Page 53 - Majalah Berita Indonesia Edisi 98
P. 53


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 98 53BERITA OLAHRAGA  Senang BerantemanSejak kecil Sugianto senang bermain tendang-tendangan atau berantem-beranteman dengan teman-temannya, meniru adegan yang ditontonnya di fi lm-fi lm laga. Lalu, saat kelas 4 SD, salah satu temannya mengajak Sugianto ikut latihan pencak silat. “Awalnya waktu SD kelas 4, saya diajak teman. Karena setiap jam istirahat sekolah, namanya laki-laki, lihat fi lm action, terus kita pura-pura berlaga action, tendang-tendangan atau berantem-beranteman,” ungkap Sugianto.Sugianto mengungkapkan kesukaannya akan beladiri tidak terlepas dari kegemarannya menonton fi lm-fi lm laga. Dia pun kerap kali memeragakan adegan-adegan dalam fi lm yang ditontonnya. “Waktu itu saya suka nonton fi lm action Jacky Chan dan Jet Li. Sama fi lm action Indonesia, Wiro Sableng dan Si Buta Dari Goa Hantu,” lanjutnya. Dia pun akhirnya ikut latihan. “Awalnya tidak ada kepikiran jadi atlet. Cuma hobi saja suka beladiri. Jadi cuma karena ingin olahraga atau naik tingkat,” ungkap Sugianto. Sempat mengurangi jadwal latihan karena sibuk dengan persiapan EBTANAS, juga sempat terkena penyakit tifus. Lalu saat memasuki SMA Bunda Kandung, Jakarta, dia pun mulai serius menekuni latihan dan bahkan mulai berpikir me rintis karier di dunia silat. Pilihannya tersebut sempat ditentang orangtua. Sebab ia pernah terserang penyakit tifus yang dianggap bisa berbahaya untuk kondisi fi siknya. Namun, Sugianto tetap teguh dan berusaha membuktikan bahwa pilihannya tidak salah.Kebetulan olahraga asli Indonesia ini masuk dalam salah satu ekstra kurikuler yang ada di sekolahnya. Bahkan awalnya dia turun di beberapa kejuaraan nomor tanding. Tapi tivasi. Melihat teman-teman saya mendapatkan medali emas dan saya sudah memegang medali mereka, saya juga ingin memegang medali saya sendiri dan alhamdullilah tercapai,” ujar Sugianto.Pesilat asal DKI Jakarta itu mengatakan mempersembahkan medali emas tersebut untuk keluarga dan masyarakat Indonesia. “Saya mempersembahkan medali emas ini kepada keluarga, anak pertama saya Muhammad Faiz Arrahman, istri, orang tua, mertua, kakak, dan seluruh rakyat Indonesia,” kata Sugianto. Dia pun berharap melalui olahraga pencak silat, Indonesia bersatu sehingga dengan begitu Indonesia dapat dipandang seluruh dunia.Keberhasilannya meraih emas juga membuatnya akan menerima bonus sebesar Rp 1,5 miliar dari pemerintah. Ketika ditanya akan digunakan untuk apa bonus tersebut, Sugianto spontan menjawab sebagian untuk kegiatan sosial. Sugianto menyebut akan menyumbangkan 30-50 persen dari bonusnya untuk kegiatan sosial. Di antaranya untuk menyumbang pembangungan masjid terbesar di dunia yakni Masjid Rahmatan Lil’Alamin di Al-Zaytun, Indramayu. Karena ia ingin agar Indonesia dengan penduduk muslim terbanyak di dunia dapat memiliki ikon peradaban, yakni sebuah masjid yang sangat besar, masjid terbesar mungkin sedunia, yang dia yakini akan menjadi monumen dan ikon peradaban Indonesia yang diberi nama Masjid Rahmatan Lil’Alamin. Nadzar Sugianto untuk menyumbangkan sebagian bonusnya tersebut berawal dari wisata rohani ke Al-Zaytun. Dia pun melihat pembangunan masjid besar tersebut. “Lagi pembangunan dan sudah tinggal 3-4 tahun lagi fi nishing. Kebetulan pernah wisata rohani sama teman dan sama pengajian rumah. Wisata rohani ke sana dan saya lihat masjidnya besar sekali. Dan tidak ada duanya, lantainya 7, luas sekali,” papar Sugianto.Sugianto mewujudkan nadzarnya menyumbangkan (shodaqoh) sebagian dari bonusnya untuk pembangunan Masjid Rahmatan Lil’Alamin, Ma’had Al-Zaytun, Indramayu tersebut pada acara perayaan 1 Syuro 1440 H (11 September 2018) di Al-Zaytun. Sugianto menghadiri acara tersebut bahkan oleh panitia didaulat untuk memperagakan pencak silat seni perorangan di hadapan puluhan ribu hadirin yang memeriahkan perayaan 1 Syuro 1440 H tersebut. Dia pun menerima ucapan selamat dan sempat berfoto dengan Syakh Al-Zaytun AS Panji Gumilang dalam acara ramah-tamah di Masyikhoh Al-Zaytun.RMLA: Masjid Rahmatan Lil’Alamin, Al-Zaytun yang diyakini Pesilat Sugianto, peraih emas Asian Games 2018, akan menjadi ikon peradaban IndonesiaEMAS: Pesilat Sugianto saat beraksi di Asian Games 2018 hingga meraih medali emas
                                
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57