Page 23 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 42
P. 23


                                    RAHIM REFORMASI SMegawati Soekarnoputri STokohINDONESIA.COM S 23dengannya terutama pemerintah.Dia melakukan konfrensi pers. Saatitu, dia mengeluarkan pernyataanpolitik yang menegaskan bahwasecara de facto kongres telah memilihnya menjadi Ketua Umum PDIperiode 1993-1998. Kemudiansecara de jure akan ditetapkandalam suatu Munas atau sejenisnyadi Jakarta dalam waktu dekat.Kepada semua peserta kongres danpara simpatisan dihimbau untukpulang ke tempat masing-masingdalam suasana damai, tertib dantenteram.Pemerintah dan para lawan politiknya terperangah, tak mendugapernyataan politik yang demikianpenting dan brilian itu. Tidak adalagi alasan merekayasa sesuatuuntuk dijadikan kambing hitamkerusuhan akibat ricuh dan molornya jadwal kongres itu. Itulah genderang perlawanan terbuka dariMegawati. Genderang itu tidakhanya disambut oleh kader dansimpatisan PDI Mega, tetapi disambut berbagai lapisan, lintas agama,lintas golongan dan lintas partai(termasuk kader Golkar yang progresif dan ingin menegakkan demokrasi secara sungguh-sungguh).Kemudian, Munas PDI di Jakartatahun 1994 pun terselenggara danmengukuhkan (de jure) Megawatisebagai Ketua Umum PDI 1993-1998. Pemerintah yang dipimpinseorang jenderal dan ketika itumenggunakan Golkar sebagai alatpolitik (perpanjangan tangan militerdi arena politik) dan terkenal demikian ‘lihai’ membentengi kekuasaannya dengan berbagai cara, tampakmerasa kecolongan.Presiden Soeharto jelas tidakmenyukai Megawati menjadi KetuaUmum PDI. Sama seperti Soerjadiyang sebelumnya telah digulingkankarena dianggap telah terlalu lantang berbicara. Tetapi, ironisnya,tanpa diduga, upaya menyingkirkanSoerjadi itu, ternyata telah membuka jalan bagi Megawati untuk naikke tampuk pimpinan PDI.2 Sementara, Budi Hardjono, yang diunggulkan pemerintah ternyata sangatkurang mendapat dukungan pesertakongres. Bahkan terlalu lemahuntuk menandingi Megawati.Sehingga, sejak itu, kepengurusanPartai Demokrasi Indonesia (PDI),telah mulai terlepas dari kendali2 Robert Hefner, Civil Islam: Muslim and Democratization inIndonesia, Princeton University Press, 2000, hlm. 180-181.
                                
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27