Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 47


                                    (BERITA DAERAH)BERITAINDONESIA, 20 April 2006 47Puluhan kendaraan, Kamis (23/3) lalu, terlihat antridan terpaksa berjalan lambat di desa Kali Berau,Sindang Marga, Senawar Jaya di Kecamatan BayungLencir, Kabupaten Musi Banyuasin, SumateraSelatan. Pasalnya, lajur jalan lintas timur (Jalintim)antara Jambi dan Palembang itu rusak parahsepanjang lebih dari 50 km. Sejumlah lubang menganga di jalanyang merupakan urat nadi lalulintas ekonomi di kawasantersebut. Kerusakan semakin diperparah oleh curah hujan,sehingga banyak jalan berlubang padahal biasa dilalui kendaraanberat seperti bus luar kota.Arus lalu lintas Jalintim trans Sumatera ini bertambah padatmenyusul ambruknya jembatan Sungai Pangi di jalan lintastengah Sumatera di Desa Ulak Bandung, Lahat. Akibatnya jarakJambi - Palembang sejauh 275 Km yang biasanya cukupditempuh 5 jam kini menyita waktu sampai 30 jam.Kondisi ini tak urung membuat para pengemudi danpenumpang kelelahan. Sejumlah sopir truk maupun bus terpaksaharus beristirahat di pinggir jalan, berdekatan dengan beberaparumah makan di Desa Sukajaya, perbatasan Jambi.“Jalan di Sumsel ini hancur, tak ada perbaikan. Macetnya bisalama dari hari ke hari semakin parah. Apalagi saat hujan turun,”keluh seorang sopir, J. Sihombing.Sopir truk tronton dari Jakarta ini berniat ke Medan, Sumut.Dia mengaku berangkat dari Palembang sekitar pukul 13.00 dansaat sampai di Bayung Lencir telah menghabiskan waktu lebihdari 24 jam. Padahal jarak yang masih harus ditempuh untuksampai ke Jambi sekitar 125 km lagi.Sopir bus antarkota PMTOH BL7542A asal NAD, Muhammad(52), mengaku kelelahan saat melewati jalan Jambi - Palembang.Biasanya perjalanan Jakarta - Banda Aceh ditempuh 3 hari. Diaberangkat dari Jakarta hari Senin (20/3) lalu dan hingga Rabupetang masih berada di Bayung Lancir. Muhammad pun merasakasihan kepada para penumpang busnya, terutama yangmembawa anak-anak. Tapi ini bukan karena kemauannya, tapikondisi jalan yang rusak yang membuat kendaraaan tak mampumelaju cepat.Nasib yang menyengsarakan ini dialami Zaidani (35), bersamaisteri dan dua anaknya. Mereka kelelahan dan badan pun terasasakit, terutama saat melewati jalan buruk dari Palembangmenuju Jambi. “Saya tak menyangka jalan seburuk ini,”tuturnya.Elpiji Mulai LangkaDampak lain dari rusaknya jalan trans Sumatera ini adalahmulai langkanya Elpiji di Jambi. Karena pasokan dari kilangproduksi PT Medco di Sumsel terhambat dalam sepekanbelakangan ini. Langkanya Elpiji ini membuat harga naik dariRp 55.000 menjadi Rp 60.000 per tabung. Menurut Kompas,(24/3) alasan si penjual menaikkan harga karena mahalnyaongkos angkut dari Palembang ke Jambi.Apabila infrastruktur jalan raya ini tidak segera diperbaiki,bukan mustahil berbagai kebutuhan pokok masyarakat akantersendat dan harga pun akan melonjak.Kepala Dinas PU Sumsel, Dharna Dachlan, sebagaimanadikutip Republika (24/3) mengakui terjadinya kemacetan dijalur lintas timur. Menurutnya, kemacetan semakin parahkarena banyak kendaraan saling berebut untuk melintas di jalurtersebut.Kondisi lalulintas yang semrawut juga menghambat mobilpengangkut material dan alat berat yang terjebak macet.Keinginan memperbaiki infrastruktur yang rusak ini bukantidak ada. Menurut Dachlan, perbaikan jalur lintas timur diwilayah Sumsel, saat ini masih dalam proses tender. Dari 40perusahaan atau kontraktor yang mengikuti tender ada 7perusahaan yang dianggap memenuhi persyaratan sebagaipemenang. “Target kita proyek perbaikan Jalintim ini sudah bisadikerjakan awal April 2006,” tambahnya.Para pengguna jalan di lintas timur tampaknya masih harusbersabar menerima kondisi yang ada sekarang ini. Setidaknyasampai bulan April mendatang. Itu pun kalau rencana perbaikanjalan benar-benar dilaksanakan sesuai dengan waktu yangditargetkan. ■ SPJALINTIM TRANS SUMATERAMAKIN MERANA Ruas Jalintim trans Sumatera antaraPalembang-Jambi semakin rusak.Pengemudi dan penumpang mengeluh.Elpiji di Jambi pun mulai langka.Jalan lintas tengah Sumatera terputus akibat robohnyajembatan Sungai Pangi di Desa Ulak Bandung, Lahat. KOMPAS
                                
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51