Page 38 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 38
38 BERITAINDONESIA, Agustus 2005LENTERAmanusia termasuk tindakan manusiadalam beragama yaitu orientasi motivasional dan orientasi nilai. Orientasimotivasional adalah yang berhubungandengan keinginan individu yang bertindak itu untuk memperbesar kepuasandan mengurangi kekecewaan, atau dalammakna lain, motivasi untuk memperbesarkepuasan jangka panjang dan jangkapendek.Sedangkan elemen lainnya adalahorientasi nilai. Orientasi ini menunjukkepada standar-standar normatif yangmempengaruhi dan mengendalikanpilihan-pilihan individu terhadap tujuanyang dicapai dan alat yang dipergunakanuntuk mencapai tujuan itu.Walhasil, kebebasan individu dalambertindak, dibatasi oleh standar-standarnormatif yang ada dalam masyarakat,baik yang bersifat Illahiyah maupunbudaya. Segala norma-norma itu bukanberarti mengeliminir kebebasan manusiadalam beragama, justru menawarkanberbagai alternatif dalam bertindak,bermakna juga bahwa manusia itu dalamberagama mempunyai kebebasan penuhyang dibatasi oleh kebebasan yang dimiliki orang selainnya.Ini bermakna, dapat kita lihat bahwaindividu-individu itu dalam beragamamemungkinkan dapat menggunakanagama sebagai kekuatan yang mempersatukan dan sebaliknya juga dapat menggunakannya sebagai pencerai-beraian,yang mengakibatkan timbulnya konflik.Toleransi sebagai Nilai dan NormaToleransi dalam pengertian yang telahdisampaikan, yang merupakan keyakinanpokok (akidah) dalam beragama, dapatkita jadikan sebagai nilai dan norma. Kitakatakan sebagai nilai karena toleransimerupakan gambaran mengenai apa yangkita inginkan, yang pantas, yang berharga, yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memilikinilai itu.Dan nilai (toleransi) akan sangatmempengaruhi kebudayaan dan masyarakat. Demikian juga toleransi, dapatkita jadikan suatu norma, yaitu suatupatokan perilaku dalam suatu kelompoktertentu. Norma memungkinkan seseorang menentukan terlebih dahulubagaimana tindakannya itu akan dinilaiorang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang, dan memungkinkan partisipasi yang efektif dalamkehidupan sosial.Sifat dan sikap toleran ini perludisosialisasikan, agar setiap individumampu mengamalkan dalam kehidupannyata di masyarakat luas. Dalam lingkungan keluarga, kehidupan yang toleranharus disosialisasikan sejak dini terhadapanggota keluarga (anak-anak). Dan inilahyang menjadi sosialisasi dasar dalamkehidupan umat manusia, yang daripadanya dikembangkan sosialisasi lebihlanjut sebagai follow-up.Hidup beragama yang toleran sekaligus menjadi sikap dasar dalam kehidupansosial masyarakat, yang selalu disosialisasikan dalam tingkat rumah tangga,merupakan sosialisasi primer, dan sosialisasi sekunder terjadi sesudah sosialisasiprimer itu terjadi. Dan sesungguhnyasosialisasi primer itu merupakan dasarbagi sosialisasi sekunder. Jika yangberperan dalam sosialisasi primer adalahseluruh keluarga dalam rumah tangga,maka yang berperan dalam sosialisasisekunder adalah luar rumah tangga, yangdalam kehidupan sekarang ini adalaharena pembelajaran sekolah.Maknanya bahwa sosialisasi terhadapkehidupan toleran itu merupakan prosesyang tak henti-hentinya, dan terus mencari dan mendapatkan yang lebih baik.Terus berlangsung seumur hidup umatmanusia.Toleran dan Prinsip HidupBerinteraksi dengan jiwa tolerandalam setiap bentuk aktivitas, tidak harusmembuang prinsip hidup (beragama)yang kita yakini. Kehidupan yang toleranjustru akan menguatkan prinsip hidup(keagamaan) yang kita yakini. Segalanyamenjadi jelas dan tegas tatkala kita meletakkan sikap mengerti dan memahamiSifat dansikap toleranini perludisosialisasikan, agarsetiap individumampumengamalkandalamkehidupannyata dimasyarakatluas.Ma»had Al-ZaytunIbrahim Fadilo, tokoh ekonomi Islam Eropasaat berkunjung di Ma»had Al-Zaytun.