Page 11 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 11
BERITAINDONESIA, Desember 2014 11YBERITA UTAMAElohim et hashamayim ve’et ha’arets) itu bahasa nabi Musa. Mengapa bangsa ini menamakan diri tanahair? Kata Nabi Musa, Tuhan membuat dunia ini, ada dirgantaranya,ada pulau (darat) dan laut (maritim). Menurut Nabi Musa, kekuasaan Tuhan ada di maritim. Maritimitu adalah pusat kekuasaan sebuahnegara. Maka Nabi Musa membelahlaut menggiring semua pasukan,keluar dari Mesir. Menguasai lauttoh?” urai Syaykh.“Lalu, menurut Bani Ismail, yakniNabi Muhammad: Aku muliakananak Adam, artinya secara geografis, di darat dan maritim dimuliakan.Jadi Nabi Musa menguasai dirgantara, darat dan laut. Nabi Muhammad menjelaskan darat dan laut.Kemudian bangsa kita mengalamimetamorfosis mengatakan bertanah air satu tanah air Indonesia,berbangsa satu bangsa Indonesia,berbahasa satu bahasa Indonesia.Ini prinsip ketahanan nasional yanghari ini diperingati sebagai SumpahPemuda. Jadi siapa yang mempertahankan itu? Dan kapan itu akanterwujud? Tahun 2050.” Syaratnyaapa? Menurut Syaykh, mari kitabersatu.Menurut Syaykh, tanah air itumenurut teologi benar, dan duniamanapun tidak menggunakan itu.“Pantaslah dasar negara kita, pertama adalah Ketuhanan yang MahaEsa. Karena menamakan negaranyaadalah tanah air. Itu pun konsepilahiyah,” katanya.Tanda-tanda Al-Zaytun komit maritim, nama air minumnya saja‘Hammayim’. “Koq berbahasa Ibrani, mengapa tidak pakai bahasaArab? Kalau Surga itu hanya untukbahasa Arab, Nabi Musa tidak kebagian Surga. Maka jangan takut: Kitatidak bisa berbahasa Arab bisamasuk surga tidak? Nabi Musa tidakbisa bahasa Arab, tempatnya diSurga. Nabi Ibrahim bukan berbahasa Arab, tempatnya di Surga. NabiMuhammad berbahasa Arab, tempatnya di Surga.”Syaykh melanjutkan, Bahasa Indonesia adalah Ketahanan Nasional.“Maka bahasa Indonesia itu janganseperti bahasa sinetron. Saya laporan sama presiden. Semestinya, sayalapor kepada presiden. Ada lagi,“saya lapor dengan presiden”. Memang presiden itu palu dipakaidengan. Maka berbahasalah yangbaik supaya ketahanan nasional kitabagus. Tanah air adalah ajaran Ilahi”.Syaykh juga beberapa kali memaparkan bahwa Indonesia Raya adalah tanah yang mulia. “Kita harusbangga, kita disebut di dalam AlQur’an. Bahwa Ashabul Kahfi ada diIndonesia. Tidur 309 tahun ituadalah Indonesia. Dihitung dariberdirinya Batavia hingga 10 Oktober 1928. Batavia berdiri 1619,kesadaran keluar tahun 1928 terhitung 309 tahun. Ayat Ashabul kahfimenyatakan 300 tahun + 9 tahun =309 tahun,” kata Syaykh Panji Gumilang meyakinkan.Di mana Ashabul Kahfi? Syaykhberkeyakinan itu ada di Indonesiabukan di Oman seperti dikira orang.Bila disebut di Oman, menurutSyaykh, itu mengarang. “Karena diArab maka maunya Arab saja,” jelasnya.Menurutnya, Indonesia harustampil. Islam yang katanya dariArab, Arab itu bila dikumpulkandari Oman, Aljazair sampai Marokomasih sedikit, Indonesia jauh lebihbesar. Indonesia walau bukan menamakan Negara Islam, SyaykhPanji Gumilang menegaskan bahwaAshabul Kahfi ada di Indonesia,didukung data theologis.Bagaimana menghitungnya? Dihitung dari garis khatulistiwa, garisequator. Matahari terbit dari timur,di pulau Kiribati. Di tengahnyatempat Ashabul Kahfi, tiada lainadalah Indonesia tanah airku, tanahtumpah darahku, dan terbenam dibarat di Kepulauan Maladeva.“Fajwah” = gua besar, antara Kiribati (timur) dan Kepulauan Maladeva (barat). “Siapa yang maumengingkari? Siapa yang bisa menunjukkan bahwa itu salah? IbnuQolil yang menerjemahkan suratKahfi seperti itu, Indonesia. Yakin?Tidak yakin harus yakin,” tegasSyaykh Panji Gumilang. mbiTaati Presiden dan WapresDi tengah paparan tentang Penghayatan danPendalaman Hakekat Negara Bangsa Maritim demiTerwujudnya Ketahanan Nasional, Syaykh Al-ZaytunAS Panji Gumilang bertanya: “Kapan itu akan terwujud?” Dijawabnya sendiri: “Tahun 2050.”Syaratnya apa? Menurut Syaykh, mari kita bersatu.“Bersatu, samen bundeling, begitu kata Bung Karno.Ayo kita gabungkan seluruh kekuatan: “Mau?” Dijawabjamaah: “Mauuu.”Panji Gumilang kemudian mengajak seluruh jamaahberdiri! “Para calon samen bundeling berdiri semua.(Perihal Presiden dan Wakil Presiden terpilih). Janganpernah ngomong saya tidak pilih, itu bangsa “cecere”.Milih tidak milih, sekarang yang jadi adalah dua orang:satu Presiden dan satu Wakil Presiden. Bangsa Indonesia ini punya kebiasaan pandai memilih pemimpintapi tidak pandai menaatinya. Satu Muharram sayabertanya kepada saudara-saudara, Indonesia sudahpunya presiden baru, sanggupkah saudara menaati?”seru Syaykh Al-Zaytun dari atas podium.“Sangguuup!” jawab dua puluhan ribu jamaahbergemuruh.