Page 64 - Majalah Berita Indonesia Edisi 13
P. 64
BERITA LINGKUNGAN64 BERITAINDONESIA, 18 Mei 2006Media tengah menyorotinasib gajah-gajah liarSumatera yang diperlakukan semena-mena.Setelah kasus tewasnyalima ekor gajah karenadiduga diracun beberapa waktu lalu, kiniprotes dari aktivis lingkungan semakinsanter setelah kasus matinya seekor gajahjantan yang ditangkap BKSDA Riau.Dari analisis WWF, gajah jantan yangberusia 9 tahun itu mati karena mengalamiinfeksi parah disebabkan jeratan rantaidan tembakan panah tumpul yang tidaksteril saat penangkapan.Sinar Harapan, 17 April 2006, dalamlaporannya menulis, 70 botol infus, suntikan vitamin, antibiotik, serum anti tetanus, tak mampu juga menyelamatkannyawa gajah itu. Jumat, (14/4), satu darisepuluh gajah tangkapan tersebut akhirnya menemui ajalnya setelah sebelumnyaharus menderita lantaran tetanus yangmendera.Bahkan kini solusi penangkapan tersebut makin satir ceritanya. Sepuluh gajahyang tertangkap, hanya didiamkan tanpadiberi makan dan minum. Satwa-satwa itujuga terikat rantai kuat.Kalau mau ditelusuri jumlah gajah yangtertangkap dan tak jelas juntrungannya,ternyata banyak juga. World Wildlife Fund(WWF), baru-baru ini mencatat sedikitnyaada 201 gajah liar ditangkap sejak tahun2000, 46 ekor diantaranya tewas. Disinyalir kematian disebabkan prosespenembakan tak profesional. Sebanyak 41dilepaskan tanpa dicek kembali keadaannya. Sementara itu, 103 gajah tangkapandan peliharaan tidak pernah diketahuinasibnya antara tahun 2000-2006.Media Indonesia, 17 April 2006, memberi judul laporannya “Populasi GajahSumatera Berkurang.” Populasi gajah diRiau berkurang sekitar 75%. Pada tahun1983 diperkirakan terdapat 1.067-1.617ekor gajah menjadi hanya tinggal 353-431ekor gajah pada tahun 2003.Tuntutan dari lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia mencuat.Penangkapan seharusnya menjadi alternatif terakhir dalam penanganan konflikgajah liar, dan hanya dilakukan oleh timpenangkap profesional yang didampingiahli medis dan tim pemantau terkaitlainnya.Populasi gajah tersebar di beberapadaerah di Indonesia, seperti di Lampung,Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat, Riau,Sumatera Utara dan Aceh. ■ RHTEWAS KARENA SEMBRONO:Penangkapan seharusnya menjadialternatif terakhir dalam penanganankonflik gajah liar.Pepohonan di Jakarta sudah terlalu tua sehingga rawan ditumbangkan angin.Sedikitnya 42 pohon tumbang di Jakarta akibat hujan deras disertai angin kencangpada Selasa (11/4) sore. Sejumlah pohon tumbang itu menimpa beberapa mobilyang tengah melintas di jalanan.Insiden seperti terjadi di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, misalnya, mengakibatkantiga orang tewas dan empat lainnya luka-luka. Pohon-pohon tumbang tersebar di tigakecamatan di Jakarta Pusat yakni di Gambir (3 pohon), Menteng (19 pohon), dan Senen(20 pohon). Pohon tumbang yang menimpa mobil, selain di Jalan Abdul Muis, jugaterdapat di Menteng Raya. Di lokasi itu, tiga mobil tertimpa pohon dengan kondisi saturusak berat dan dua rusak ringan. Sementara, di Jalan Probolinggo, sebuah pohontumbang menimpa satu mobil.Peristiwa itu menimbulkan kritikan tajam kepada Pemda DKI yang dianggap lalai.Harian Sinar Harapan, 13 April 2006, melaporkan Fraksi PDI Perjuangan DPR RI memintapolisi untuk mengusut aspek pidana atas timbulnya sejumlah korban jiwa akibat rubuhnyapohon-pohon di sekitar Jabotabek tersebut. Menurut mereka, peristiwa itu merupakankegagalan Pemda DKI melindungi keselamatan warga kotanya.Namun, seperti yang dilaporkan Rakyat Merdeka, 13 April 2006, Pemda DKI akanbertanggung jawab terhadap para korban, baik yang luka maupun meninggal. Keluargakorban yang tewas akan diberi santunan, besarnya maksimal Rp 10 juta. Selain itu,Pemerintah DKI Jakarta akan menggusur pohon-pohon perindang yang akarnya sudahlemah. Langkah itu untuk mencegah pepohonan tumbang pada saat hujan deras disertaiangin kencang, seperti yang terjadi sebelumnya.Rekomendasi datang dari Pusat Studi Kebijakan Strategis, yang mengusulkan kepadaPemerintah DKI Jakarta agar meningkatkan keragaman pohon perindang. DirekturEksekutif Pusat Studi, Husin Yazid, seperti dikutip Tempo Interaktif, menjelaskan bahwakeragaman itu berlandaskan pada teori ekologi. Semakin beragam, ketahanan ekologisemakin kuat. Apabila jenis pohon perindang beragam, pohon-pohon itu akan salingmemperkuat.Hasil kajian Pusat Studi menunjukkan bahwa teknis penanaman pohon perindang diJakarta kurang memperhatikan keragaman. Selain itu, pemilihan jenis pohon juga kuranglengkap. ■ RHGajah MatiTinggalkan CemasGajah jantan itu mati karena mengalami infeksi parah.Jeratan rantai dan tembakan panah tumpul yang tidaksteril saat penangkapan.Bencana Ketika Badai