Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006BERITA UTAMAPada 27 Agustus 1999, Al-Zaytundiresmikan oleh Presiden RI,Prof. Dr. BJ Habibie. Enamtahun kemudian, akhir Mei2005, Al-Zaytun telah menghasilkan lebih dari 1.200 pelajar Madrasah Aliyah atau SekolahMenengah Atas (SMA) sebagai lulusanangkatan pertama.Satu hal yang sangat menggembirakandan membanggakan seluruh pengelola AlZaytun, hasil Ujian Nasional (UN) tahunpelajaran 2004/2005 dari peserta didikmereka sangat memuaskan.Sekadar mengingatkan, dunia pendidikan di Indonesia dibuat heboh lantaranlebih dari 800.000 siswa SMP dan SMAdi tanah air, peserta UN untuk tahunajaran 2004/2005 tersebut, ternyata tidaklulus.Seperti diketahui, ada tiga mata pelajaran yang diujikan secara nasional: BahasaIndonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika. Secara umum, banyak siswa tidaklulus pada Bahasa Inggris dan Matematika.Hasil UN mereka tidak dapat mencapaistandar kelulusan yang ditetapkan pemerintah (baca: Departemen PendidikanNasional/Depdiknas) yakni 4,25. Ironisnya lagi, banyak sekolah di tanah air yangtingkat kelulusannya nol persen.Dari data yang dirilis Depdiknas sebanyak 817.302 siswa (16,37 persen) dari4.990.266 peserta UN tahun 2005 dinyatakan tidak lulus. Pada 2004, yangtidak lulus sebanyak 403.872 siswa.Di “kota pelajar” Yogyakarta, misalnya,ada 13 SMA yang tingkat kelulusannya nolpersen. Pun, di Semarang, Jawa Tengah,empat SMA dinyatakan lulus nol persen.Di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),dari 111.482 siswa SMP dan SMA, termasuk Tsanawiyah dan Aliyah, sebanyak48.160 siswa (43,3 persen) dinyatakantidak lulus UN. Angka ini lebih besar daritahun lalu yang hanya 33 persen.Di Jawa Timur, kasus serupa jugaterjadi. Dari 451.104 siswa SMP dan SMAyang ikut UN, 55.258 siswa tidak lulus.Surabaya menjadi penyumbang terbesarketidaklulusan di mana 4.691 siswa SMPdan SMA dinyatakan tidak lulus. Bahkanada empat SMP yang kelulusannya nolpersen.“Pemerintah prihatin atas hasil itu, tapiitulah kenyataan yang harus dibuka. Sejakdulu kualitas pendidikan kita rendah,”ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla, menanggapi kabar menyedihkan tersebut,awal Juli 2005.Bagaimana profil hasil UN pada siswaAl-Zaytun? Bila ditakar dari hasil yangdicapai siswa-siswanya, maka lembagapendidikan bermoto “Pesantren Spirit butModern System” sangat pantas mendapatpredikat sebagai sekolah unggulan baru.Untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah/MTs (setara SMP), hanya ada lima orangsiswa yang tidak lulus (0,45 persen) dari1.110 peserta didik Al-Zaytun yang mengikuti UN.Satu anak tidak lulus pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan empat siswa tidaklulus pada mata pelajaran Matematika.Sedangkan pada mata pelajaran BahasaIndonesia semua siswa dinyatakan lulus.Dari 1.110 orang siswa tingkat Tsanawiyah yang mengikuti UN, untuk matapelajaran Bahasa Indonesia, 60 orangsiswa (5,41 persen) mendapat nilai antara9–10, 293 orang siswa (26,40 persen)mendapat nilai antara 8–9, dan 451 orangsiswa (40,63 persen) mendapat nilaiantara 7–8, diikuti 283 orang siswa (24,50persen) mendapat nilai 6–7.Pada posisi nilai terendah presentasenyakecil saja, yakni 23 orang siswa (2,07persen) mendapat nilai antara 5 - 6.Sementara untuk mata pelajaran BahasaInggris, hasilnya juga patut dibanggakan.Sebanyak 93 orang siswa (8,38 persen)UN 2006, MomentumAl-Zaytun Buktikan DiriSecara keseluruhan, nilai angka kelulusan peserta didik tingkatTsanawiyah/SMP dan Aliyah/SMA Al-Zaytun pada Ujian Nasionaltahun 2005 lalu jauh di atas rata-rata nasional. Sekitar 30 persendi antaranya bahkan memperoleh nilai 8-10. Peserta didik yangtidak lulus hanya di bawah 0,005 persen. Akankah prestasitersebut terulang kembali pada Ujian Nasional 2006?Syaykh AS Panji GumilangSantri di meja belajar asrama
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36