Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 96
P. 14


                                    14 BERITAINDONESIA, Edisi 96BERITA UTAMA14menjadi isu. Bagaimana isu beras, isu garam, isu gula di tahun ini juga.Persatuan diharapkan dari masyarakat. Namun ternyata, yang yang susah bersatu itu ada pada lembaga pemerintah. Antara kementerian yang memproduksi pangan dengan kementerian yang mendagangkan pangan, bertabrakan. Suatu ketika, BUMN yang berurusan dengan pangan distop oleh kementerian perdagangan. Sesuatu yang tidak mencitrakan persatuan di dalam kabinet pemerintahan. Padahal semestinya bisa diselesaikan dengan baik. Yang rugi rakyat, yang bersatu untuk menjadi petani.Penanganan yang serba sementara, serba gampang. Kalau tidak cukup pangan, impor. Inilah satu penanganan yang akan terus menyebabkan bangsa Indonesia dalam menangani perekonomiannya menjadi negara yang tetap negara miskin, negara tidak maju dan negara yang masih berkutat di dalam ketahanan-ketahanan yang sifatnya dasar.Mengapa kita tidak memilih (mencontoh) bangsa yang punya loncatan jauh, yang berpenduduk besar, yang bila kekurangan pangan tidak impor. Pemerintahnya telah memberikan satu suggestion, memberikan satu reward bahwa petani yang mampu memproduksi bahan-bahan yang diimpor oleh negara, maka petani itu mendapatkan insentif yang luar biasa, penghormatan yang luar biasa berupa harga yang ditingkatkan kepada petani dan disubsidi kepada rakyat. Ini sudah terjadi di negeri China.Menurut Syaykh Panji Gumilang, Indonesia sudah jelas fokusnya adalah beras, garam, dan gula. Semua nya bisa surplus. Penelitian Al-Zaytun menyatakan: Per kapita Al-Zaytun lahannya adalah 0,3 hektar. Kalau dibentuk dapat sawah, 0,1 hektar. Penduduk yang hidup dan makan di kampus Al-Zaytun ini lebih dari 10.000. Betul kita pernah masih memasukkan beras, tapi itu tidak terlalu lama. Belakangan kita sudah surplus. Surplus artinya apa yang diperlukan oleh internal kampus cukup, kemudian ada lebih. “Mengapa Indonesia tidak begitu?” tanya Syaykh. Padahal, menurutnya, petani Indonesia adalah petani yang mampu untuk diarahkan, untuk dibimbing dan untuk berkreasi 
                                
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18