Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 46
BERITA EKONOMI46 BERITAINDONESIA, Oktober 2005Masih ingat Inpres No. 10tahun 2005 tentangGerakan Hemat Energiyang dikeluarkanPresiden Susilo BambangYudhoyono 10 Juli 2005, menyusul terjadinya krisis BBM dalam negeri?Implementasi Inpres tersebut ternyatakurang optimal. Pasalnya, tak bisa disangkal, konsumen terbesar BBM adalahkendaraan angkutan umum dan kendaraan pribadi. Atas dasar itu, tidak adajalan lain selain mengembangkan modeltransportasi massal yang hemat energi.trifikasi KA mampu dikembangkan diJawa dan Sumatera Selatan. Serta rencanapembangunan 600 Megawat dari TanjungEnim ke Muara Tawar, semua sedangdikaji,’ ungkap Soemino kepada Samsuridari Berita Indonesia.Kedepan, kata Soemino, elektrifikasimenjadi moda angkutan KA dan alternatifpengganti BBM. Secara luas dan komprehensif, kita harus mencari berbagaipeluang untuk menjawab tantangan saatini dan melihat prospek kedepan.“Bagaimana KA semakin maju sesuaiharapan stake holder dan masyarakatpengguna jasa KA. Dana memang diperlukan membangun infrastruktur itu,BERITA EKONOMI46layanan yang diberikan dengan membangun infrastruktur. Berapa penumpangyang diangkut, lalu apa penyebab terjadipenurunan pengguna jasa. Apa kendalanya dan bagaimana kondisi performance KA.Semua pertanyaan itu muncul, ungkapnya, dan jadi perhatian. Maka kedepan,semua yang di kembangkan ada tolak ukurdan parameternya., sehingga performancejelas. ‘Termasuk anggaran yang melibatkan operasionl harus lebih cermatpenggunaannya.Sebagai perusahaan, PTKA perlu eksisdan maju, semisal revisi UU no.13/92,tidak serta merta investor langsung datang, semua butuh proses tapi peluang investor secara bersama membangun KAterbuka luas.Rony Wahyudi direktur utama PTKADunia perkeretaapian di Indonesiasedang bangkit, sebagai satu-satunyamoda transportasi massal dan hematenergi. Akibat krisis BBM, armadajalan rel ini, suatu saat akan jadiprimadona?Moda TransportHEMAT Menurut Soemino Eko Saputro DirjenPerkeretaapian, Kereta Api adalah satusatunya moda transportasi bersifat massaldengan multi keunggulan komparatif.Kereta Api mampu mengangkut muatandalam jumlah besar dan hemat BBM.Sebagai gambaran, energi yang digunakan sebagai penggerak KRL adalahlistrik. Jadi, konsumsi BBM secara riiltidak ada, namun dari perhitungan bisnismenunjukan, KRL jauh lebih hemat dibanding pemakaian BBM.Maka kajian tahun 90-an jadi reference, kata Soemino, saat saya menjabatdirektur teknik PTKA, sejauhmana elektapi tidak semua masalah mutlak dengandana, kita harus mampu merebut peluang,’ungkap komisaris utama PTKA.Dalam memberi masukan terhadapRAPBN semua operator dilibatkan, termasuk operator KA, kesempatan untukmemberi berbagai masukan. Pentingnyamengoptimalkan peranan KA. Menjawabtantangan akibat krisis BBM yang terjadi,KA menjadi moda transportasi alternatifdengan multi fungsinya,’ ungkapnya.Pertanyaannya, kata Soemino, sejauhmana manfaat dana APBN terhadappertumbuhan KA, sejauh ini belum ada.Pertanyaan lainnya, berapa besar pemengungkapkan, kenaikan BBM berpengaruh terhadap biaya operasional,namun kami belum bicara tentang kenaikan tarif, semua sedang kami kaji. Tapilangkah efisiensi tetap dilakukan.Kita harus jadi penyeimbang terhadapkebijakan pemerintah akibat kenaikanBBM. Sebagai transportasi hemat BBM,kami siap menerima limpahan penumpang angkutan diluar KA, baik angkutanpenumpang maupun barang. Perkembangan yang terjadi, baik saat ini maupunkedepan kami antisipasi.Saya optimis, ungkap Rony, peluangKereta Api kedepan sangat menjanjikan,