Page 64 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 64
64 BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006ngatan bukanlah hal yang mengejutkan.Setelah bencana tsunami pada tahun2004, komunitas internasional baru mulai membangun sistem peringatan tsunami regional bagi kawasan SamudraHindia, sama seperti dengan yang sudahada di kawasan Samudra Pasifik. Jerman,Jepang, dan Amerika Serikat membantuusaha mengembangkan stasiun pendeteksi tsunami yang dapat mengukur perubahan ketinggian air laut yang diakibatkan oleh tsunami dan berencana menempatkan pelampung pemantau di lautan Indonesia untuk mendeteksi tsunami,bahkan ketika masih berada di daerahlautan. Sebulan yang lalu, UNESCOmengumumkan bahwa sistem peringatansementara sudah berjalan. Peringatantsunami akan dikirimkan ke kawasanSamudra Hindia dari pusat pengawasantsunami yang ada di Hawai dan Jepang.Pusat pengawasan tersebut sebenarnyatelah mendeteksi akan munculnya tsunami di kawasan Jawa. Namun berhubungadanya jurang komunikasi untuk mengumumkan peringatan tsunami kepadamasyarakat, maka tidak ada peringatanyang sampai kepada masyarakat yangtinggal di dearah pantai Jawa. Sungguhtragis, betapa sulitnya melindungi orangorang yang berada di kawasan yang rentanterkena tsunami. “Jangan kita membohongi diri kita sendiri dan berpikir bahwakita telah dapat menyelesaikan masalahperingatan tsunami kerena kita telahberhasil mendeteksi tsunami akan datang.Kita harus memastikan bahwa informasiperingatan tersebut telah sampai kepadaorang terakhir dan mereka tahu apa yangharus mereka lakukan. Kita belum sampaisejauh itu,” kata Laura Kong, Kepala PusatInformasi Tsunami Internasional di Honolulu.Dr. Fauzi, Kepala Bidang SeismologiTeknik dan Tsunami BMG, kepadaKompas, menjelaskan, meskipun BMGdapat mengeluarkan hasil analisis gempadalam waktu 5-10 menit sejak gempaterekam jejaring ismometer, BMG mengakui belum berhasil menyebarluaskaninformasi gempa ini kepada masyarakat.Ketika terjadi gempa besar, umumnya sarana komunikasi seperti jaringan telkomdan listrik di daerah yang dilanda gempamengalami kerusakan. Untuk mengatasimasalah tersebut, Kepala Pusat Data danInformasi BMG, Dr. Prih Haryadi merencanakan pihaknya akan memasang menara sirene di kawasan pantai yang rawantsunami. Begitu terjadi gempa besarberpotensi memicu tsunami, petugasKantor Regional BMG akan membunyikan sirene tanda bahaya. Tahun ini akandipasang enam unit sirene di tiga lokasi,yaitu Aceh, Padang, dan Bali. Tahundepan di tujuh lokasi, antara lain Yogyakarta, Menado, Banten, dan Lampung.Memiliki alat deteksi tsunami adalahsuatu keharusan bagi Indonesia karenanegeri ini memiliki garis pantai terpanjang di dunia dan berada pada pertemuan lempeng-lempeng dunia. Namunsebenarnya sampai saat ini belum adateknologi di dunia yang mampu memprediksi gempa, kecuali memetakandaerah rawan gempa. Sampai saat inihanya tsunami yang mampu diprediksioleh kecanggihan teknologi. Itupunhanya beberapa saat sebelum tsunamiterjadi. dap-mlpMenghindar dari TsunamiGempa berkekuatan 6,8 SR yang diikuti tsunami setinggilima meter yang menghantam sisi timur dan barat PantaiPangandaran telah lewat, namun peristiwa itu membuatkita bertanya-tanya mengenai sebenarnya apa yang salahdengan sistem peringatan tsunami.ebenarnya sebelum tsunami meluluhlantahkan rumah-rumahyang ada di sekitar pantai Pangandaran, masyarakat sekitarsudah merasakan berbagai peristiwa anehyang terjadi di sekitar pantai. Karti (45),yang berada di tempat pengungsianMasjid Agung Pangandaran Al-Istiqomah, bercerita dua minggu sebelum tsunami meluluhlantahkan rumah dan dagangannya, ia merasakan suasana aneh. Suhu di sekitar rumahnya mendadak terasadingin sekali sehingga badannya terasangilu. Cerita yang lain datang dari Paino(36). Beberapa jam menjelang datangnyatsunami, tepatnya Senin, pukul 14.30, diamenyaksikan kalong (kelalawar besar)berhamburan di tengan hutan menuju kearah utara. Bagi Paino, kejadian ini sungguh aneh karena kalong biasanya keluardari sarang menunggu gelap datang.Pada saat itu, baik Karti ataupun Painobelum menyadari kalau apa yang merekayang alami merupakan pertanda bagidatangnya tsunami. Sayangnya, barusetelah tsunami mengubah rumah merekamenjadi reruntuhan, mereka baru sadarbahwa apa yang mereka alami merupakantanda-tanda akan datangnya tsunami. Kedatangan tsunami ke pantai Pangandarandapat dikatakan tanpa peringatan samasekali. “Bahkan tidak ada gempa,” ucapIrawan, salah satu orang yang selamatdari bencana tsunami di pantai Pangandaran.Kedatangan tsunami yang tanpa periSistem Peringatan TsunamiSistem peringatan tsunami interasional yang berada di negaranegara lingkaran pasifik memberikan peringatan tiga sampai14 jam sebelum gelombang air laut yang menghancurkandatang.Data dikirimkan ke satelit yangkemudian akan mengirimkaninformasi ke beberapa pusatperingatan.Perekam tekanan bawah yangberada di lantai laut mengukurperubahan tekanan air apabilatsunami lewat di atasnya.Pelampung mengukur kecepatanangin, temperatur dan tekananbarometik.Pengait pemulih.HydrophoneRantai jangkarKetinggian air lautAntena GPSArmada bola kaca Bendera signal247,5kakiPEREKAM TEKANAN19.800 kaki di bawahketinggian air lautPerekam mengirim data melaluisignal akustik ke pelampungSBERITA LINGKUNGAN