Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 58
58 BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006 Pariatmono: Pakar GempaPerlunya SpeBencana alam gempa bumi datang secara beruntunmelanda wilayah Indonesia. Indonesia memang berada diwilayah yang rawan gempa. Perhatian pemerintah terkurasdalam upaya penanggulangan korban bencana gempa dantsunami. Dana relokasi yang disediakan pemerintah punterus membengkak guna membangun kembali daerahyang terkena musibah. Pemerintah juga terus berupayameningkatkan penerangan dan sosialisasi early warningsystem untuk gempa dan tsunami.akar gempa yang juga AsistenDeputi Urusan Analisis Kebutuhan Iptek Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Pariatmono, menjelaskan kepada M. Subhan,wartawan Berita Indonesia, seputarpersoalan gempa dan penanggulangannya. Berikut petikannya :Gempa dan tsunami terus mengguncang negeri ini. Sesungguhnyabagaimana potensi gempa danstruktur bumi yang mengelilingiIndonesia?Meski dengan teknologi dan kemajuanilmu pengetahuan saat ini, gempa itutidak bisa diramal kapan terjadinya. Yangbisa kita ketahui adalah berupa perkiraandan itupun masih dalam taraf kemungkinan adanya gempa. Titiknya di sini ataudi sana. Hanya sebatas itu. Itupun adasatu atau dua kali yang tidak tepat dariprediksi. Namun yang lolos dari pantauanitu tampaknya tidak begitu merusak.Kalau kita sadar bahwa kita hidup didaerah rawan gempa dan penuh denganancaman bahaya gempa, maka yang paling pertama harus kita tahu adalah bagaimana karakteristik gempa itu sesungguhnya. Apa yang harus kita lakukan padasaat gempa, dan itu pada akhirnya akanmenumbuhkan suatu sikap kesiagaanmasyarakat dalam menghadapi bencanagempa. Dan kesiapsiagaan itulah yangmencegah hilangnya nyawa manusiaakibat gempa. Itu yang harus kita gaungkan terus. Misalnya bagaimana kitamembangun rumah yang tahan gempa,apa yang harus dilakukan pada saatgempa dan lain sebagainya.Sesungguhnya patahan lempengyang mana yang paling membahayakan sehingga kemudian menimbulkan tsunami?Tanah yang kita injak ini keras, yangdisebut dengan kerak bumi. Kerak bumiitu sampai ke bawah samudra. Tetapisebetulnya di bawah lapisan kerak bumiitu ada yang lebih cair. Nah jadilah kerakbumi itu rapuh. Kerak bumi sebetulnyatidak satu dan ada banyak. Tapi tigadiantara kerak bumi itu bertemunya diIndonesia. Ada yang Eurasia, Pasifik, danFilipina.Sesungguhnya lempeng bumi selalubergerak, tetapi suatu saat pergerakan itutidak bisa dilakukan. Mereka salingmengunci antara lempeng yang satudengan lempeng yang lain. Sehinggamereka tidak bisa bergerak. Lalu akanterjadi pengumpulan energi. Dan suatusaat energinya akan lepas. Dan saat lepasitulah yang disebut dengan gempa. Danitu terjadi di daerah pinggiran-pinggiranlempeng bumi.Daerah-daerah di Indonesia yangrawan dan menjadi titik gempa itudi sekitar mana saja?Titik lempeng Indo-Australia itu beradasejak dari pantai barat Sumatera mulaidari Aceh, Sumatera Utara, SumateraBarat, Bengkulu, Lampung, selatan Jawa,Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta,Jawa Timur terus ke Bali, Nusa Tenggarabagian selatan terus naik ke atas, nah satublok atau satu lempeng itu pinggirannyadi Indo-Australia. Ada lagi lempeng lainyaitu lempeng Eurasia, dia ini masuknyadi Sulawesi Utara, terus ke bawah sebelahtimur Sulawesi kemudian ke kiri sedikit.Kemudian, Nusa Tenggara itu di sampinglempeng selatan juga kena dengan lempengutara. Lalu ada yang namanya Pacific Plate,ini meliputi daerah utara dari Papua, teruske Halmahera dan sebagainya. Jadi ketigalempeng ini ketemu di Indonesia dan PulauBuru pertengahan ketiganya.Kalau gempa itu melanda lempeng selatan atau sebaliknya, apakah akan berpengaruh pada lempeng yang lain. Karena saat ini bilaterjadi gempa hampir seluruh daerah ikut panik.Ini persoalan yang besar. Sampai saatini belum diketahui apakah masingmasing punya hubungan. Seperti halnyaapa hubungan lempeng ini dengan Gunung Merapi. Itu sama. Nah, sampai saatini, teknologi dan ilmu pengetahuanbelum berhasil menemukan kaitannya.Memang ada hipotesa-hipotesa, tapisampai saat ini belum ada bukti konkritnya. Penelitian sudah dilakukan tapibelum dapat dipastikan adanya hubunganatau kaitan satu sama lainnya.Contoh Yogya, kenapa kok Merapinyanggak meletus malah gempa. Dan memangkeduanya beda. Jadi sulit untuk menentukannya. Seperti juga ketika terjadi gempadi Yogya, ada yang bilang ada garis di langit.Saya tidak mengatakan tidak ada hubungannya, tetapi sejauh ini antara gempadan kejadian atmosfir itu belum berhasilditemukan keterkaitan satu sama lain.Ini sebuah tantangan bukan saja bagiilmuwan Indonesia tetapi juga parailmuwan dunia. Penelitian sudah ada tapibelum sampai ke situ sehingga belum adatitik terangnya. Kalau itu bisa, wah itusangat bagus sekali dan bisa menyelamatkan nyawa manusia.Dalam hal peringatan dini gempayang akan diikuti tsunami. Sebenarnya berapa lama waktu yangdiperlukan, serta alat apa yang paling efektif untuk penyebarluasaninformasi bahwa tsunami akansegera menyusul gempa?Sebenarnya Indonesia itu berada dalamposisi yang kurang beruntung. Karenalempengan pembangkit gempanya beradaPBERITA WAWANCARAfoto: berindo subhan