Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 100
P. 19
BERITAINDONESIA, Edisi 100 19BERITA UTAMAdi pulihkan sebagai lembaga negara tertinggi, penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai perwakilan permusyawaratan seluruh rakyat Indonesia. Syaykh Panji Gumilang menyambut baik rencana MPR untuk menghidupkan kembali GBHN, tapi hal itu saja tidak signifi kan untuk menzahirkan kembali jatidiri Indonesia yang hakiki, yang saat ini telah ditinggalkan. “Kembalilah ke UUD 1945, maka GBHN pun otomatis hidup kembali pula,” harap Syaykh Al-Zaytun.Syaykh Panji Gumilang menyebut bangsa Indonesia adalah bangsa besar, yang tercermin dalam lima nilai-nilai dasar negaranya. Sebuah bangsa besar yang menganut nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, yang punya kuasa memerintah segala makhluk. Bangsa yang memiliki jatidiri hakiki berkemanusiaan yang adil dan beradab. “Manusia yang adil dan beradab itu adalah mengakui agama dan Tuhan yang Maha Esa, begitu pun sebaliknya,” jelasnya. Syaykh menjelaskan bangsa Indonesia juga menjunjung tinggi persatuan Indonesia karena memiliki kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan mempersatukannya, karena menurutnya, kemanusiaan tidak bisa dipilah dengan perbedaan suku, agama, ras dan golongan. “Nilai kemanusiaan itu jauh lebih tinggi dibandingkan status agama,” tegasnya. Tapi, katanya, kalau Persatuan Indonesia-nya belum dizahirkan, maka jati diri Indonesia bisa terabaikan.Perihal demokrasi, Syaykh mengatakan sebelum bangsa lain membuat demokrasi, Indonesia sudah punya demokrasi. Yakni, Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. “Hikmah itu ilmu, kebijaksanaan itu perbuatan. Permusyawaratan perwakilan itu demokrasi Indonesia yang bagus, yang hakiki. Demokrasi Indonesia itu santun dan cantik, pilih wakil rakyat yang mampu berpikir tajam penuh kebijaksanaan dan kembali ke jati SUASANA BATIN: Syaykh Al-Zaytun mengekspresikan suara batin 30 ribuan tamu dan jemaah untuk menzahirkan jatidiri Indonesia yang hakikiSyaykh Al-Zaytun bersama Fuad Bawazier dan Agung Sedayu, menuju Al-Islah