Page 13 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 13
BERITAINDONESIA, Desember 2014 13YBERITA UTAMAyaykh Panji Gumilang menekankan membangun semestinya bermodal darirakyat. Jelaskan kepadarakyat: Negaramu punya programbesar, mau gak mendanai? InsyaAllah mau. Maka ayat yang dibacaitu adalah ayat Ibu Pertiwi, selanjutnya revolusi. Ayat pertama, Indonesia itu Ibu Pertiwi. Ibu kita. Masakibu kita sedang sengsara beginirakyatnya tidak mau memberi hutang (mendanai)?Berapa ratus juta penduduk Indonesia? Seratus juta saja, katakanlah,yang memberi Rp1 juta. Wah pastibilang enteng. Maka dengan itu saja,ratusan triliun tidak usah ngutang.Menurut Syaykh, jika membangundengan ngutang (luar negeri) makakita sekiblat dengan mereka. Pembangunan mengikuti mereka dengan gaya Amerika, Eropa, dan lainlain. Padahal, menurutnya, jangandisamakan. Karena di sana sudahbergerak, sementara di sini masihMembangun itu Harus BerdikariAlasan klasik, Indonesia tidak punya modal, makamengandalkan hutang luar negeri. Menurut Syaykh Al-ZaytunAS Panji Gumilang, mental ngutang ini yang harus dipotong.Membangun itu harus berdikari. Berani tidak?merangkak. Di sini tidak harus seperti mereka, harus berani “tunasatak bathi sanak” dan “seteng dadigenteng”, itu kata leluhur kita.Syaykh Panji Gumilang mengajakjamaah untuk memberi tahu kepadaPresiden, jangan berhutang kepadaluar negeri tapi berhutanglah kepada rakyat. Dia yakin rakyat pun akansenang. Sebab rakyat punya prinsip:“We may lose everything, justhonor.” “Kita boleh kehilangansegalanya, asal jangan kehilangankehormatan dan martabat.” Begitukata rakyat.Dengan nada tanya, Syaykh mengatakan, adakah sekarang ini suatu semboyan bangga, jika tidak adanegara asing yang mau menanammodal di Indonesia. “Semua sedihbila itu terjadi. Padahal modal asingitu adalah kapitalisme. Intinya adalah imperialisme,” jelasnya.Dia pun menguraikan kapan Indonesia menjadi ajang multinasional.Tahun 1905, tatkala politik etisdilaksanakan. Tatkala Belanda kekurangan modal, datanglah Amerika,Jepang, Italia, Prancis dan Portugis.Sampai Indonesia sudah merdekapun hanya Belanda yang bisa diusir,Amerika tidak bisa diusir seperti diRiau ada PT Caltex. Di Irian adaFreeport. Itu namanya Bajul (buaya) nyingkir, datang kadal menggigit. “Enakan ditelan buaya daripada kadal. Buaya menelan, kadalmenggigit sedikit demi sedikit, bikinsakit. Buaya menelan utuh, kadalhabis menggerogoti. Itulah kondisireal kita sampai saat ini dikuasai olehmodal asing dan tidak bisa bergerakmandiri. Mumpung di sini ada tenaga ahli (staf kepresidenan) walaupun sudah diganti maka sampaikanlah untuk kepentingan ketahanannasional supaya punya gaya danyang berdaya untuk maju,” urainya.Dalam pandangan Syaykh, sebelum ini kita sudah bebas dari imperialisme Belanda, tapi sekarang masihbelum bebas. Kini, cuma di sudutgedung putih, dunia bisa disetirkaum imperialis.Dia pun mengemukakan adanyamitos dalam bentuk lagu. “Sigromilir sang getek sinonggo bajul”. Dimanakah itu getek didorong buaya?“Pasti tidak di darat. Kalau di daratitu naik kereta api, tut tut tut siapamau ikut? Angkatan atau kekuatanlaut itu Sigromilir sang getek danMetamorfosis Bung KarnoSYAYKH AL-ZAYTUN: Menurut Bung Karno, artirevolusi adalah berubah dari itu menjadi lebihbaik daripada itu. Dilandasi ideologi nasionalyang progresif dan leadership yang kuat.Menurut Syaykh, semua itu bisa diterapkansaat ini. “Karena (Presiden) saat ini adalahmetamorfosis (titisan) dari Bung Karno.Usulkan kepada Pak Presiden. Programnyajangan banyak-banyak, hanya tiga saja yaitu“sandang-pangan, keamanan dan antikolonialisme, imperialisme dan kapitalisme”.SSyaykh Al-Zaytun Panji Gumilang