Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 19


                                    BERITAINDONESIA, Agustus 2005 19anak di berbagai negara di dunia, yanghasilnya ia bukukan dan diterbitkan diJepang.Saat mengambil post doctoral program itulah Ratna merasakan keberhasilan baru menemukan apa ‘makananjiwa’-nya yang sesungguhnya. Ia menyadari kesenangannya terletak pada sisihumaniora yang multidisiplin, yangmenggabungkan beragam ilmu sepertisosial, sosiologi, psikologi, budaya, filsafatdan semacamnya. Ia bersikap baru takmau lagi sekolah sebatas memenuhinaluri keilmuan yang seolah tiada mengenal batas.“Sewaktu saya melakukan post doctoral program, saya merasa inilah yangrasanya menyentuh bukan saja intelectual academic saya, tetapi juga menyentuh hati saya, jiwa saya,” kata Ratna,sebagaimana ditulis oleh www.tokohindonesia.com sebuah situs menarik yangsedang dibangun menjadi plasa web paratokoh terkemuka Indonesia.Gizi menurut Ratna adalah food forthe physical body, sedangkan pendidikananak dan keluarga merupakan food forthe soul. “Keduanya sama saja makananjuga, bedanya yang satu makanan tubuhsatu lagi makanan jiwa,” kata Ratna,wanita berkacamata minus peraih penghargaan”“80 Tokoh Wanita Muslim Indonesia Terbaik” Januari 2002.Selain menemukan makanan jiwa,Ratna banyak pula mengalami kontemplasi hidup yang intens bersamasuami di AS. Secara khusus merekaberkenalan dengan sejumlah aliran dalamsufisme, yang membuat sejumlah ilmu,teori dan filsafat kehidupan melekatcukup erat dan dimengerti oleh keduanya.“Membiarkan Berbeda”Kembali ke Indonesia tahun 1993Ratna segera saja berkarya. Sejaktahun 1994 ia aktif menulis sejumlahbuku dan puluhan artikel yang dipublikasikan berbagai media massa,terutama Suara Pembaruan, yang dalam hitungan Ratna telah memuatkurang lebih 30 buah artikelnya.Ratna banyak membuka wacana barutentang anak, keluarga dan perempuan.Kehadirannya yang begitu mengejutkan,dengan mengusung sejumlah ide-idepembaharuan tentang anak, orangtua,perempuan dan keluarga dianggap bernada antagonistis terhadap para penganjur gerakan feminisme. Maklum,feminisme adalah aliran baru yang sedang mekar-mekarnya menjadi wacana.Ratna di sini dicap sebagai against thestream bagi mainstream yang sedangberkembang.Puncak keberanian Ratna menggagaside pembaharuan adalah tatkala meluncurkan buku berjudul “MembiarkanBerbeda? Sudut Pandang Baru tentangRelasi Gender”, tahun 1999. Buku inisemakin memperjelas kesan sebagaiantitesa terhadap gerakan feminismeyang sedang gencar memperjuangkankesetaraan gender di semua level, sektordan area kehidupan publik.Ratna menulis bukunya sejak tahun1997 dan selesai seminggu setelah tragedinasional 14 Mei 1998, peristiwa dramatisyang sarat dengan penistaan terhadapanak, orangtua, dan keluarga terlebihterhadap perempuan. Buku itu diterbitkan oleh Mizan, Bandung tahun 1999memuat berbagai postulat dasar, ideologi,paradigma dan contoh-contoh tentangkegagalan ide kesamarataan lelakiperempuan di berbagai negara, terutamadi negara komunis. Beragam pemikiranlain ikut dituangkan di situ, yang memberikan Ratna kesimpulan akhir bahwalelaki dan perempuan adalah berbeda.Ratna menyadarkan semua pihaksesungguhnya laki-laki dan perempuantidak bisa dipersama-ratakan. Secarakodrati, genetika, psikis dan fisik keduanya berbeda yang semakin