Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 30
30 BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006BERITA UTAMAJum’at pagi di gedungpembelajaran Abubakar AlShiddiq tampak pelajar MIberpakaian seragam krembergaris coklat dengan wajahpenuh ceria. Anak-anak beliaitu, begitu menaiki tangga, sudah tersediamakanan untuk sarapan pagi bersama dikelasnya masing-masing. Mereka begitutertib mengambil jatah makanan yangtelah disiapkan petugas.Mereka berdoa terlebih dahulu sebelummakan. Rupanya anak-anak yang masihbelia itu merasa sudah terbiasa denganrutinitas yang dilakukannya setiap pagi itu.Selesai makan, mereka mencuci tangan diwastafel yang telah disediakan lengkapdengan lap tangannya. Mereka lalu membersihkan meja dan merapikan tempatmakan, karena sebentar lagi pelajaranakan dimulai.Pukul 06.45 WIB, para siswa ini telahsiap kembali di mejanya masing-masing.Sebab pada pukul 07.00 pelajaran jampertama segera dimulai. Para guru sebelum memasuki ruang kelas juga mengadakan briefing pagi. Santri MI yangbelajar di gedung Pembelajaran AbubakarAl Shiddiq terdiri dari kelas IV, V dan VI.Sedangkan untuk santri kelas I, II dan IIImenempati ruang pembelajaran Ali IbnuAbi Thalib.Para santri yang masih anak-anak itutentunya memerlukan penanganan yanglebih dari santri-santri sebelumnya. Sebabusia mereka masih sangat belia untuktinggal di asrama dan jauh dari orangtua.Orangtua Ikut MondokDisadari oleh pihak Al-Zaytun, bahwausia 6 hingga 11 tahun, masih usia ketergantungan terhadap orangtua. Anak-anakusia itu belum bisa dilepas sepenuhnya.Bukan saja mereka belum mandiri, tapikasih sayang orangtua terkadang masihdiasumsikan sebagai keterdekatan secarafisik saja.Untuk itu, ketika Madrasah Ibtidaiyahini dibentuk, pihak Al-Zaytun telah mengantisipasi berbagai kemungkinan. Salahsatu kemungkinannya adalah intensitasorangtua wali murid dalam membesukanak-anak mereka. Maka, bukan saja AlZaytun membuka keleluasaan waktuorangtua murid berkunjung, bahkanmereka diperbolehkan menginap di ruangasrama santri. Sehingga tak heran bila digedung Ali terlihat beberapa wali santriyang dengan setia menunggui putra danputrinya hingga beberapa hari.“Saya sudah seminggu menunggui anaksaya. Sekarang waktunya bergilir denganwali santri lainnya,” kata Ny. Herlina, salahsatu wali santri yang datang dari Semarang. Ny. Herlina dan orangtua santrilainnya sepakat untuk bergiliran meMadrasah Ibtidaiyah (MI) Al-ZaytunMendidik Sejak DiniSetelah enam tahun berjalandan meluluskan santri angkatanpertama, Al-Zaytun terus mengembangkan sayap. Kini telahdibuka Madrasah Ibtidaiyah danUniversitas Al-Zaytun.Santri berpose bersama sebelum belajarKeceriaan santri di kelas