Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 49
BERITAINDONESIA, Oktober 2005 49(BERITA EKONOMI)mengubah perilaku pengguna jasa penerbangan dari ‘biasa’menjadi ‘lebih puas’.Di atas itu semua, “Perhatian kami fokuskan pada bagaimanatarget pendapatan tahun 2005 mencapai Rp 3,6 triliun dengantarget keuntungan sebesar Rp 500 miliar. Pada 2004,pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun dengan realisasi keuntungannmencapai Rp 463 miliar atau surplus Rp 3 miliar dari Rp 460miliar yang ditargetkan semula,” tandas Edie Haryoto kepadaSamsuri dari Berita Indonesia disela-sela peresmian BandaraSMB II di Palembang.Krisis BBM, perubahan pada asumsi nilai defisit APBN, sertapertumbuhan ekonomi makro belum sesuai harapan, kata EdieHaryoto, ternyata tidak mempengaruhi animo masyarakat untukmenggunakan jasa penerbangan. Hal itu tidak terlepas dariperan Bandara yang multi dimensi, baik sebagai percepatan lalulintas bisnis, baik orang maupun barang dan sebagai pintugerbang hubungan antar negara.Dalam konteks itu, peran Bandara diharapkan menjadipendorong meningkatnya ekonomi mikro (daerah) danmempercepat pertumbuhan makro (nasional) secara sinergis.Peran Bandara juga diharapkan untuk mendorong aruspertumbuhan daerah, antar daerah, regional, dan global dengantujuan utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerahdan memberi kontribusi secara nasional.“Jasa kebandaraan yang optimal dan bermutu tinggi sertaorientasi yang jelas pada kepuasan pelanggan, merupakantujuan yang ingin dicapai. Jadi, peningkatan performanceBandara yang semakin maju bukan hanya memberi kepuasankepada pelayanan publik tapi diharapkan dapat meningkatkantarget-target yang ditetapkan, bahkan diharapkan melampaudari target itu. Dua hal itu harus mendapat perhatian serius,”jelas orang nomor satu di AP II ini.Kepercayaan kepada AP IIKinerja AP II yang bagus selama ini berbuah manis, baikdari sisi pelayanan maupun pendapatan yang terus meningkat,termasuk predikat sebagai perusahaan dengan katagori ‘sangatsehat’ disandangnya. Maka wajar bila tidak terlalu lama AP IIdipastikan diberi tanggung jawab oleh pemerintah untukmengelola Bandara Pangkal Pinang yang selama ini dipegangUPT (unit pelaksana teknis). Hal itu disampaikan langsungsecara lisan oleh Bapak Menhub M. Hatta Radjasa kepada saya,”ujar Edie Haryoto. Juga disinggung rencana Bandara SultanTaha-Jambi, pengelolaan diserahkan kepada AP II, kita siap.Edie mengaku optimis, dengan berbagai inovasi, termasukmenambah panjang landasan dari 2.000 meter menjadi 2.500meter, Bandara Pangkal Pinang akan memiliki prospek yangbaik ke depan.“Untuk itu diperlukan anggaran sekitar Rp 80 miliarmembangun Bandara Pangkal Pinang yang representatif.Kepada Menhub, saya juga mengusulkan agar Bandara ituditukargulingkan dengan Bandara Kijang, Tanjung Pinang.”Rencana tambahan Bandara itu akan melengkapi 10 Bandaradi lingkungan AP II.Sepuluh Bandara tersebut adalah: Bandara InternasionalSoekarno-Hatta-Jakarta, Bandara Halim Perdana KusumaJakarta, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin IIPalembang, Bandara Supadio-Pontianak, Bandara InternasionalPolonia-Medan, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim IIPekan Baru, Bandara Internasional Minangkabau-Padang,Bandara Husen Sastra Negara-Bandung; Bandara InternasionalSultan Iskandar Muda- Banda Aceh dan Bandara KijangTanjung Pinang.Dari sepuluh Bandara itu, tiga Bandara di antaranya masihtergolong merugi: Bandara Halim Perdana Kesuma, BandaraSultan Iskandar Muda dan Bandara Kujang.BoomingSulit disangkal kenyataannya, pascakrisis moneter 1998 ataupersisnya memasuki tahun 2000-an, secara perlahan namunpasti terjadi booming pengguna jasa penerbangan. Pertumbuhan jumlah pengguna angkutan udara di tanah aircenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Secara umum pada tahun 2000 jumlah penumpang udarabaru mencapai 7.622.570 juta orang, namun sepanjang 2004,jumlah penumpang 35.945.301 orang atau hampir mencapai 36juta orang. Dari jumlah itu, Bandara Soekarno-Hatta memberikontribusi terbesar, 26 juta orang penumpang dan diprediksipada 2005 jumlahnya akan mencapai 29 juta orang/pertahun.Fakta itu menunjukan, Bandara Soekarno-Hatta Jakartapada tahun 2004 merupakan Bandara nomor dua tertinggi didunia untuk angka pertumbuhan jumlah penumpangnya setelahBandara Phudong di Sanghai, China.Dewasa ini, dunia penerbangan di Indonesia sangat dinamis.Pada tahun 2000, operator penerbangan niaga berjadwalberjumlah 19 perusahaan. Pada 2004, jumlahnya meningkatmenjadi 29 perusahaan.Sejalan dengan itu, jumlah armada pesawat yang beroperasidi Indonesia pun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Jikapada 2000 ada 119 buah pesawat udara niaga berjadwal, kinijumlahnya hampir dua kali lipat menjadi 217 buah pesawat.Jumlah pesawat yang cenderung meningkat pesat itu,tentunya harus diimbangi pula dengan regulasi dan sistempengawasan yang ketat guna memberikan kepuasan kepadakonsumen baik dari aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, maupun dari aspek pelayanan.Berbagai program yang telah dan akan dilakukan oleh AP IIsecara bertahap menunjukan eksistensinya sebagai perusahaanyang siap bersaing dalam era kompetisi global. Dan itu secarabertahap telah ditunjukan. AFPresiden didampingi Dirut AP II Edie Haryoto meninjau berbagaifasilitas, saat peresmian Bandara Internasional Minangkabau (MIA)di Padang Sumatera Barat.DOK. HUMAS AP II