Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 26
BERITA NASIONAL26 BERITAINDONESIA, Agustus 2005Angin segar ke arah terciptanya suasana damai diNanggroe Aceh Darussalam(NAD) mulai berhembus.Setelah melalui dialog yangcukup alot, perundingan RI-GAM putaran kelima di Helsinki, Finlandiamembuahkan hasil. Perundingan yangdiprakarsai mantan Presiden FinlandiaMartti Ahtisaari selaku ketua CMI (Crisis Management Initiative) ini menyepakati untuk menghentikan konflik diNAD.Kesepakatan ini dituangkan dalamdraft Nota Kesepahaman (Memorandumof Understanding/MoU) yang telahdiparaf kedua pemimpin delegasi. “Memorandum itu memuat kesepakatan danprinsip-prinsip yang akan menuntunproses transformasi di Aceh”, demikianisi pernyataan bersama delegasi RI danGAM sebagaimana diberitakan sejumlahmedia cetak dan elektronika (18/7).Beberapa media seperti Kompas, Media Indonesia, dan Koran Tempo mengangkatnya menjadi berita utama edisihari itu. MoU itu menurut rencana akanditeken secara resmi pada 15 Agustus2005 di Finlandia.Dalam perundingan putaran kelimaini delegasi Indonesia dipimpin MenteriHukum dan HAM Hamid Awaludindengan anggota Menkoinfo Sofyan Djalil,Deputy Menko Kesra Farid Husein,Deputy Menko Polhukam Usman Basyahdan pejabat Deplu I Gusti Agung WesakaPudja. Sedangkan pihak GAM dipimpinMalik Mahmud dengan anggota ZainiAbdullah, Bachtiar Abdullah, M.Nur Djulidan Nurdin Abdul Rahman.Ahtisaari dalam jumpa pers usaiperundingan menyebutkan, segala peperangan akan berakhir setelah penandatanganan MoU. Kedua pihak sepakatperubahan yang nonsubstansil akandimasukkan ke memorandum sebelumditandatangani, terutama yang menyangkut tuntutan GAM untuk mendirikanpartai politik lokal.Dalam kesepakatan itu pihak GAMsetuju mengesampingkan keinginannyauntuk merdeka dan menuntut dibentuknya partai lokal. Anggota delegasi GAM,Munawar Riza, menyatakan Indonesiatelah menyetujui tentang partai lokal ini.Hasil kesepakatan damai ini mendapat tanggapan positif dari berbagaikalangan. Setidaknya kesepakatan iniakan menjadi titik tolak bagi terciptanyasuasana damai di negeri Serambi Mekahyang sudah lebih dari 30 tahun dilandakonflik berdarah.Masa konflik yang berkepanjangantersebut sangat dirasakan akibatnya olehmasyarakat di Aceh. Suasana mencekamsenantiasa menyelimuti warga sipil.Mereka selalu was-was akan terjadikontak senjata yang setiap saat bisamerenggut nyawa serta berbagai bentukancaman lainnya. Dalam masa konflik itulebih dari 120 ribu jiwa menjadi korban.Meninggalkan ribuan janda dan puluhanribu anak yatimBerdasarkan catatan Berita Indonesia, upaya mewujudkan perdamaian diTanah Rencong sebenarnya sudah dilakukan sejak era Presiden B.J. Habibie yangkemudian diteruskan di masa PresidenAbdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri. Sekarang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Kendati demikian hasilnya belum dinikmati secara nyata oleh warga masyarakatdi Aceh.Tokoh masyarakat asal Aceh, UsmanHassan maupun Ketua DPRD NAD SayedFuad Zakaria, seperti dikutip SuaraKarya (19/7), menyatakan masyarakatAceh kini mendambakan hidup dalamkondisi damai secara permanen, bukanhanya teori.Kesepakatan menghentikan kekerasan ini membuka pintu ke arah perTitian Menuju Da mKekerasan dan pertumpahan darah diAceh diharapkan segera berakhir. NotaKesepahaman hasil perundingan informalRI-GAM di Helsinki segera ditandatangani.