bisa diperlihatkan pada pembawaan peran masingmasing yang saling melengkapi. KarenaIr Ratna Megawangi, M.Sc, Ph.DLahir:Jakarta, 24 Agustus 1958 Jabatan: Jabatan:Jabatan:Pendiri/Direktur Eksekutif Indonesia Heritage Foundation (IHF) Agama:Islam Suami:Dr. SofyanA. Djalil, SH, MA, MALD Anak: Muhammad Rumi, lahir 1985, Safitri Mutia, lahir 1990, Muhammad Lutfi, lahir 1998, Ayah:Ayah DrsHarmonie Djaffar Ibu:Sri Mulyatie Pendidikan: Pendidikan:Pendidikan: Post Doctoral Fellow, Tufts University School of Nutrition, Medford, Massachussets,AS bidang Keluarga, Pengasuhan Anak, Orangtua, 1991-1993-S-3, Tufts University School of Nutrition, Medford, Massachussets, AS,bidang Kebijakan Internasional Makanan dan Gizi, 1998-1991-S-2, Tufts University, bidang Ilmu Sosial dan Gizi, 1986-1988-S-1,Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Fakultas Pertanian, Jurusan Makanan, Gizi, dan Sumberdaya Keluarga, 1978-1982 Penghargaan: Penghargaan:Mahasiswa Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian IPB Bogor, Mei 1982, Ford Foundation Fellowship Award, 1986-1987-Inter-UniversityCenter Fellowship Award, 1987-1988-Tufts University Graduate Fellowship Award, 1988-1989-Ford Foundation Fellowship Award,1989-1991-Penghargaan ≈80 Tokoh Wanita Muslim Indonesia TerbaikΔ, Januari 2002, dimana profilnya ditulis dalam ≈Profil TokohWanita Muslim IndonesiaΔ, 2002 Alamat Kantor: Alamat Kantor: Indonesia Heritage FoundationTK Karakter Jln. Raya Bogor KM 31 no: 46 (DepanPapatua Pizza Restaurant) Cimanggis, Depok 16954, IndonesiaTelp. (021) 871.2022 (www.tokohindonesia.com)nya, perbedaan haruslah dipeliharamenjadi sebuah harmoni.Tak Ada yang BerubahCita-cita, mimpi, gagasan dan idealisme Ratna membangun bangsa lewatpendidikan holistik berbasis karakterkepada anak-anak sejak usia dini prasekolah, tetaplah besar. Tak ada perubahan yang berarti dalam dirinyasetelah suami diangkat menjadi MenteriKomunikasi dan Informasi (Kominfo).Ratna dari awal memang telah terbentuk menjadi pribadi berintegritastinggi dan independen dalam bersikap.Hanya pada sisi-sisi tertentu saja ia masihmerasa amat sangat tergantung kepadasuami, seperti secara emosional danfinansial. Sebab keduanya telah sepakatRatna bergerak di jalur yang mendedikasikan diri kepada persiapan masadepan bangsa, sehingga praktis tak perlumemikirkan apa dan darimana sumberpendapatan keluarga, sedangkan SofyanDjalil di jalur yang bekerja menghidupikeluarga secara finansial.Ratna tak pernah membawa-bawanama suami apapun aktivitas yang dialakukan. Sehingga tak sedikit kalanganyang tak menyangka kalau Ratna adalahistri dari Sofyan Djalil. Posisi demikianmemberikan nilai tambah tersendiri bagiRatna. Ia menjadi tetap bisa memeliharadaya kritisnya, termasuk terhadap pemerintahan. Sikapnya tak sedikitpunluntur kendati sang suami sudah merupakan bagian terdalam dari birokrasipemerintahan pusat.Ratna secara rutin menuangkan pikirannya dalam rubrik “Sudut Pandang”,setiap Kamis di harian sore Suara Pembaruan bergantian bersama KetuaUmum PGI Pdt Dr Andreas Yewangoedan Bondan Winarno. Dalam tulisannyaberjudul “Toleransi Beragama” (21/7),misalnya, Ratna secara khusus menyorotiaksi penyerangan jemaah Ahmadiyah diBogor oleh sekelompok orang.Q TI-HT
                                
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23