lahir. Kerusakan bathin pun terjadi dimana-mana,sistem imperialisme yang butuh kepadakaum buruh itu sudah memutar semangatkita, menjadi semangat buruh yang hanyasenang jikalau bisa menghamba. Rakyat Indonesia yang sedia kalanya terkenal sebagairakyat yang gagah berani, yang tak gampangtunduk menyerah, yang perahu-perahunyamelintasi lautan dan samudra sampai keIndia, Tiongkok, Madagaskar, dan Persia,Rakyat Indonesia kini menjadi Rakyat yangterkenal sebagai “Rakyat yang paling lemahbudi di seluruh muka bumi” Rakyat Indonesia itu kini menjadi suatu rakyat hilangkepercayaannya pada diri sendiri, hilangkepribadiannya, hilang kegagahannya, hilang ketabahannya; “Semangat Harimau”yang pemberani pada zaman-zaman jauhsebelum imperialisme datang, semangat itumenjadi hilang, berubah menjadi “Semangat Kambing” yang lunak dan pengecut.Itupun belum bencana bathin yang paling besar. Menurut Bung Karno, bencanabathin yang paling besar ialah bahwa RakyatIndonesia percaya, bahwa ia adalah “Rakyat Kambing” yang selamanya harus dipimpin dan dituntun. Stelsel imperialismeseantero Indonesia selamanya mengampanyekan kepada Rakyat Indonesia bahwa maksud mereka bukanlah maksudmengeduk kekayaan Indonesia, tapi adalah“Maksud Suci” mendidik Rakyat Indonesiadari kebodohan ke arah kemajuan dankecerdasan, imperialisme bersemboyan“Kesopanan” dan “Keamanan Umum”.Karena imperialisme, Rakyat Indonesialupa dan tidak sadar bahwa dirinya bisamenjadi besar, juga lupa bahwa kemundurannya karena terlalu lama pengaruhimperialisme, juga kemunduran Rakyat Indonesia itu bukan karena kemunduransemula jadi, namun semuanya karenapengaruh besar imperialisme yang bercokol sangat-sangat lama di bumi Indonesiabayangkan kita Rakyat Indonesia “disahabati” imperialisme selama lebih dari 3 abad.Dengan segala perjuangan tanpa henti,kesabaran dan persatuan, Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 seperti yangtelah diuraikan terdahulu. mbiSYAYKH AL-ZAYTUN ABDUSSALAM RASYIDI PANJIGUMILANG, Khutbah Idul Fithri 1435 H/2014 M di KampusAl-Zaytun pada tarikh 01 Syawwal 1435 H / 28 Juli 2014 M