Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 18
BERITA TOKOH18 BERITAINDONESIA, Agustus 2005Ratna Megawangi, Pendiri/Direktur Eksekutif Indonesia Heritage Foundation(IHF), dikenal sebagaiperempuan yang cerdas danberkepribadian kuat. Ia adalah peloporpendidikan holistik berbasis karakter,yang setamat SMA tahun 1978 memilihmasuk kuliah jurusan Makanan, Gizi danSumberdaya Keluarga (MGSK), FakultasPertanian Institut Pertanian Bogor (FPIPB), karena alasan sederhana. Ia inginmenjadi insinyur sesegera mungkin.Kampus Darmaga ketika itu sedangmenawarkan program kuliah cepat khusus bagi orang-orang pintar.IHF adalah wadah bagi Ratna menuangkan iedealisme, mimpi dan harapan besar Indonesia akan berjayasebagai bangsa berkarakter kuat. Ratna,bersama suami dan kawan-kawan padatahun 2000 mendirikan Indonesia Heritage Foundation, atau Yayasan WarisanLuhur Indonesia sebagai pusat pendidikan holistik berbasis karakter yangdiperuntukkan bagi anak-anak usia diniprasekolah. Dengan kapital awal hanyaRp 75 juta dan didukung 12 tenagaprofesional, Yayasan memiliki tujuanmulia menyemaikan nilai-nilai universalyang merupakan warisan luhur bangsaIndonesia, kepada anak-anak yang menjadi benih-benih bangsa supaya setiapgenerasi di masa depan memiliki karakterPeloporPendidikanHolistikBerbasisKarakter Ratna Megawangi, Ph.Dyang kuat, akhlak yang mulia, takutkepada Tuhan dan bajik-bijak.Sekolahnya diberi nama TK/SD Karakter serta Semai Benih Bangsa (SBB).Yang terakhir ini diperuntukkan gratiskhusus bagi anak-anak dari warga takmampu di lingkungan kumuh. Berkatdukungan para sponsor, TK/SD Karakterdan SBB yang diplot mampu menembussekat perbedaan agama, suku, golonganhingga status sosial ekonomi, sehinggasemua anak berkesempatan memperolehpendidikan karakter, kini sudah berjumlah ratusan tersebar di berbagaipelosok tanah air. Lewat penanamankarakter sejak usia dini Ratna yakinbangsa ini akan kembali menjadi kuatseperti dahulu.Temukan ‘Makanan Jiwa’Karena haus akan ilmu dan pengetahuan, maklumlah ia sangat briliandalam berfikir bijak dalam bersikap,bermodalkan beasiswa dari Ford Foundation untuk tahun pertama dan tahunkedua dari World Bank, tahun 1986 Ratnaberangkat ke Amerika Serikat mengambilprogram S-2, di School of Nutrition, TuftsUniversity, Medford, Massachussetsbidang Ilmu Sosial dan Gizi. Ia yangsetahun mendahului suami bermukim dinegeri Paman Sam, menyelesaikan gelarM.Sc-nya pada tahun 1988.Tak cukup sampai di situ, Ratna jugatertarik menempuh program doktoruntuk meraih gelar Ph.D di bidang International Food and Nutrition Policy. Ialulus tahun 1991 dalam usia relatif masihmuda, 33 tahun. Di sana, sambil kuliahRatna berperan pula sebagai istri bagisuami dan ibu bagi dua anak yang sudahdilahirkan, sekaligus ‘nyambi’ tenaga research asisstant di kampus sebagaibentuk lain dari beasiswa.Berhubung Dr Sofyan Abdul Djalil,SH, MA, MALD, suami yang dinikahinyapada Mei 1982 belum menyelesaikan program S-3nya, di kampus sama Tufts University bidang International Financialand Capital Market Law and Policy,Ratna mengajukan proposal baru mengambil post doctoral program, dan diterima. Hanya saja Ratna harus ‘keluar’dari pakem lama GMSK, sebab peluangyang tersedia hanya bidang pengembangan anak (child development), yangkelak banyak berbicara tentang pengasuhan anak, keluarga, dan orangtua.Ratna menjalankan program postdoctoral-nya pada tahun 1991-1993sambil bekerja sebagai independent research. Ia mengadakan sejumlah risettentang keluarga dan perkembanganIa pengusung ide perbedaan yang harus dipeliharasecara harmoni, dalam hal apapun itu termasuktoleransi dalam beragama. Untuk menjemput Indonesia masa depan yang berakhlak mulia, baji-bijakdan takut kepada Tuhan, bersama suami ia memelopori pendirian pusat pendidikan holistikberbasis karakter.BERITA TOKOH