Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 13
P. 55


                                    BERITAINDONESIA, 18 Mei 2006 55(BERITA IPTEK)tapi transaksi dari para turis asing yangmemiliki kartu EMV, sehingga potensitransaksi lebih besar.Sistem EMV juga mengurangi biayakomunikasi pada mesin EDC (biayatelepon) dengan melakukan off-linetransaction. Selain itu banyaknyaprogram atau aplikasi tambahan yang dapat dikembangkan dari kartu EMV, seperti security/ID,electronic purse,loyalty, mobile,transit, e-coupon,hadiah berkala, insentifberkala bahkan menyimpan datalainnya, seperti KTP, SIM, NPWP, datapribadi, paspor dan sebagainya. Plusnyalagi, kartu ini bisa berumur lebih dari duatahun.Untuk mengaplikasikan sistem EMV,penerbit kartu pembayaran harus mengganti kartunya dengan sistem berbasischip. Meski besarannya bervariasi, saat inimemori yang dapat disimpan di dalamchip tersebut dapat mencapai 256 kilobytes. Standar EMV ini juga harus dijalankan pada sistem perbankan berbasis TCP/IP (Transfer Control Protocol/InternetProtocol). Mau tidak mau bank harusmengganti perangkat kerasnya, sepertimesin ATM dan EDC (electronic data capture) sesuai yang dipersyaratkan.Sebenarnya bank bisa tetap menggunakan mesin EDC, hanya saja diperlukan aplikasi khusus pada mesin EDC yangdapat membaca data smartcard. Secarafisik, mesin EDC tetap sama dan perubahan hanya pada software EDC yangharus di up-grade menjadi compliancedengan EMV. EMV compliance adalahsertifikasi atas teknologi Electronic DataCapture (EDC) yang telah mampu memproses transaksi dengan menggunakanEMV Card yang berbasis chip. BNI merupakan bank pertama di Indonesia yangmendapatkan sertifikasi ini.Barangkali karena tergiur oleh manfaatkartu aliran baru ini, tanpa menunggu hariH yang dipatok BI, beberapa bank langsung merespon mandat tersebut. Contohnya, Bank Central Asia (BCA) yang mulai21 Desember 2005 mengeluarkan kartukredit baru yang memakai chip standarEMV. Untuk kartu lama, penggantiannyadicicil setiap jatuh tempo kartu. Kemudiandiikuti oleh Bank Buana Indonesia awaltahun 2006 ini.Tak bisa dipungkiri, biaya investasi yangharus dikeluarkan perbankan untukmelakukan migrasi kartu chip sesuaidengan standar EMV lumayan besar.Bank harus merogoh kocek ratusan miliarrupiah hanya dalam waktu dua tahun.Memang, awal tahun lalu, vendor kartukredit seperti MasterCard hanya mematokUS$ 0,99 untuk setiap kartu berbasis chipini. Kenyataannya, bank-bank masihharus melakukan pengisian data danfasilitas lainnya. Alhasil, untuk keperluanpenggantian kartu saja, biayanya bisabervariasi antara US$ 3 sampai US$ 5.Ambil contoh Bank Mandiri. Totalpemegang kartu debet di bank pelatmerah ini tercatat sekitar 4,5 juta orang.Untuk kartu kreditnya kurang lebih750.000 orang. Dengan asumsi harga US$3 per kartu saja, Bank Mandiri harusmerogoh koceknya lebih dari US$ 15,7 jutahanya untuk penggantian kartunya.Sementara itu, Bank Permata harusmenyiapkan dana sekitar US$ 750.000untuk penggantian kartu kreditnya saja.Untuk kartu debet sudah pasti angkainvestasinya lebih besar.Padahal, di luar itu, bank-bank harusmengganti puluhan ribu anjungan tunaimandiri (ATM) dan ratusan ribu EDC(electronic data capture) yang dipasang dimerchant-merchant. Belum lagi ongkosmodifikasi informasi teknologi di ”backend system” yang harganya diperkirakanmencapai US$ 400.000. Lalu, mesinuntuk memasukkan data ke chip yangharganya sekitar US$ 50.000-US$ 60.000 per mesin. Umumnya, setiap bankperlu dua sampai lima mesin. Bank jugaharus membeli modul senilai US$ 5.000,mesin electronic data capture (EDC) yangharganya antara US$ 300.000 sampaiUS$ 500.000, plus mesin ATM barudengan harga mulai dari US$ 5.000hingga US$ 20.000.Untuk mengeluarkan investasi sebesaritu, agaknya sejumlah bankir merasaketar-ketir. Apalagi, mengingat jebloknyakinerja sebagian besar perbankan padaakhir tahun lalu. Alhasil, beberapa bankagaknya ogah-ogahan untuk memenuhiketentuan PBI untuk memulai penggantian kartu magnetik ke kartu chip padaSeptember nanti.Sejumlah bankir mengusulkan agarpenggunaan chip diterapkan saat kartupembayaran mulai dimanfaatkan secaraoptimal. Artinya, kartu pembayaran tidakhanya digunakan untuk transaksi perbankan atau pembayaran di merchant, tapijuga meluas untuk, misalnya, pembayarantol atau parkir. Artinya, lebih baik BI danpemerintah memasyarakatkan terlebihdahulu pemakaian kartu pada segalabidang.Dengan demikian, pemasangan chiptidak lagi mubazir karena pemakaiannyaoptimal dan sesuai dengan potensi fraudyang akan muncul. Beberapa bankirkabarnya malah memberanikan diri meminta agar BI mengundur waktu penggantian kartu tersebut. Apalagi menuruthitung-hitungan waktu, Malaysia sajabutuh waktu 2-3 tahun untuk melakukanEMV sedangkan Indonesia baru mulaitahun ini dan butuh waktu 2-3 tahun kedepan untuk menstandarisasi EMV. Jadi,cukup beralasan kalau para bangkirmeminta waktu dimolorkan mengingatimplementasi teknologi informasi di tanahair yang juga sering molor. ■ (dari berbagai sumber)di mesin ATM, kartu kredit, kartu GSM, dan sebagainya. Namun telah puladikembangkan sebuah aplikasi dimana anda hanya memerlukan sebuah kartu sajauntuk semua aplikasi yang ingin anda akses. Salah satu aplikasi yang telahdikembangkan adalah Travel Card.Dengan menggunakan Travel Card ini, anda tidak memerlukan tiket ketika harusbepergian dengan menggunakan pesawat terbang, ketika menggunakan pesawattelepon di bandara, memesan mobil jemputan di bandara tujuan, pembayaran elektronikdi beberapa pusat perbelanjaan, maupun reservasi kamar hotel. Bahkan ketika anda,ingin menghubungi keluarga anda di belahan dunia yang lain, kartu ini berubah fungsimenjadi kartu telepon, dan tak lupa anda dapat membeli oleh-oleh denganmenggunakan kartu ini. Atau, bisa saja kartu ATM, kartu kredit, kartu mahasiswa, kartuAskes plus program Single Identity Number (SIN) yang tengah digagas pemerintahada dalam satu kartu masa depan ini. Tiada yang mustahil…GAMBAR 3. DELAPAN TITIK KONTAK DENGAN DUNIA LUAR
                                
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59