Page 53 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 53
BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006 53BERITA EKONOMIOperator Ponsel RakusAmbil UntungData temuan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia(BRTI) menunjukkan para operator telepon seluler (ponsel)terlalu rakus mengambil keuntungan besar.nggota BRTI Heru Sutadi menilai, margin keuntungan operator ponsel sangat besar,berakibat tarif pungut ponselrelatif tinggi.Kata Heru, agar tarif pungut ponseltidak naik maka margin operator harusditurunkan. Ia mencontohkan, berdasarkan data BRTI ongkos produksi layananpesan singkat (SMS) hanya sekitar Rp 76,sementara kebanyakan operator menjualnya dengan tarif Rp 300 per SMS.Operator ponsel saat ini menetapkantarif pungut sangat beragam. Tarif percakapan termurah Rp 14 per menit, termahal sekitar Rp 1.500 per menit.Sejumlah operator malah menetapkantarif yang sangat murah untuk komunikasi antarpelanggan dalam satu operator, malahan ada yang freetalk alias bicaragratis di malam hari.Heru menghitung, tarif pungut yangsangat rendah yang dikenakan untukkomunikasi sesama pelanggan satu operator, biasa disebut komunikasi on-net, itusaja sudah mendatangkan keuntunganbagi penyelenggaranya, itu sudah termasuk untuk biaya promosi dan operasional.Perhitungan belum memasukkan unsurtarif interkoneksi lintas operator yangbesarannya beragam. Bila memasukkantarif ini maka ongkos produksi dan keuntungan operator bisa dihitung dari hargaritel, atau tarif pungut dikurangi tarifinterkoneksi di mana untuk segmenseluler prabayar nilainya sangat tinggi.BRTI, kata Heru akan melakukan kajianterhadap penurunan margin keuntunganoperator.Muhammad Jumadi Sekjen IndonesiaDigital Telecommunication User Group(IDTUG), mengungkapkan bila suatu operator telekomunikasi bisa menawarkantarif pungut sebesar Rp 49 ke pelanggan,sementara operator satunya Rp 50, makabila terjadi panggilan dari operator satuke operator lainnya tarifnya tidak bolehmelebihi Rp 99.Rudiantara Sekjen Asosiasi TeleponSeluler Indonesia (ATSI) mengatakan,negara yang memiliki pertumbuhanseluler tinggi seperti Indonesia EBITDAmarginnya harus tinggi pula. EBITDAmargin dihitung berdasarkan jumlahpendapatan usaha bersih.Berbeda dengan negara yang telahmapan perkembangan telekomunikasinya, Rudiantara yang juga Direktur PTExelcomindo Pratama mengatakan operator Indonesia masih membutuhkan danayang cukup besar untuk memperluasjaringan dan meningkatkan pelayanankepada pelanggan.Menurutnya, negara yang memilikipenetrasi seluler di atas 50 persen sangatwajar bila memiliki EBITDA marginhanya sekitar 30 persen, sementara Indonesia yang memiliki penetrasi lebihrendah masih memerlukan margin sekitar50 persen.Nilai Bisnis MenggiurkanNilai bisnis telepon seluler (ponsel)sangat menggiurkan dan akan bertumbuhbesar setiap tahun baik di pasar domestikmaupun global.Basuki Yusuf Iskandar, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi mengatakan nilai total bisnis ponsel Indonesiatahun ini diperkirakan mencapai Rp 45triliun, naik 30% dibanding tahun lalu Rp35 triliun. Pendapatan dari layanan suaramendominasi hingga 70% sisanya 30%disumbangkan non suara.Kata Rudiantara, nilai bisnis ponselmeningkat karena ada kenaikan jumlahpelanggan lebih dari 50 persen. Tetapirata-rata pendapatan per pelanggan akanturun menjadi Rp 50-60 ribu dari sebelumnya Rp 60-70 ribu (2005).Penurunan pendapatan lantaran pelanggan memanfaatkan tenggang waktu yangdisediakan operator ponsel serta akibatkewajiban registrasi kartu prabayar.Pergerakan bisnis ponsel dunia dua tahun ke depan akan meningkat tajam. Separuh dari total 6,5 miliar populasi penduduk dunia akan menggunakan ponsel.Data International TelecommunicationUnion (ITU) menyebutkan, tahun 2008jumlah pengguna ponsel dunia akanmencapai tiga miliar, naik dari 2,1 miliardi tahun 2005.Ledakan pertumbuhan terjadi diChina. Jumlah pelanggan ponsel Chinaakhir tahun 2005 sudah mencapai 393,4juta pelanggan, naik tajam dari tahun2000 yang masih berjumlah 85,2 jutapelanggan. Brazil tahun lalu memiliki86,2 juta pelanggan, naik dari 23,1 jutalima tahun sebelumnya.Demikian pula India memiliki pelanggan 76 juta tahun lalu, padahal tahun2000 hanya 3,5 juta pelanggan. Rusiamengalami lonjakan yang lebih drastis,dari 3,2 juta pelanggan lima tahun lalumenjadi 120 juta pelanggan di akhir 2005,atau setara dengan 83,6 pelanggan per100 penduduk. HTTelkomsel 15,41 21,13 73,0Indosat 6,73 11,60 58,0Exelcomindo 1,73 3,06 56,5EBITDA Operator Telekomuniasi Seluler GSM IndonesiaNama Operator EBITDA Pendapatan Margin(Rp Triliun) (Rp Triliun) (%)*EBITDA margin dihitung berdasarkan jumlah pendapatan usaha bersihAOperator telepon selular ambil untung terlalu besar.