Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 62
62 BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006Ledakan di Tengah Malamam menunjukan pukul 00.10WIB. Saat itu warga Desa Campurejo tengah tidur nyenyak.Mereka terlelap pulas setelahpada siang harinya bekerja keras mencarinafkah. Namun belum lagi rasa lelah danletih hilang, suara ledakan dahsyat disertai goncangan terasa menyentak. Merekamenyangka gempa bumi melanda desanya. Sebelum rasa terkejut hilang, wargadesa mulai merasa sesak napas, pusingdan mual-mual. Beberapa diantaranyabahkan jatuh pingsan. Kepanikan munculdan membuat warga lari lintang pukangmenyelamatkan diri.Belakangan diketahui, mereka telahmenghirup gas H2S yang sangat berbahaya bagi pernapasan. Gas itu tanpahambatan menyebar dan masuk ke rumah-rumah penduduk yang jaraknya hanya sekitar 500 meter dari pusat ledakan.Peristiwa di malam yang dingin itumenimpa warga Desa Campurejo diKecamatan Bojonegoro dan dua desalainnya, Desa Sambiroto dan Ngampel diKecamatan Kapas, Sabtu (29/7) lalu.Ledakan dan semburan gas yang disusuldengan kobaran api berasal dari sumurminyak V Sukowati milik perusahaanminyak Joint Operation Body (JOB)Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ)di Bojonegoro.Ledakan dan semburan gas tersebutmengakibatkan ratusan warga mengalamikeracunan. “Saya sempat tak sadarkandiri, tahu-tahu sudah dibopong warga,”ujar Samawi (35) warga Sambiroto saatditemui di Puskesmas setempat (Republika, 30/7). Beberapa warga yang dibawake tempat ini juga mengalami kejangkejang disertai muntah-muntah. Sekitar30 warga yang diperiksa petugas kesehatan di Puskesmas ini rata-rata mengakukepalanya pusing, gemetar dan mualmual.Keadaan serupa juga dialami Mukayat,warga Desa Campurejo. Dia terpaksadirawat di RSUD Sosodoro, Bojonegorobersama 19 orang lainnya. Sementararibuan warga ketiga desa itu segeradiungsikan ke Gedung Serba Guna, Masjid Balen, Gedung Pramuka Bojonegorodan ke rumah warga desa lain yang aman.Semburan api berhasil diatasi sekitarpukul 05.00 WIB setelah petugas dariPetrochina mengalihkan sumber gasBelum lagi semburan lumpur panas Sidoarjo teratasi,giliran warga Bojonegoro diusik ledakan sumur minyak.Gas beracun pun menyelusup ke rumah-rumah penduduk.dengan cara dibakar ke sumur terdekat.Selain itu empat mobil pemadam kebakaran didatangkan untuk membasahi lahandi sekitar lokasi.“Sekarang kondisinya sudah aman,warga diperkenankan pulang. Tapi, mereka diminta tetap waspada,“ ujar BupatiBojonegoro, Santoso yang meninjau langsung ke lokasi kebakaran.Manajer Lapangan Petrochina, VictorySurya Kirana menyatakan, semburan gasdisebabkan hilangnya sirkulasi lumpuratau disebut loss circulation. Hal ini menyebabkan tekanan formasi lebih tinggidaripada tekanan hidrostatis sumur.Akibatnya, timbullah semburan gas kepermukaan. Namun keadaan sudah bisadiatasi dan kembali aman. “Saat ini kamimasih terus menginjeksi lumpur untukmemastikan sumur mati,” ujarnya meyakinkan.Menneg LH GusarKasus ledakan di tambang minyak inimembuat gusar Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. Dia segera mengirim tim untuk meneliti kondisidi sekitar lokasi semburan gas. Kesimpulan sementara, perusahaan pengelolasumur minyak itu telah mencemari lingkungan hidup. Dia juga minta agar pemberian izin eksplorasi migas diperketat. Didalamnya harus ada aspek pengawasansaat eksplorasi dimulai. “Jangan terulanglagi. Dua insiden sudah terlalu banyak,”ujarnya (Indo Pos, 31/7). Kedua insidenyang dimaksud adalah ledakan di Bojonegoro ini dan kasus luapan lumpur panasdi Sidoardjo.Rachmat Witoelar juga mengkritikkasus Lapindo. “Siapa yang bisa menghentikan aliran lumpur yang keluar dalamwaktu singkat ? Bagaiman pula nasibwarga yang terkena imbas bencana? Siapayang bertanggungjawab atas kerusakanekologis yang sangat parah di Sidoarjo?”ujarnya dengan nada tinggi.Wapres Jusuf Kalla yang ditanya saatmenghadiri acara Forum Kerja Sama Program (Foksam) PKB di Jakarta menyatakan kasus Bojonegoro ini merupakan risiko yang bisa sewaktu-waktu terjadi di lokasi pengeboran minyak dan gas.Kendati begitu Wapres minta perusahaanpengelola tambang tersebut bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.Sejauh mana kepedulian perusahaanPPEJ terhadap lingkungan, terutamakepada warga masyarakat yang menjadikorban, agaknya masih harus dibuktikan. SPBERITA DAERAHJfoto: repro