Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 8
isi Indonesia sebagai negara maritim itu tercermin kuat ketika Jokowimemilih berpidato di ataskapal phinisi di Pelabuhan SundaKelapa, Jakarta Utara, Selasa (22/7/2014) malam, setelah KPU menetapkan Joko Widodo dan Jusuf Kallasebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019.Indonesia sudah lama terlenamembelakangi laut dengan berorientasi ke darat dengan menyebutdiri sebagai negara agraris sertamembanggakan sistem pertahanandan keamanan rakyat semesta (gerilya di hutan-hutan). Jokowi berkomitmen untuk mengubah carapandang itu dengan menjadikanlautan sebagai beranda.Tampaknya Jokowi ingin mewujudkan seruan Presiden Pertama RISoekarno saat berpidato pada tahun 1953: “Usahakanlah agar kitamenjadi bangsa pelaut kembali. Ya,bangsa pelaut dalam arti seluasluasnya. Bukan sekadar menjadiIndonesia Poros Maritim DuniaPresiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kallaingin mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.Guna mewujudkan visi bangsa bahari itu, Jokowi menjelaskanlima komponen poros maritim tersebut.jongos-jongos di kapal, bukan.Tetapi bangsa pelaut dalam arti katacakrawala samudera. Bangsa pelautyang mempunyai armada niaga,bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yangkesibukannya di laut menandingiirama gelombang lautan itu sendiri.” Jokowi menyimpulkannya: Indonesia Poros Maritim Dunia.Secara geografis, Indonesia adalahnegara maritim. Namun dalam realitas kehidupan, Indonesia bukansebuah negara maritim karena sebagian besar kehidupan masyarakatkhususnya yang bermukim di limapulau terbesar (Sumatera, Jawa,Kalimantan, Sulawesi, dan Papua)sangat kurang tersentuh secaralangsung oleh berbagai proses kehidupan yang terjadi di lautan.Kini harapan baru muncul. Presiden Jokowi ingin mengembalikanIndonesia sebagai negara dan bangsa pelaut (maritim). Dalam berbagaikesempatan, Jokowi memaparkanvisinya untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia(world maritime fulcrum). Di antaranya, ketika berpidato dalam sidang pleno Konferensi TingkatTinggi Asia Timur di Myanmar International Convention Center, 13November 2014.Presiden Jokowi memaparkanlima komponen poros maritim tersebut, yakni budaya maritim, kedaulatan pangan di laut, infrastrukturyang berkaitan dengan konektivitasmaritim, diplomasi maritim, dankekuatan pertahanan maritim.Budaya maritim pada dasarnyamengembalikan kebesaran Indonesia sebagai bangsa maritim. Selamaini orientasi Indonesia adalah pertanian berbasis darat. Diubah menjadi berbasis maritim. Semboyan‘Jalesveva Jayamahe’ dikumandangkan.Perihal kedaulatan pangan dibidang maritim, Jokowi menjelaskan bahwa nelayan akan menjadipilar utama pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan disektor ini. Jumlah nelayan yangbanyak dan kapal-kapalnya yangberskala kecil dan menengah, akandikembangkan. Nanti, industrialisasi di bidang ini akan membuat Indonesia menjadi salah satu darilima negara dengan armada pelayaran dan perikanan terkuat.Sedangkan ihwal konektivitas maritim, Jokowi menjelaskan konseptol laut, pembangunan 25 pelabuhan laut serta prioritas pembangunan 7 pelabuhan laut dalam.Intinya, menjadikan Indonesia sebagai penghubung kawasan.Perihal diplomasi maritim, Jokowimendorong Konvensi PerserikatanBangsa-Bangsa tentang Hukum Laut(UNCLOS) menjadi dasar penyelesaian masalah-masalah maritim didunia, misalnya sengketa Laut CinaSelatan, atau delimitasi laut berdasarkan hukum laut internasional.Sedangkan tentang kekuatan pertahanan maritim, Jokowi mencanangkan Indonesia sebagai negarakepulauan bakal memiliki jumlahkapal patroli dan kapal perang yangsignifikan. mbi/bhsVPresiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla di atas kapal phinisi, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara8 BERITAINDONESIA, Desember 2014BERITA UTAMAZ