Page 13 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 13


                                    BERITAINDONESIA, Agustus 2005 13Diolah dari berbagai sumber.NEGARA JENIS TAHUN KAPASITAS KAPASITASKAPASITAS KONSUMSI KONSUMSIKONSUMSIAS Gasohol E-10 1978 70 ton/jam 6 jua kl/tahunBrasil Gasohol E-20 1975 20% bioetanol80% premiumUE EN228-590 5% bioetanolbiodiesel, 95¾nsinPotensi Energi TerbarukanDiolah dari berbagai sumber.Potensi Energi Terbarukan IndonesiaTAHUN JENIS/JUMLAH KAP. T.KERJA T.KERJA TEMPAT2009 B.etanol/2 unit 60 kl/h 650.000 Lampung,Jatim, Sulsel2009 B.diesel/25 unit 30.000 ton/thn 68.000 Sumatra, NTT,NTB, Sulawesi2009 Biooil/30 unit 30-90 ton/thn ƒƒ Sumatra, KalimantanAutralia. Di Jerman, penerapannyamalah langsung untuk kendaraan danmesin indutri.Menariknya pula, konsumsi biodieselkelapa sawit secara besar-besaran justruterjadi di negara-negara Amerika Latindan Afrika. Negara-negara itu, sepertihalnya Indonesia, adalah produsen kelapa sawit yang cukup tinggi. (SinarHarapan, 13 Juli 2005).dijadikan energi. Sedangkan biodieseldiolah dari minyak-minyak tanaman,seperti minyak kelapa sawit, minyakkelapa, minyak bunga matahari, minyakjarak. Di Jerman diolah dari lobak.Memang tidak langsung jadi. Harusdiproses dulu. Ada teknologinya. Adabenda-benda atau material yang harusdihilangkan.Energi digunakan untuk kebutuhantransportasi, industri, pembangkit listrikdan rumah tangga. Sumber-sumber yangberasal dari fosil berupa minyak, batubara dan gas alam. Umur deposit ketigasumber enerji tersebut terbatas. Menurutlaporan BP Migas; batubara 50 tahun lagi,gas alam 30 tahun lagi dan minyak bumi11 tahun lagi.“Kalau itu sudah tidak ada mau pakaiapa lagi?” tanya Rauf, seraya menambahkan,”“Energi yang bisa diperbaharuitidak akan habis karena dihasilkan daritanaman. Indonesia memiliki lahan yangsangat luas, sehingga bisa dijadikansumber energi terbarukan.”Belum lama ini, gagasan energi alternatif kembali Rauf sampaikan kepadapemerintah. Dalam dialog selama satujam lebih dengan Wakil Presiden M. JusufKalla, di Istana Wakil Presiden, (12/7),Rauf Purnama mengemukakan pandangannya bahwa untuk jangka panjangpemerintah harus mulai memikirkanpercepatan penggunaan energi yangterbarukan dan energi alternatif secarakomersial.Namun, Rauf beranggapan, selamaBBM masih disubsidi, Indonesia tidakbisa mengembangkan energi alternatifsecara komersial, sebab yang rugipetani.“Selama ini para investor dan pelakubisnis di bidang energi alternatif danterbarukan belum berani berinvestasikarena BBM masih disubsidi pemerintah.Mereka berani berinvestasi kalau BBMsesuai harga pasar,” paparnya.Karena itu, ia mengharapkan Indonesia menjadi pemimpin di dalam pengembangan energi alternatif dan terbarukan.Mau pakai jagung, ketela pohon, ubi jalar,tetes tebu, kelapa sawit atau jarak,semuanya bisa.Mengembangkan enerji biodiesel darikelapa sawit atau kelapa relatif mahal. DiEropa atau Australia bisa dikembangkankarena harga solar di sana Rp 7.000perliter. Di Indonesia, harga solar Rp2.200 perliter tapi bahan baku minyaksawit Rp 3.800 per liter.Jadi, yang paling ekonomis-realistisuntuk dikembangkan, dalam hemat Rauf,adalah industri biodiesel yang bersumberminyak jarak. Tapi, agar industri energialternatif tersebut dapat berkembang danpenggunaannya dapat tumbuh, subsidiBBM harus dihapus secara bertahaphingga hanya 10-20 persen.Langkah politis itu harus ditempuhdemi merangsang minat para investordan pelaku bisnis mengembangkan danmembangun industri energi alternatifdan terbarukan. Q SH, CRSDi sisi lain, Jana mendesak pemerintahuntuk mencabut subsidi BBM, dialihkanlangsung ke masyarakat yang membutuhkan. Menko Perekonomian Aburizal Bakrie sudah mulai mempromosikangagasan tersebut, tetapi baru sebataswacana.Pencabutan subsidi memberi peluang bagi sumber-sumber energi alternatif bisa lebih bersaing secara kompetitif. Hasil kajian BPPT, menunjukkan,harga bahan bakar buatan BPPT, sepertibiodiesel, bioetanol, dan biooil lebihmurah dibanding BBM yang sudahdisubsidi.Kemampuan BPPT mengembangkansumber-sumber energi alternatif hanyasebatas pada proyek-proyek contoh. Atasdasar itu, Jana mempersilahkan pemerintah atau pihak swasta untuk mengembangkannya secara komersial.Negara-negara, seperti AS, Australia,Jerman, Kanada, Kolombia, Brasil, Swedia dan Uni Eropa, sudah mengembangkan sumber-sumber energi alternatifdan terbarukan.Sekadar catatan, biodiesel kelapasawit sudah banyak diterapkan di negaranegara maju seperti Amerika Serikat danKecemasan itu terbuktiKetua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Rauf Purnama, sebenarnyasejak dua tahun lalu telah mengingatkanpemerintah tentang perlunya segerapengembangan dan pembangunan pabrikenergi alternatif dari sumber-sumberyang bisa diperbaharui, yaitu dari biji,buah, dan minyak tanaman. GagasanRauf tidak terbatas pada bahan bakar,tetapi dipadukan dengan pabrik pakanternak.“Kalau tidak, Indonesia bisa mengimpor bahan bakar,” kata Rauf kepadawartawan majalah Tokoh Indonesia(April, 2003).Dalam wawancara dengan tim wartawan majalah Berita Indonesia (15/7),Rauf yang kini menjabat Presdir PTASEAN Aceh Fertilizer (AAF), mengungkapkan bahwa kecemasannya tadimenjadi kenyataan. Sayang, waktu itu,Rauf ibarat musafir yang berteriak ditengah padang pasir, suaranya tak menggema.Bioetanol, menurut insinyur kimiaITB itu, hasil fermentasi dari jagung,ketela pohon, atau tetes tebu, bisa
                                
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17