Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 17
BERITAINDONESIA, Desember 2014 17YBERITA UTAMAperbatasan, bagaimana menaikkanwibawa daya tawar serta peran kitadalam kancah global.Kenyataan dan kemegahan sejarah masa lalu telah dan sering kitaingkari. Bangsa ini seakan sengajamelupakan bahwa pengingkaran telah mengubur ingatan dan kenyataan berikutnya. Bahwa sejak Sriwijaya disusul Majapahit dan kemudian dalam waktu tidak terlalu lamatimbul dan berkembangnya berbagai metropolis dan kerajaan-kerajaan kota di sepanjang pesisir Nusantara, itu terjadi hanya karena penguasanya bersandarkan pada kekuatan maritim.Pelajaran pahit karena melupakansejarahnya sendiri itu telah membuahkan penderitaan dan kegetiran.Yaitu bangsa ini kemudian ditaklukkan dan dijajah oleh bangsa-bangsapendatang yang menjejakkan kakinya di persada pertiwi melaluilautan. Terjadilah apa yang kemudian terjadi. Penjajah menguras kekayaan kita dan menjadikan kita sebagai bangsa lemah, bangsa yangbodoh, Bung Karno menyebutkansebagai bangsa kuli, yang tak pernah lagi mengalami pencerahan.Bangsa ini pecah menjadi sukusuku kecil yang kemudian tenggelamdalam berbagai alam tahayul, penuh kekolotan, feodalisme, kesesatan cara berpikir berikut hilangnya perspektif geografis atas tanahairnya sendiri.Sedihnya, ingatan dan kesadaranyang mulai timbul bersama kemerdekaan yang berhasil kita raih, tidakjuga membuka mata hati para pemimpin kita. Berpuluh tahun kitatetap merasa nyaman dengan visiyang menyesatkan, dengan carapandang atau outlook palsu yaituwawasan agraris, wawasan mawaske dalam walaupun mengetahuipeluang kemajuan dan modernisasiakan jauh lebih mudah dicapaimelalui engagement, melalui pelibatan, bukan isolasi atau mengurung diri, tetapi keberanian dankesediaan untuk melibatkan diridengan arus dunia luar, outwardlooking dan itulah visi maritim yangsejatinya memang merupakan identitas diri dan fitrah bangsa Indonesia.Kemaritiman dan Kuasa Laut,sangat erat kaitannya dengan survivabilitas dan ketangguhan ekonomikita. Kemaritiman itu nadi kita,kemaritiman itu denyut jantungkita. Namun tentunya harus kitasadari bahwa Kuasa Laut itu bukanmerupakan atribut alam dari suatunegara. Suatu negara harus menetapkan dan memutuskan sendiripembangunan dan pengembangankekuatan lautnya. Dan bagi Indonesia itu adalah strategic imperativekarena dengan memiliki Kuasa Laut,kita akan lebih mampu membangunekonomi. Bersama itu pula akanterkuatkan Ketahanan Nasionalkita, prestise dan status internasional kita, daya saing kita, dayatangkal berikut harkat dan martabatkita sebagai bangsa.Kita semua harus meyakini visimaritim harus menjadi dasar darikerangka-acuan pembangunan Indonesia. Syukur Alhamdulillah setelah melalui perjalanan panjanglebih dari 10 tahun akhirnya kitamemiliki perangkat utama, perangkat yang paling pokok yaitu diterbitkan dan disahkannya Undangundang Kelautan pada 29 September 2014 lalu. Tentu Undang-undang ini kemudian hari dapat kitaterjemahkan menjadi berbagai kebijakan yang saling mendukung dansaling berkesesuaian, apakah itumenyangkut transportasi laut, infrastruktur kelautan, pertahanandan keamanan laut, eksplorasi daneksploitasi sumber daya kelautan,pariwisata, ekologi dan tata ruangberikut sektor-sektor ekonomi yanglain. Tidak sulit untuk mewujudkaninstrumen-instrumen ini karenakita mempunyai pedoman kuatseperti Deklarasi Juanda 1957 danjuga UNCLOS 1982 serta keberadaan konsep Wawasan Nusantara.Memang kesemuanya tidak dapatdilaksanakan dengan seketika. Harus dilakukan secara bertahap,tetapi tiap tahapan yang berlangsung harus cepat dan jelas. Yangterpenting adalah konsistensi dalammewujudkannya. Untuk itu perlupengawalan dan dorongan secaraterus menerus. Dan marilah kitasemua jangan pernah lelah untukmemungsikan diri pada posisi itu.Marilah kita yakinkan terus dirikita bahwa kemaritiman sebagai visidan sebagai kerangka-acuan pastiberkesesuaian dengan natur, ruanghidup, ruang juang dan kondisi alamfisik negara Indonesia saat ini dandi masa mendatang. Karenanya,kemaritiman sebagai kondisi obyektif juga menuntut adanya penanganan langsung dan berkelanjutanoleh segenap warga bangsa. Partisipasi seluruh anak bangsa untukbersama-sama mewujudkan visibesar kebangsaan kita itu tentunyasangat diperlukan, keikut-sertaansecara aktif menjadi prasyaratuntuk bagaimana kita membangunIndonesia Raya seutuhnya, untukmembangun Indonesia sebagai negara Maritim yang jaya. mbiDuapuluhan ribu jemaah mengikuti orasi para pembicara menyambut Tahun Baru Islam1436 H di Kampus Al-Zaytun