Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 36
36 BERITAINDONESIA, Agustus 2005LENTERAPerasaan tunduk kepada Yang Maha Tinggi, yang disebut iman, atauitikad, yang kemudian berdampak pada adanya rasa suka (rughbah),takut (ruhbah), hormat (ta’dzim) dan lain-lain, itulah unsur dasaral-din (agama). Al-din (agama) adalah aturan-aturan atau tata-carahidup manusia yang dipercayainya bersumber dari Yang Maha Kuasauntuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.Berbagai agama telah lahir di dunia ini dan membentuk suatu syariat (aturan)yang mengatur kehidupan manusia, yang termaktub di dalam kitab-kitab suci,baik agama samawi (yang bersumber dari wahyu Ilahi) maupun yang terdapatdalam agama ardli (budaya) yang bersumber dari pemikiran manusia. Semuaagama-agama, baik samawi maupun ardli, memiliki fungsi dalam kehidupanmanusia. Berbagai fungsi tersebut adalah: (i) menunjukkan manusia kepadakebenaran sejati; (ii) menunjukkan manusia kepada kebahagiaan hakiki; dan(iii) mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bersama.Dari hakikat dan fungsi agama seperti yang disebutkan itu, maka pemelukagama-agama yang ada di dunia ini, telah memiliki strategi, metoda dan teknikpelaksanaannya masing-masing, yang sudah barang tentu dan sangat boleh jaditerdapat berbagai perbedaan antara satu dengan lainnya. Karenanya, umatmanusia dalam menjalankan agamanya, sang Pencipta agama telah berpesandengan sangat, “Kiranya umat manusia tidak terjebak dalam perpecahan tatkalamenjalankan agama masing-masing, apalagi perpecahan itu justru bermotivasikan keagamaan”.Kembali kepada Fitrah BeragamaDalam kesempatan ini, kami mengajak pembaca untuk fitrah beragama, yaitutoleransi yang harus ditegakkan sebagai keyakinan pokok (akidah) dalamberagama.Itu maknanya, pengamalan toleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadidan kelompok yang selalu dihabitualisasikan dalam wujud interaksi sosial.Toleran maknanya, bersifat atau bersikap menghargai, membiarkan pendirian,pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan lain-lain yangPengakuan adanya kekuatan Yang MahaTinggi, yaitu Tuhan Allah, God, Yahweh,Elohim, yang disertai ketundukan,merupakan fitrah (naluri) yang dimilikioleh setiap manusia. Kendati demikian,manusia tetap memerlukan adanyapemberi peringatan agar tidakmenyeleweng dari fitrahnya. Merekaadalah para nabi dan rasul.Oleh Syaykh Dr. Abdussalam Panji GumilangTOLERANSIAkidah dalam