Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 65
BERITAINDONESIA, Januari 2006 65BERITA (BERITA IPTEK) IPTEKAkhir November 2005,berbagai media menurunkan berita seputar laptopmurah dengan kemampuan mendekati PC. Prototipe laptop seharga 100 dollar AS inidipamerkan oleh kepala laboratoriummedia Massachusetts Institute of Technology (MIT), Nicholas Negropontedalam pertemuan kepala-kepala negaraanggota PBB, ‘World Summit on the Information Society (WSIS)’ di Tunisia.Laptop ini didukung oleh prosesor AMD500 MHz, 1 GB (gigabyte) flash memory,empat port USB, pembungkus karetberwarna hijau dan menggunakan sistemoperasi Linux.Dengan layar berukuran 7 inch yangdapat diputar, jaringan tanpa kabel builtin dan alat pemutar di bagian sampinguntuk mengisi ulang baterai, laptop yangdiberi nama “Green Machine” karenamemiliki pelindung berwarna hijau inibisa terkoneksi ke internet dan jaringan.Putaran motor selama satu menit dapatdigunakan untuk memasok listrik bagibaterai untuk dipakai selama 40 menit.Laptop juga dilengkapi layar LED sederhana yang hanya membutuhkan sepersepuluh energi yang diperlukan sebuahLCD laptop konvensional.Dengan membuat server pusat yangterkoneksi ke satelit di sebuah desa kecil,anak-anak di daerah pedalaman yangtidak ada buku sama sekali dapat mempunyai akses internet untuk belajar danmembaca. Speaker dan mikrofon built-inmemampukan laptop ini melakukansambungan telepon VOIP (Voice over Internet Protocol).Dalam perkembangannya yang terakhir, akhir Desember 2005, berbagaimedia di internet, memberitakan bahwaorganisasi non-profit bernama OneLaptop Per Child yang didirikan oleh MITtelah memilih Quanta Computer untukmemproduksi secara massal laptop seharga 100 dollar AS ini. Mereka menargetkan akan memasarkan sebanyak 5-15 juta unit ke China, India, Brazil, Argentina, Mesir, Nigeria dan Thailand.Sambil berproduksi, mereka terus berusaha mengurangi harga laptop ini danberharap lebihdari 100 jutalaptop dibuatpada akhir 2006atau 2007 dan tidakakan dijual secara komersial. Laptop ini akan digunakansebagai alat pendidikan dan saranauntuk menjembatani jurang teknologiantara negara kaya dan miskin di dunia.Sikap skeptis akan proyek ini datangdari pemimpin Intel, Craig Barrett yangmenyebut laptop ini adalah ‘gadget’(perangkat berteknologi) dan memprediksi bahwa anak-anak miskin didunia ketiga tidak akan menginginkannyakarena mereka tidak besar dalam lingkungan pengguna PC (komputer). Tentusaja, kritikannya ini tidak ada hubungannya dengan kenyataan bahwa pesaingperusahaannya, AMD adalah penyuplaiprosesor untuk laptop ini.Laptop Murah $100Quanta ComputerMulai Berproduksi“Yang orang butuhkan adalah perangkat yang mempunyai kemampuansama seperti PC. Bukan perangkat yangbergantung pada server yang terhubungke satelit untuk menyediakan content,atau alat pemutar agar mempunyai daya,”kata Barret. Barrett boleh saja berpendapat seperti itu. Namun, jika ia tinggaldi suatu tempat yang tidak ada listrik,tidak ada kabel penghubung koneksiinternet, dan ruangan ber-AC, ia mungkinmenginginkan ‘gadget’ itu, meskipundidukung oleh prosesor AMD.■A wal Desember 2005, Sekjen FIFA, Urs Linsimemastikan bahwa smart ball produksi Adidas, CairosTech dan Fraunhofer Institute tidak akan digunakanpada pertandingan Piala Dunia 2006 di Jerman. Linsiberpendapat bahwa teknologi yang diterapkan belum siap sepenuhnya.Menanggapi hal ini, Adidas mengaku tidak terlalu terkejut atau kecewa. “Kamiakan terus mengembangkan sistem sensornya dan ketika kami sudah yakinbahwa sistem ini sudah 100 persen berfungsi, maka itulah saatnya teknologi inidigunakan,” kata Thomas van Schaik, perwakilan dari Adidas.Smart ball (bola pintar) ini menggunakan sistem sensor yang bisa memastikanapakah bola sudah keluar dari garis lapangan, menyajikan hasil statistik permainanpara pemain, dan masih banyak lagi,” kata Gunter Rohmer yang membidanipembuatan sistem ini di Fraunhofer Institute for Integrated Circuits, Jerman.Teknologi yang digunakan mengandalkan chip ASIC (application-specific integrated circuit) dengan alat transmisi yang terintegrasi untuk mengirimkan data.Chip diletakkan di bagian tengah bola yang didesain sedemikian rupa oleh Adidasuntuk menahan perputaran dan tendangan keras. Teknologi ini sudah diterapkandi stadion sepak bola Nuremberg, Jerman dan dalam pertandingan FIFA U-17World Championship 2005 di Peru.Di Stadion Nuremberg, 12 antena disebar di beberapa lokasi yang kemudianbertugas mengumpulkan data yang dikirimkan oleh chip. Antena-antena initerhubung dalam jaringan fiber optic berkecepatan tinggi, dimana data yangditerimanya diteruskan ke beberapa server berbasis Linux.Chip ini menggunakan pita frekuensi 2.4 GHz yang juga digunakan oleh sistemberbasis Wi-Fi. Menurut Rohmer, teknologi yang mereka gunakan masihmenimbulkan interferensi dengan sistem berbasis Wi-Fi lainnya dalam kondisiarea terisolasi. Mereka masih mencari cara untuk mencegah segala kemungkinaninterferensi karena Wi-Fi sendiri akan digunakan dalam permainan.■Teknologi Smart BallTidak Jadi DigunakanPiala Dunia 2006