Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 12
12 BERITAINDONESIA, Desember 2014BERITA UTAMAZelemahan pembangunanIndonesia sejak reformasi1998 adalah tidak adanyalagi haluan pembangunannasional, rujukannya hanyalah nilai tambah ekonomi, dengan mengeksploitir hasil daratan dan ukurannya statistik. Kalau pemerintahansaat ini masuk maritim dan rujukannya nilai tambah ekonomi lagi,maka setelah daratnya hancurkrowok, laut dan pulaunya punakan hancur.Maka jangan lagi meningkatkanpembangunan nasional berdasarkan nilai tambah ekonomi yangdiukur dengan statistik (kuantita)semata. Kalau itu terus, akan samadengan hari kemarin, tidak berubah. Kemarin, Pak Harto dicaciHARI INI PembangunanSeperti Main LayanganHari ini pembangunan tanpa haluan dan seperti main layanglayang. Rakyat tepuk tangan. Mengapa? Karena layanglayangnya bisa melambung tinggi. Tapi yang memegangtalinya adalah teknokrat dari pusat. Membangun jalankampung saja rakyat tidak ikut. Maka rakyat tidak mendapatkan nilai tambah apapun karena yang diperlukan oleh visipembangunan hanyalah nilai tambah ekonomi (makroekonomi) berdasar statistik. Makro ekonomi seakan-akanbagus, tapi rakyat tetap belum sejahtera.maki, padahal Pak Harto satu-satunya pemimpin yang konsisten terhadap garis besar haluan pembangunan nasional seratus persen.Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang untuk kesekian kalinya mengemukakan hal itu dalam ‘orasi sastra’menyambut Tahun Baru Islam 1436Hijrah di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Kampus Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu 25 Oktober2014. Lebih lanjut Syaykh PanjiGumilang bertanya: “Bagaimanapembangunan ala Eropa dan Amerika diterapkan di Indonesia, gagaltoh?” Menurutnya, kalaulah tidakgagal, belum berhasil.Kemudian 1998 direformasi, PakHarto dicaci-maki. Tapi apa yangterjadi? Reformasi pun melanjutkangaya pembangunan dengan nilaitambah ekonomi saja. Ukurannyastatistik, stastistik itu kuantita. GNPnaik, itu namanya nilai tambah yanghanya berdasar kepada nilai tambahekonomi. Maka harus kita ubahorientasi pembangunan ke depan.Maka harus diubah bagaimana pembangunan nasional itu masuk kedalam nilai tambah manusia dankemanusiaan yang berkiprah kedalam manusia ekonomi, semuamanusia (semua rakyat), nilai tambah budaya.Mazhab harus diubah, mengapatidak berani mengubah mazhab?Kini sudah terjadi perubahan, tapiyang berubah bukan orientasi pembangunan. Sementara, reformasiIndonesia saat ini yang direformasiundang-undang dasar (UUD)-nya.Terasa tidak, negara kita ini punyahaluan? Apa programmu wahai presiden? Kalau bernegara itu haruspunya Garis Besar Haluan Negara(GBHN). Bagaimana kapal indukbisa berjalan dengan baik kalauhaluannya tidak ada. Ganti presiden, ganti juga kitab dan program.Sehingga untuk membentuk menterisaja harus menunggu, tidak sustainable.Sebagai contoh, beberapa bulan laluada yang datang ke Al-Zaytun mengadakan penelitian. Kemudian maustudi banding. Mereka mengatakanAl-Zaytun ini mubazir, karena tidakmenganut mazhab minimalis. Oh kitatidak mau, kalau Al-Zaytun minimalistidak jadi seperti sekarang.Dulu Presiden tidak punya program banyak, cuma tiga yaitu sandang-pangan, keamanan, antikolonial dan kapitalis. Program negaratertuang di dalam GBHN. Sekarang,apa negara kita punya programyang berkesinambungan? Tidak.Maka sangat diperlukan adanyaGBHN. Setuju? Tidak setuju jugatidak apa, tetapi negara perlu haluan(GBHN). mbiK