Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 13
P. 58
BERITA HUMANIORA58 BERITAINDONESIA, 18 Mei 2006Seorang pengemudi taksi dariarmada terkenal di Jakartabercerita. Sejak tarif taksi naikseiring kenaikan BBM, banyakteman-temannya ditinggalisteri pulang kampung. Beberapa bahkan minta bercerai. Kehidupanyang semakin sulit dan penghasilan yangtidak mencukupi kebutuhan sehari-harikerap menyulut pertengkaran.Di beberapa pool taksi itu, ujarnya, adapengemudi yang terpaksa menitipkananaknya yang masih kecil, sementara iabekerja. Di rumah tak ada yang menjagaanak itu, karena ibunya meninggalkanrumah. Teman-teman si pengemudi yangkebetulan ada di pool, bergantian membayari makan siang anak yang dititipkanitu.Kisah itu dituturkan dengan seriuskepada Berita Indonesia yang sedangmenumpang taksinya. Entah benar entahtidak, tetapi cukup membuka mata bahwakesulitan hidup berimbas begitu getirterhadap kehidupan para pengemuditaksi yang mengalami penurunan konsumen secara drastis.Beberapa media rupanya menyorotimasalah ini pula, meski dari sudutpersaingan bisnis yang mulai tajam antararmada. Jika dulu tarif taksi seragam, kiniada yang menerapkan tarif lama dan tarifbaru.Kompas, 6 April 2006, menyuguhkanlaporan “Berebut Penumpang di Jakarta.” Berbagai strategi dilakukan untukmenggaet konsumen. Dari mulai perangtarif sampai sistem kerja.Astro Taksi menerapkan sistem ”minimum payment,” yaitu menetapkan batasbawah uang yang harus dibayarkanpenumpang. Besar tarif minimum yangharus dibayar Rp 25 ribu-Rp 30 ribu.Meski argo kurang dari harga itu, penumpang harus membayar minimumpayment-nya. Armada Astro juga menerapkan sistem ngalong, beroperasimalam hari. Dengan demikian merekaberani menerapkan tarif baru, dengantarif flag fall Rp 5.000 dan penambahanRp 2.500 per kilometer,Menurut laporan harian Warta Kota,beberapa armada taksi skala kecil-menengah sejak 16 Maret lalu, memutuskanmenurunkan tarifnya. Mereka kembali ketarif lama, dengan flag fall Rp 4.000 danpenambahan Rp 1.800 per kilometer.Langkah ini diambil menyusul menurunnya jumlah pengguna taksi hingga 50persen setelah diberlakukannya tarif baruOktober 2005 lalu.Hasilnya, sudah mulai dirasakan.Tingkat pemesanan lewat telepon danpanggilan di jalan naik sampai 50 persen.Penghasilan para pengemudi juga naiksekitar 20 sampai 30 persen. Merekabahkan berencana menggulirkan tariftaksi murah, buka pintu Rp 3.000 dantarif per kilometer Rp 1.500.Saat ini, ada sekitar 14 pengusaha taksikecil-menengah yang tergabung dalamForum Komunikasi Pengusaha TaksiSkala Kecil-Menengah yang dipimpin AdiSofyan. Sekitar 10 perusahaan menurunkan tarif menjadi tarif lama, di antaranyaGolden (460 unit), Mitra (300 unit), Bistro (100 unit), Bintang, dan Merlin.Beberapa perusahaan taksi skala besarseperti Putra, Kosti, dan Family, jugatermasuk yang tidak ikut menerapkantarif baru.Faktor safetyMenurunnya konsumen taksi tidakhanya disebabkan oleh tarif yang melonjak, melainkan juga karena berbagaikasus kejahatan di dalam taksi, terutamadialami oleh kaum perempuan yang naiktaksi di malam hari.Dalam banyak kasus, pengemudi taksibersekongkol dengan pelaku perampokan. Dia berhenti di suatu tempat danmenaikkan para pelaku. Membawa korban berputar-putar, setelah hartanyaterkuras, korban dibuang di pinggir jalan.Dalam beberapa kasus, perampokan taksijuga dibarengi pemerkosaan.Maka faktor safety menjadi salah satusyarat calon penumpang dalam memilihtaksi. Taksi Blue Bird termasuk yangdiakui konsumen aman dan terjamin.Suherman (47), supir Blue Bird yang telahmelakoni profesinya sebagai supir taksisejak tahun 1975 mengakui, meski BlueBird tetap bertahan pada tarif buka pintuRp 5.000, tetapi jumlah penumpang tidakterlalu merosot.Persoalan utama sekarang adalah overcapacity armada taksi, sementara dayabeli masyarakat menurun. MenurutPresiden Direktur Blue Bird Group,Purnomo Prawiro, dengan tarif lama,jumlah rit maksimal 20 per taksi. Denganpenurunan tarif tidak mencapai 50persen, sulit meningkatkan jumlah konsumen hingga dua kali lipatnya. Sekarangini saja kilometer isi hanya 20-30 persen.Melihat kemacetan lalu lintas yangbertambah parah di Jakarta, tidak mungkin satu taksi bisa beroperasi seharimembawa penumpang 25 rit. Bila 25 rittidak terpenuhi, sulit rasanya bagi pengemudi untuk memenuhi setoran danmendapatkan penghasilan yang cukup.Akibatnya, sulit pula mempertahankanatau meningkatkan pelayanan sehubungan kenyamanan dan keamanan. ■ RH, DAPerang Armada di JalananTurunnya daya beli masyarakat menyebabkan menurunnyapenumpang taksi. Para pengemudinya ikut susah. Persaingantarif pun berlangsung.DAMPAK KENAIKAN TARIF: Jumlah konsumen menurun, kehidupan pengemuditaksi semakin sulit.WILSON EDWARD