Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 49


                                    BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006 49Nama : Ir. Kardaya Warnika, M.Sc, Ph.DLahir : Cirebon, 17 Agustus 1952Anak : Tiga orangPendidikan:fl S-1, ITB Bandung Jurusan Teknik Perminyakan, 1978, dan Fakultas Ekonomi (Ekstension) Universitas Indonesia, Jakartafl S-2, Ecole Nationale Superiure du Petrole etde Moteurs (ENSPM), Institut Francais duPetrole (IFP), Jurusan Ekonomi Perminyakan, Perancis, 1985fl S-3, Universite de Ijon, Perancis, bidangEkonomi Energi, 1987Riwayat Pekerjaan:fl Tahun 1978 – 1982, Asisten Eksplorasi, Direktorat Eksplorasi dan Produksi PERTAMINAfl Tahun 1988-1990, Kepala Seksi PengolahanGas Bumi, Direktorat Jenderal Minyak danGas Bumifl Tahun 1990-1994, Kepala Seksi PemasaranMinyak dan Gas Bumi, Direktorat JenderalMinyak dan Gas Bumifl Tahun 1994-1999, Kepala Sub DirektoratTekno Ekonomi, Direktorat Jenderal Minyakdan Gas Bumifl Tahun 1999-2001, Direktur Eksplorasi danProduksi, Direktorat Jenderal Minyak danGas Bumifl Tahun 1998-2002, Ketua Kelompok Kerja IIIBidang Eksplorasi dan Produksi, DewanKomisaris Pemerintah untuk Pertamina(DKPP)fl Tahun 1999-2001, National RepresentativeOPEC, Indonesiafl Tahun 2001-2004, Staf Ahli Menteri Energidan Sumber Daya Mineral Bidang Ekonomidan Keuanganfl Tahun 2002, Pelaksana Tugas (Plt) DirekturJenderal Minyak dan Gas Bumi, Dep. ESDMfl Tahun 2002, Acting Gubernur OPEC untukIndonesiafl Tahun 2002 - 12 April 2005 Wakil KepalaBPMIGASfl Tahun 2005-Sekarang, Kepala BPMIGASPengalaman Lain:fl Asisten Dosen ITB, tahun 1974-1977fl Dosen Fak. Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta tahun 1988-1991fl Anggota Tim Perpanjangan beberapa KontrakProduction Sharingfl Anggota Tim Perunding Kontrak PenjualanLNGfl Anggota Tim Pengembangan Gas Natunafl Anggota Tim Penyusun KebijaksanaanPemanfaatan Gas Bumifl Ketua Tim Penyediaan Gas Bumi untukPabrik Pupukfl Anggota Tim Studi Energi MARKAL, BPPTfl Anggota Tim Studi Gas Pipeline, ASEANfl Ketua Tim Perumus Pembahasan RUU Migasfl Ketua Tim Penyusun RPP Badan PelaksanaKegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumifl Ketua Pengarah Tim Penyusun RPP danPelaksanaan UU No. 22/2002 tentangMinyak dan Gas BumiOrganisasi Profesi:fl Anggota, Society of Petroleum Engineer(SPE)fl Anggota, Indonesian Institute for Energy Economics (IIEE)fl Anggota, Indonesian Gas Association (IGA)fl Anggota, Komite World Energy Councilfl Ketua, Ikatan Ahli Perminyakan Indonesia(IATMI)Alamat Kantor:Gedung Patra Jasa Lt. 21Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaav. 32-34Telp. (021) 5290.0245/48BIODATA:gas 2005dollar AS mencakup kegiatan memproduksi gas, pengeboran dan pembangunan anjungan.“Total biaya yang dibutuhkan untukupstream dan downstream sekitar 6,5miliar dollar AS. Sebanyak 3,5 miliar dollar AS untuk pengembangan downstream,” kata Kardaya.Kegiatan investasi di bidang migasbiasanya dalam jumlah besar. Tetapiproyek BP Tangguh memberikan contohbagaimana tingkat kepercayaan internasional masih tinggi terhadap Indonesia.Di sini lembaga yang meminjam bukanpemerintah, sebagaimana yang sudahsudah, melainkan pemilik proyek BPTangguh sendiri.Untuk tetap bergerak maju mengejartarget waktu, soal pendanaan tidak bolehmengganggu proyek. Kalau pendanaantidak selesai, atau terlambat, kata Kardaya, BP holding akan menyediakansendiri ekuitasnya secara penuh.Koreksi Kebijakan LamaDi era Kardaya pula sedang diupayakanpelurusan kebijakan masa lampau, dimana pemasaran gas lebih banyak dipasok ke luar negeri.Kontrak-kontrak penjualan gas ke pasartradisional seperti Jepang, Korea, China,atau Taiwan rata-rata akan berakhirtahun 2010. Mereka sangat butuh keamanan pasokan untuk menghidupkansemua industri. Kardaya memiliki waktuempat tahun bernegosiasi secara lugasagar pemasaran gas bisa diimbangisejumlah langkah strategis lain.Seperti, supaya negara tujuan eksporturut berinvestasi mengembangkan sejumlah blok produksi gas. Dalam catatanpribadi Kardaya, Indonesia memiliki total cadangan gas P2 (terkira) 104,7 triliunkaki kubik (TCF, trillion cubic feet),tersebar di Laut Natuna, KalimantanTimur dan Papua.Dari angka itu, yang sudah terikatkontrak 40,8 TCF, terdiri dari ekspor LNG26,3 TCF atau 64,5%, dan untuk domestik14,5 TCF atau 35,5%.Total gas yang sudah dialokasikan dandipasok untuk pembeli potensial 53,3TCF. Sehingga, cadangan yang tersisa danbelum terikat kontrak saat ini hanya 10,6TCF.Keterbatasan jaminan pasokan adalahposisi tawar yang sangat bagus buatKardaya bernegosiasi dengan pembeli.Kebijakan masa lalu yang terlalu mengejar ekspor, tergiur gelimang dollar,dampaknya justru sangat dialami Indonesia. Jumlah pasokan gas untuk pabrikpabrik pupuk menjadi terbatas. Sejumlahpabrik pupuk, seperti Asean Aceh Fertilizer (AAF) harus tutup karena keterbatasan pasokan gas. Kalaupun adaharganya tidak ekonomis.Kadaya memang sudah berjanji akanmembahas kebijakan prioritas gas untukkonsumsi domestik. Ia juga memastikansekarang ini sedang dirapatkan soal gasbalance sheet oleh sebuah komite yangdisebut East Kalimantan Gas Management Committee, membicarakan bagaimana kebijakan gas termasuk pasarnya.Dalam rapat, para produsen akan menyampaikan produksi dan strateginyatentang gas.Sebagai contoh, pada Senin (24/7) lalutelah ditandatangani penjanjian jual beligas senilai 1,15 miliar dolar AS, berlangsung antara sejumlah produsen gasdengan pengguna PT Pupuk Kujang, PTMitra Energi Buana, PT (Persero) PLN.“Dengan ditandatangani perjanjianpembangkit listrik, industri dan pabrikpupuk pasti akan teraliri gas seperti keinginan banyak pihak,” kata KardayaWarnika, yang pernah menjabat sebagaiKetua Tim Penyediaan Gas Bumi untukPabrik Pupuk, dan Anggota Tim Penyusun Kebijaksanaan Pemanfaatan GasBumi. „ HTBERITA TOKOH
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53