Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 101
P. 17
BERITAINDONESIA, Edisi 101 17BERITA UTAMAWHO, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi Senin (8/6/2020) sebanyak 6.799.713 kasus, 397.388 orang meninggal dunia (5,8%), dan meliputi 216 negara.Syaykh Al-Zaytun Dr. Abdussalam Panji Gumilang, MP (Magister Pertanian), dalam dzikir Jum’at 20 Maret 2020, di Masjid Al-Hayat Al-Zaytun memandang kecemasan, apalagi kecemasan yang berlebihan, harus dihindari, jika ingin menang melawan serdadu Covid-19 tersebut. Dia mengatakan bahwa dalam situasi wabah Covid-19 ini, banyak orang yang menghadapinya dengan kecemasan (C), tapi ada juga yang ogah-ogahan (O), ada juga yang semakin banyak merokok (R), makin mengonsumsi makanan olahan (O) dan banyak nongkrong dan ngobrol (N) dan memakan asupan yang kurang sehat (A). Itu semua berarti justru memfasilitasi penyebaran wabah virus corona tersebut; Mempermudah bahkan mengundang virus CORONA masuk ke dalam tubuh manusia itu sendiri, dengan cepat dan bisa mengakibatkan kematian. Syaykh Panji Gumilang menegaskan, maka virus Corona tersebut harus dilawan dengan No Corona; Tidak atau jangan Corona. Yakni: Pertama, No C(Jangan Cemas), kita jangan cemas. Apa cara supaya tidak cemas? Perkuat daya imunitas tubuh sendiri, antara lain dengan melakukan vaksin fl u. Mengapa vaksin fl u? Karena fl u inilah yang membuat orang cemas. Ketika orang terkena fl u, daya tahan tubuhnya menurun. Dan itulah yang membuat semakin cemas. Karena daya tahan yang turun, menjadi celah jalan masuknya virus corona. Vaksin fl u memang bukan obat corona. Bahkan sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya. Namun dengan vaksin fl u akan meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Yang akan menjadikannya lebih percaya diri dan tidak cemas. Ketidakcemasan inilah, yang secara psikologis, turut membantu meningkatkan daya tahan tubuh melawan corona.Kedua, No O, Jangan Ogah-ogahan. Kita jangan ogah-ogahan. Jangan malas, cuek dan enggan melakukan sesuatu. Bangun pagi, lakukan olahraga kebugaran kaki (OKeKe). Jalan sampai 20.000 berskala besar. Lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tersebut memaksa sekolah, kantor, pabrik dan kegiatan lainnya tutup atau membatasi kegiatannya. Sekolah dan bekerja dari rumah terpaksa dilakukan, bahkan beribadah (sholat) di masjid dan gereja dicegah, menjadi beribadah di rumah dan/atau beribadah bersama dari rumah dengan live streaming. Hotel-hotel tutup, pusat perbelanjaan tutup, transportasi dibatasi, mudik dilarang, buka puasa bersama pun dilarang. Suatu indikasi yang amat kuat, bahwa Covid-19 sangat mencemaskan dan menakutkan dunia.Perang Dunia dalam bentuk lain tengah berlangsung: Manusia kontra pasukan serdadu Covid-19, berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat terlihat secara kasat mata. Dunia modern pun dipaksa tiarap, cemas dan ketakutan. Maklum, karena dunia ilmu kedokteran pun belum bisa mengalahkan (belum menemukan vaksin atau obat antivirus korona generasi terbaru tersebut. Keangkuhan akal manusia benar-benar diuji. Berbagai negara yang selama ini disebut sebagai negara berteknologi maju, dipaksa tunduk mengisolasi diri dan harus melakukan perubahan secara fundamental, dengan penuh duka dan kecemasan. Sebagai contoh, Amerika Serikat yang selama ini dipandang sebagai negara super power, masih dalam posisi takluk kepada serdadu Covid-19 dengan 1.886.794 jiwa positif terserang dan 109.038 orang meninggal, sebagai angka kematian tertinggi, pada 8 Juni 2020. Menurut laman Syaykh Al-Zaytun: Lawan Covid-19 dengan No Corona