Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 52
BERITA MANCANEGARA52 BERITAINDONESIA, Oktober 2005Sepuluh hari setelahbadai Katrinamengamuk di TelukMeksiko, sebuah acara talkshow radio di Los Angelesbertanya kepada MenluCondoleezza Rice, apakahbenar Presiden Bush tidakpeduli terhadap nasib wargakulit hitam? (Ia menjawabtidak). Seorang pria yangberdiri di atas reruntuhanGulfport (pelabuhan),Mississippi, berkata kepadaWakil Presiden, “Atur sajasendiri.” (Ia tersenyum). DanWalikota Orleans secararahasia berkemah hampirsepekan di Dallas untukmenempatkan keluarganya disana, menghindar darikejaran wartawan, meskipunmayat-mayat sudah mulaidihitung di kotanya yangterbenam. Badai ganastersebut diduga menelan tidakkurang dari 10.000 nyawa,meluluhlantakkan NewOrleans dan Mississippi.Bahkan ketika para prajuritberenang ke dalam TelukMeksiko dan para wargabertebaran di kawasankawasan kering di seluruhpenjuru negeri, kemarahanatas minimnya tanggapanpemerintah terhadap badaiKatrina, tidak mereda.Poling yang dilakukanTIME (19/9) terhadap 1.000orang dewasa Amerika, 52%mengatakan pemerintah disemua tingkat melakukanpersiapan yang sangat tidakmemadai untuk menghadapibadai Katrina. Dan 62%mengatakan pemerintahbertindak sangat lambanterhadap para korban yangterkena paling parah. Parapendukung Presidenmenyalahkan Walikota NewMENELANJANGIKEMUNAFIKANInvestigasi yang dilakukan oleh TIME menunjukkan bagaimanakebingungan, ketidakberdayaan, dan ketakutan melakukankesalahan melanda pemerintah Amerika pada semua tingkat. kesalahan melanda pemerintah Amerika pada semua tingkat.UKRAINA: Wajar jika revolusi menelananak-anaknya sendiri. Tengok sajaUkraina. Marah lantaran pengundurandiri menteri luar negerinya, PresidenViktor Yushchenko pekan lalu memecatPerdana Menteri Yulia Tymoshenko—danseluruh anggota kabinetnya.“Ia praktis meruntuhkan persatuan kita,masa depan kita dan masa depan negeriini,” kata Perdana Menteri usai pemecatannya.”“Saya pikir tindakan inisangat tidak logis.”Barangkali ia benar. Beberapapengamat menduga Yushechenko dapatmemerintah negerinya sendirian.“Krisis ini merupakan gaya kepemimpinan pribadi Yushchenko,” katapakar Ukraine yang bermarkas di Washington, Taras Kuzio, pekan lalu.Sungguh, selain menggagas reformasiyang diperlukan, memberantas korupsiyang meraja lela dan menengahi konflikinternal pemerintahan, Yushchenko yangsenang bepergian, telah menghabiskansebagian besar waktunya selama sembilanbulan menjabat, di luar kantor.■ Newsweek-SHOrleans dan GubernurLouisiana yang bereaksisangat lamban, danpemerintah Federal hanyalahmembersihkan ruang makanmereka. Para pejabat lokalagaknya merasa sangatterpukul dengan tudinganseperti itu, menekankanbahwa krisis tersebutmelampaui mereka untukmengatasinya, danpemerintah Federal telahgagal mengisi kekosongan.Akankah kesalahandiarahkan pada porsikewenangan? Para pejabatdan birokrat—terperangkap ditengah—orang-orang yangdiduga menjadi mata rantaidari Balai Kota sampai keRuang Oval (KantorPresiden). Yang jelas, bencanatersebut wujud amarahTuhan.Dalam sebuah laporankhusus yang sangatmenggigit, wartawanNewsweek Jonathan Alter(19/9), membuka tulisannyadengan sebuah sindirantajam. “Diperlukan badai.Diperlukan prahara sepertiKatrina untuk menelanjangikemunafikan.” Diperlukantatapan mata hitam besarAmerika—yang mampumelihat ke seluruh dunia—untuk membantu sebagiandari kita mulai melihatkembali. Paling tidak, saat ini,orang-orang Amerika mulaimengarahkan tatapan resahke masalah kemiskinan, rasdan kelas yang telah luputdari perhatian mereka.Apakah ini berarti perangbaru melawan kemiskinan?Bukan, khususnya denganlabel harga paling mahal yangdipasang Katrina. Tetapibencana ini mungkinmenawarkan peluang untukmemulai sebuah gebrakan,atau paling tidak, agarWashington berpikir lebihkeras, kenapa bagian darinegeri terkaya di muka bumitampak seperti DuniaKetiga.■ SHREVOLUSI ORANYE DI UKRAINAYushchenko bersama istrinya. NEWSWEEKKATRINA K A T R I N AK A T R I N ATIME DAN NEWSWEEK