Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 5
BERITAINDONESIA, Desember 2014 5YVISI BERITAPolitik Adu Kuat KonstruktifSetelah rasionalitas politikmulai konstruktif,kita berharap danoptimis, adu kuatKMP denganKoalisi IndonesiaHebat (KIH) atauadu kuat parlemen denganeksekutif justruakan berdampakpositif bagiperkembangandemokrasi yangberorientasi padakesejahteraanrakyat dan kejayaan bangsa dannegara.CH. ROBIN SIMANULLANGemokrasi Indonesia memasuki babakbaru. Jika pada awal reformasi(1999) Presiden Abdurrahman Wahid menyebut politikus Senayanseperti taman kanak-kanak, kinitampaknya dari segi umur (15 tahun) seyogyanya sudah mulai memasuki akil balik (pubertas). Kendati sebagian orang dan pengamatmenyebut kelakuan masih ternyata belumberanjak dari taman kanak-kanak. Umursudah akil-balik tapi kelakuan belum beranjak remaja.Namun dalam kesempatanini kita lebih memandang sisipositif dinamika politik adukuat dua kelompok koalisi partai politik yang terpolarisasisejak proses Pilpres 2014 lalu.Pilpres kali ini, menampilkandua pasangan Capres-Cawapres, baru pertama kali terjadi. Sehingga nuansa persaingan head to head sangatterasa kuat. Persaingan itu berlanjut setelahPilpres dimenangkan pasangan Jokowi-JK.Diawali respon kekalahan Prabowo-Hattayang tidak segera berkenan mengucapkanselamat kepada Presiden terpilih. Kemudiandilanjutkan deklarasi partai pendukungPrabowo-Hatta, dengan menandatanganikoalisi permanen yang mereka sebut KoalisiMerah Putih (KMP).Koalisi pimpinan Prabowo ini memilikikekuatan mayoritas (62%) di parlemen.Mereka telah mengawali genderang kekuatandengan terlebih dahulu mengubah UU MD3(MPR, DPR, DPD dan DPRD) yang memuluskanlangkah KMP untuk menguasai parlemen.Disusul mengubah Pilkada langsung menjaditidak langsung (lewat perwakilan DPRD)dengan target akan menguasai pemilihangubernur, bupati dan walikota.Dalam pemilihan pimpinan DPR, sudahterbukti UU MD3 berbuah dominasi KMP.Pimpinan MPR pun telah mereka kuasaidengan cara yang lebih fair dan demokratis.Kekuatan KMP yang sedemikian di parlementelah dimaknai berbagai pihak sebagai sebuahancaman bagi kelangsungan pemerintahanJokowi-JK lima tahun ke depan. Bahkansempat beredar isu, KMP akan menjegalpelantikan Presiden Terpilih Jokowi-JK.Namun, syukur hal ini segera diluruskanKetua MPR yang baru Zulkifli Hasan: Tidakada niat KMP menghambat pelantikan Jokowi. Bahkan kekuatiran tersebut sontak sirna,setelah Jokowi menemui Prabowo di rumahD peninggalan Soemitro Djojohadikusumo (17/10/2014). Prabowo dengan sikap negarawanmenyambut Jokowi dan mengucapkan selamat. Sebelumnya, Jokowi sudah lebih dulumenemui Ketua Umum Golkar ARB. BahkanPrabowo dan pimpinan partai KMP lainnyamenghadiri pelantikan presiden terpilih.Kendati dalam pertemuan Prabowo-Jokowidan ARB-Jokowi, masing-masing menyatakan tetap berada di luar pemerintahansebagai partai penyeimbang,tetapi pertemuan itu telahmencairkan ketegangan danmengantarkan politik Indonesiamemasuki fase lebih dewasa.Baik Prabowo maupun ARBsama-sama menegaskan bahwaKMP tidak akan menghambatprogram Jokowi-JK, apalagiuntuk menjatuhkannya.Semua nafsu kekuasaan dankekuatiran yang berlebihan sebelumnya, berubah lebih dewasa. Suasana politik yang sempat terasa panastelah melampaui masa puncak (klimaks)beberapa hari sebelum pelantikan Presidendan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober2014. Setelah itu, suhu politik menurun.Rasionalitas politik mulai lebih dominandaripada emosi dan birahi politik.Setelah rasionalitas politik mulai konstruktif, kita berharap dan optimis, adu kuat KMPdengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau adukuat parlemen dengan eksekutif justru akanberdampak positif bagi perkembangan demokrasi yang berorientasi pada kesejahteraanrakyat dan kejayaan bangsa dan negara.Akan terjadi check and balance, adu kuatkonstruktif, antar lembaga, terutama antarparlemen dengan pemerintah (eksekutif)dengan kekuatan (kekuasaan atau fungsi)masing-masing.Memang, hal seperti ini belum terbiasa diIndonesia. Sehingga tidak heran bila terjadigesekan-gesekan, hasrat dan/atau kekuatiran. Tetapi hal ini, kita harapkan justruakan lebih memberi (berbuah) kemajuan(pendewasaan) demokrasi di Indonesia.Dalam lima tahun ke depan, kita berharapakan menyaksikan adu kuat, bagaimanaparlemen melaksanakan fungsi legislasi,anggaran dan pengawasannya dan bagaimana pemerintah menjalankan roda pemerintahan yang keduanya (legislatif daneksekutif) bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat serta kejayaan bagi bangsadan negara.