Page 25 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 42
P. 25


                                    RAHIM REFORMASI SMegawati Soekarnoputri STokohINDONESIA.COM S 25pemerintah. Lalu muncul analisakepentingan politik penguasa untuktidak mengakui dan memaksamundur Megawati dari kursi KetuaUmum PDI.Sebagaimana juga dipaparkanGreg Barton, dosen senior padaFakultas Seni Deakin University,Geelong, Victoria, Australia, selamatiga tahun sejak 1993, Soehartomencoba melemahkan Megawatidengan menggunakan sejumlahkaum oportunis, para perwiramiliter pro Habibie, dan unsurunsur ICMI untuk merekayasapertentangan dalam PDI, sedangkandari luar, digunakanlah fitnah danintimidasi.3Hal ini terlihat juga dari sikapMendagri Jenderal (Purn) Yogie SMemet selaku pembina politikdalam negeri kala itu, yang tidakbersedia melantik Megawati. Sementara, dalam internal PDI punterjadi konflik kepentingan. Terutama dari kelompok yang loyalkepada pemerintah (mendapatpengakuan dan dukungan daripemerintah) mendorong supayasegera diselenggarakan kongres.Mereka beralasan, sesuai klausulanggaran dasar PDI bahwa enambulan setelah Munas (1994), kongres harus diselenggarakan.Sementara itu, pemerintah pusatdan elit politik Golongan Karya(Golkar) waktu itu, tampak mulaigerah dan kuatir, jangan-jangan PDIdi bawah Megawati akan semakindibatalkan karena Mega masih dianggap terikatperkawinan yang sah dengan Surindro. Sebab,ketika itu belum ada kepastian mengenai nasibsuami pertamanya itu. Baru beberapa saatkemudian, ada kepastian dari Angkatan Udarabahwa Surindro telah gugur dalam musibahjatuhnya pesawat itu kendati jenazahnya takpernah ditemukan sampai hari ini.Tak lama setelah itu, Mega menikah denganTaufik Kiemas1, seorang Aktivis Gerakan MahasiswaNasional Indonesia (GMNI) asal Sumatera Selatan.Pernikahannya dengan Taufik Kiemas membuahkan satu orang putri yakni Puan Maharani, yangtampak mengikuti jejaknya.Pada masa kecilnya, Megawati banyakmenikmati pengalaman indah. Maklum,sebagai puteri presiden, Megawati menghabiskan masa kecilnya di lingkungan IstanaMerdeka. Dari kecil, dia sudah menampakkan sosok lembut dan pendiam. Namun,dia senang menari. Bahkan kerap menaridi hadapan tamu-tamu ayahnya di istana.Selain itu, Adis — panggilan Megawati olehBung Karno — suka dengan tanaman. Diapun berkebun anggrek di salah satu sudutistana.Kendati lahir dari keluarga politisijempolan, Mbak Mega — panggilan akrabpara pendukungnya — sempat dipandangsebelah mata oleh teman dan lawan politiknya. Dia bahkan dianggap sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yakni barupada tahun 1987. Saat itu Partai DemokrasiIndonesia (PDI) menempatkannya sebagaisalah seorang calon legislatif dari daerahpemilihan Jawa Tengah, untuk mendong3 Greg Barton, Biografi Gus Dur, The Authorized Biography ofAbdurrahman Wahid, LKiS Yogyakarta, Cetakan I Juni2003, hlm 261.1 Taufiq Kiemas, lahir di Jakarta, 31 Desember 1942, KetuaMPR 2009-2014; Anggota DPR periode 2004-2009 dan2009–2014 dari PDI-P untuk Daerah Pemilihan Jawa BaratII; Ketua Dewan Pertimbangan DPP PDI-P. Kader GMNI iniseorang politisi Berbasis Kerakyatan. Bergelar Datuk BasaBatuah, keturunan Palembang-Minangkabau. Ayahnyaadalah seorang guru yang pergi merantau ke Palembang.Sedangkan ibunya, Hamzathoen Roesyda, berasal darikanagarian Sabu, Batipuah Ateh, Tanah Datar, SumateraBarat.
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29