Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 101
P. 61
BERITAINDONESIA, Edisi 101 61BERITA SEJARAH Kisah Islam Masuk Tanah BatakOleh: Ch. Robin SimanullangAgama Islam sudah lebih dulu masuk ke Tanah Batak sebelum misionaris Kristen dan penjajah Belanda. Perihal kapan (waktu) dan siapa yang membawa serta metode penyebaran agama Islam yang bagaimana diterapkan ke Tanah Batak, ada banyak pendapat (teori). Di antaranya, Teori Barus (Pesisir Barat), Teori Perbatasan (Aceh), Teori Melayu (Pesisir Timur), dan yang paling menonjol adalah Teori Islamisasi (Padri, Minangkabau). Namun apapun metode penyebarannya, Islam telah diterima sebagian orang Batak sebagai agama yang rahmatan lil’alamin (rahmat bagi semesta alam).Pada saat orang Batak masih menganut kepercayaan leluhurnya kepada Mulajadi Nabolonyang direfleksikan dalam nilai-nilai adat dan sistem kekerabatannya, yang dari sudut pandang agama Islam dan Kristen dinilai sebagai kafi r dan animisme atau Sipelebegu (penyembah hantu), orang Batak sendiri tidak mengenalnya sebagai agama atau aliran kepercayaan; Melainkan nilai-nilai adat yang menyatu dengan semua aktivitas kehidupannya yang bersifat religius (berkepercayaan, menyembah, mamele) kepada Debata Mulajadi Nabolon dan Sumangot (roh), orangtua dan nenek-moyangnya.Kepercayaan adat yang melekat dalam aktivitas orang Batak tersebut menjadi faktor utama yang membuat orang Batak bertahan lama dan tidak mudah menerima pengaruh agama Islam (maupun Kristen), paling tidak sampai tahun 1820-an. Kendati orang Batak sudah berin teraksi dengan para pedagang Arab dan para tetangga yang sudah beragama Islam di perbatasan Aceh, Minangkabau dan Melayu, namun sangat sedikit yang mau menerima agama karena dimaknai harus melepas adat dan identitas kebatakannya.Dari Hikayat Raja-raja Pasai dan batu nisan Sultan Malik as-Salih, tahun 1297, menunjukkan Islam sudah masuk ke Aceh, pada abad 13. Juga Sejarah Melayu menunjukkan Islam sudah masuk tahun 1612. Komunitas Muslim pertama di Indonesia adalah di pelabuhan Pasai di Sumatera bagian utara pada tahun 1290. Tapi orang Batak yang bertetangga dengan Aceh dan Melayu belum tersentuh Islam, sampai awal abad 19.Johannes Kowal (1922) dalam Berichte über Sumatra bis zum beginn des 16 Jahrhunderts (Laporan tentang Sumatra hingga awal abad ke-16) menyebut bahwa laporan-laporan Arab tidak mengatakan apa-apa tentang agama penduduk Ramny (Sumatra) sampai abad ke-14. Ibn Batuta adalah orang pertama yang mengatakan bahwa penduduk pulau Dhaouah, yang identik dengan Ramny, sebagian mengaku Islam. Pada waktu kapan Islam memperoleh pengikut pertamanya di antara orangorang Sumatra tidak dapat ditentukan dengan tepat. Menurut kronik Melayu, Atjeh pertama kali dipimpin raja beragama Islam terjadi pada 1205. Namun, sampai sekitar tahun 1300, para pengaku kepercayaan Islam di Sumatra tampaknya tidak banyak. Menurut Marco Polo, yang mengunjungi Sumatra tidak lama sebelum akhir abad ke-13, hanya sebagian dari penduduk pesisir di Kesultanan Felech (Perlak) yang memeluk Islam. Baru pada awal abad ke-14, setelah “Sejarah Melayu” di bagian Perkampungan Batak tahun 1900 Perkampungan Batak tahun 1900 Koleksi Nationaal Archief Netherland