Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 31


                                    BERITAINDONESIA, Agustus 2005 31nya dibukukan jauh setelah dia meninggalpada 1908. Sumber ajaran Ahmadiyahtetap pada Qur’an, Sunnah, dan Hadits.Kontroversi Tazkirah yang ditulisdalam dua bahasa: Urdu dan Arab,pernah dibahas Badan Litbang Agamadan Diklat Keagamaan, DepartemenAgama pada 2002. Poin tertentu darihasil telaah tersebut juga didiskusikandan diklarifikasi JAI. Namun, hasil danklarifikasi telaah itu tidak dipublikasikan,dan telaah itu sendiri juga tidak berkelanjutan.Kata Ma’sum, yang menjadi pembedaantara ajaran JAI dengan yang lain adalahapa yang mereka yakini tentang wafatnyaNabi Isa Almasih, dan wahyu Allah SWTyang belum putus sampai saat ini.Dari perspektif Islam yang diyakininya, wahyu dari Allah SWT belum putusdan masih akan diturunkan kepadasiapapun yang dikehendakiNya. Wahyuitu bisa turun pada orang biasa, sepertiMaryam, Aisyah, atau Mirza GulamAhmad.Menyangkut fatwa MUI, dalam wawancara dengan Koran Tempo (31/7),menegaskan pendiriannya: “Kalau Ahmadiyah menyatakan dirinya Islam, tidakada yang bisa menyatakan Ahmadiyahbukan Islam.”KecamanBanyak pihak yang menyesalkan danmencela tindak kekerasan terhadap JAI,terlepas benar atau salah ajaran yangdianut kelompok Ahmadiyah. Terlebih,segala permasalahan dapat diselesaikandengan dialog.DR. Komarudin Hidayat, misalnya.Pakar ilmu perbandingan agama inimengingatkan, jika ada sikap tidaksenang pada satu keyakinan seharusnyasikap itu ditampilkan dengan argumentasi.“Bukan sebuah pemikiran dilawandengan batu,” tandas Komarudin.Direktur Program Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah ini menyayangkanlangkah pemerintah dan MUI yang tidakmemfasilitasi pertemuan antara pihakyang pro dan kontra. “Justru atas namaagama dan kebenaran tapi merusak hakasasi orang lain. Itu saya tidak setuju!”ridha Allah, aku dengan ini memberitahukamu semua pentingnya kenyataan bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa, di awalabad ke-14 ini, memilih aku yang berasaldari-Nya bagi kebangkitan dan pendukung kebenaran ajaran Islam.”Akhirnya, “…Tidak ada keraguanpadaku untuk mengakui bahwa akulahImam zaman ini,” ungkap Hammann,mengutip maklumat Mirza Ahmad.Anjurkan toleransi dan perdamaianSepeninggal Mirza Ahmad pada 26Mei 1908, Ahmadiyah dipimpin paraKhalifah. Saat ini tampuk pimpinanAhmadiyah dipegang Hz. Mirza MasroorAhmad, yang terpilih sebagai KhalifatulMasih (Pemimpin Yang Dijanjikan) Vpada 2003.Belakangan, Ahmadiyah terpecah duaaliran: Ahmadiyah Qodiani dan Ahmadiyah Lahore. Ahmadiyah Qodian mengakui Mirza Ahmad sebagai nabi terakhir,setelah Nabi Muhammad SAW.Sedangkan Ahmadiyah Lahore menganggapnya hanyalah seorang pembaharu.Mereka tetap meyakini Nabi MuhammadSAW sebagai nabi terakhir.Di manapun berada, demikian situsAhmadiyah menulis, Jemaah Ahmadiyahberusaha memberikan peranan dalampembangunan Islam lewat proyek-proyeksosial, lembaga-lembaga pendidikan,pelayanan kesehatan, penerbitanliteratur-literatur Islam dan pembangunan mesjid-mesjid.Gerakan Jemaah Ahmadiyah dalamIslam mendorong dialog antaragama dansenantiasa membela Islam, serta berusaha untuk memperbaiki kesalah-pahaman mengenai Islam di dunia Barat.Gerakan ini juga menganjurkan perdamaian, toleransi, kasih dan salingpengertian di antara para pengikut agamayang berbeda.Ditegaskan pula, gerakan ini sebenarbenarnya percaya dan bertindak berdasarkan ajaran Al-Quran: “Tidak adapaksaan dalam agama” (2:257) sertamenolak kekerasan dan teror dalambentuk apapun untuk alasan apapun.Beberapa pengikut Jemaah Ahmadiyah (disebut Ahmadi) telah dikenalkarena prestasi dan jasa-jasanya olehmasyarakat dunia, seperti almarhum SirMuhammad Zafrullah Khan (MenteriLuar Negeri pertama Pakistan; PresidenMajelis Umum U.N.O yang ke 17; Presiden dan Hakim di Mahkamah Internasional di Hague) dan Dr. Abdus Salam(peraih hadiah Nobel Fisika tahun 1979).Ahmadiyah Qadiani pertama kalidibawa ke Indonesia pada 1925 olehRahmat Ali di Tapaktuan, Nangroe AcehDarussalam, dilanjutkan di Padangsampai 1930, dan ke Jakarta.Ahmadiyah Lahore pertama kalidiperkenalkan di Yogyakarta pada 1924oleh Mirza Wali Ahmad Baig dan Maulana Ahmad. Maulana kembali ke Lahore.Mirza Wali menetap di Jawa hingga 1936.Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI)didaftarkan menjadi organisasi berbadanhukum sejak 1953 dengan nama AnjumanAhmadiyah Qodiyan Departemen Indonesia. Kini, sekitar 500-an ribu anggotanya tersebar di tersebar di 309cabang seluruh Indonesia.  AFBERITAINDONESIA, Agustus 2005 31Koordinator Mubaligh AhmadiyahDKI Jakarta, Zafrullah A. Pontoh, menentang fatwa itu. Fatwa dalam bahasa Arabberarti nasihat atau pendapat. Atas dasaritu, baginya, fatwa itu boleh diterima danboleh ditolak.
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35