Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 65
BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006 65BERITA PEREMPUANMaemunahdan Sebuah RudalAditya menjadi yatim piatu setelah ibunya tewas dalamserangan rudal Israel ke Lebanon.ocah laki-laki berusia 13bulan, asyik membolak-baliksejumlah halaman surat kabar di rumah neneknya, Rohanah (46), di Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.Demikian Kompas, 28 Juli 2006,membuka laporannya.Aditya Fadilah, nama bocah itu,adalah putera semata wayang SitiMaemunah (24). Tenaga kerja wanitayang meninggal di Lebanon, akibatgempuran rudal Israel.Sejak kabar kematian Siti Maemunah,para tetangga datang ke rumah sekadarmenghibur. Warga memenuhi rumahkeluarga sederhana itu, yang berukuran6 x 8 meter, di tepi jalan setapak, dipinggir Sukabumi. Mereka bergantianmenggendong Aditya, tak sedikit yangmeneteskan airmata prihatin.Seperti dikisahkan majalah Gatra,berita kematian Siti Maemunah yanglahir pada 1982 itu didapat dari seorang warga negara Kuwait yang mempekerjakan Siti sejak Januari 2006.Warga negara Kuwait yang berinisialHAAN itu, Minggu (23/7), mendatangiKBRI di Kuwait dan menyampaikanbahwa sembilan anggota keluarganyabeserta satu orang pembantu rumahtangga (PRT) asal Indonesia telahmenjadi korban serangan Israel keLebanon pada 13 Juli 2006. Musibah itu dialami mereka ketikasedang berlibur ke Lebanon diwilayah Ba Seleh, Qodo Sur.Juru bicara Deplu DesraPercaya mengungkapkan,bahwa jenazah Siti sempatdisemayamkan di Rumah Sakit Al Houkumm Al Tyir di KotaTyre, Lebanon. Jenazah Siti dievakuasi oleh Kedutaan Kuwaitke Damaskus, Suriah. Awalnya bahkan pihak rumahsakit kesulitan membawakeluar jenazah tersebutkarena blokade Israel.Rohanah, ibundaSiti Maemunah, tampak terpukuldengan kepergian putrinya. Ia kehilangan anak perempuan yang diharapkan menjadi tulang punggungkeluarganya sepeninggal suami Rohanah, Bisri Muchtar, satu tahun lalu.Kini, Rohanah juga mencemaskanmasa depan Aditya. Namun, BupatiSukabumi telah menyatakan bahwapendidikan Aditya akan dipikirkanPemkab Sukabumi.Tak tercatatSebelum kepergian Siti Maemunahke Kuwait, ayah Aditya, Aris Widodo,meninggalkan mereka dengan tujuantak jelas. Keluarga tak mengungkapkansebab kepergian Aris. Hingga saat ini,mereka tidak bisa melakukan kontakdengan Aris yang benar-benar takterlacak. Sebelum meninggalkan istrinya, Aris bekerja sebagai sopir angkutan. Kepergiannya ke Kuwait untukmenjadi tenaga kerja, meski sudahdicegah ibunya, agaknya dipicu olehkedongkolannya atas kepergian Arisitu.Menurut Rohanah, anaknya itu barusatu kali menelepon sejak berada di Kuwait untuk menanyakan kondisi anaknya. Bulan Mei, ia menelepon menanyakan kesehatan Aditya dan seberapa lancar Aditya minum susu.Siti yang berangkat menjadi TKImelalui PT Binhasan Maju Sejahteraternyata tak tercatat di Dinas TenagaKerja dan Transmigrasi KabupatenSukabumi. Hak-hak Aditya sebagaiwarga negara yang ibunya meninggalkarena perang di negeri orang punmasih kabur.Penyalur yang memberangkatkanSiti hanya memiliki hubungan kerjadengan almarhumah Siti, bukan dengan Aditya. Kendati akan memprosesgaji Siti selama enam bulan sebanyakRp 9 juta dan asuransi sebesar Rp 20juta, jelas tak cukup untuk membiayaimasa depan Aditya.Media Indonesia melaporkan, pemerintah mengirimkan satu tim yangterdiri dari pihak Deplu dan Depnakertrans berangkat ke Lebanon. Timtersebut memiliki tiga tugas yaitumempercepat pemulangan jenazah SitiMaemunah, evakuasi para WNI diLebanon dan pemetaan kondisi terakhir di lapangan.Kuburan untuk Siti Maemunah sudah disiapkan pihak keluarganya diSukabumi. Rohanah mengatakan,telah siap dengan lahan kuburan anakkeempatnya itu. Menurut PikiranRakyat, lahan yang diperuntukkanbagi ibu satu anak itu berada di samping kuburan ayahnya, Muchtar, yangsudah mendahuluinya beberapa bulanlalu.Saat ini, masih ada puluhan buruhmigran Indonesia yang menunggudievakuasi keluar dari kawasan berbahaya. Perang selalu kejam. Dan SitiMaemunah menjadi korban nafsuangkara. RHBfoto-foto: repro