Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 39
BERITAINDONESIA, 23 November 2006 39Darah KembaliTumpah di PosoAksi teror kembali terjadi di Poso. Wargaterlibat bentrok dengan Brimob. Jusuf Kallapun “turun gunung”.arah kembali tumpah di Poso. Kotakabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang sempat tenangpascakonflik, yang ditandaidengan Deklarasi Malino tahun 2001, sejak dua bulanterakhir ini kembali memanas.Minggu (22/10) malam, puluhan anggota Brimob bentrokdengan warga Kelurahan Gebangrejo, Poso. Kerusuhanmengakibatkan Syafuddin(22) tewas dan seorang wargalainnya, Muh.Rizki (27), lukakena tembak. Esok harinya,ratusan warga yang mengantarjenasah Syafuddin ke pemakaman kembali berbenturan dengan polisi. Kejadian ini mengakibatkan dua warga luka tembak.Bentrok antara polisi danwarga Gebangrejo itu merupakan yang kedua kalinya terjadidi Poso dalam satu bulan terakhir. Sebelumnya, pada akhirSeptember, massa di Kecamatan Pamona Timur, Poso,tiba-tiba melempari helikopteryang ditumpangi Kapolda Sulteng. Massa juga merusakMapolsek Pamona Timur sertamembakar sejumlah sepedamotor dan mobil polisi.Rangkaian peristiwa kekerasan di Poso ini pun merambah ke Palu, ibukota Sulteng.Pada 16 Oktober, SekretarisUmum Gereja Kristen Sulawesi Tengah, Pendeta IriantoKongkoli tewas ditembak saatberbelanja bersama anak danisterinya.Kondisi yang mencekam diPoso dan kemudian menjalarke Palu, mendorong WapresJusuf Kalla kembali “turun gunung’. Sebelumnya, saat menjabat Menko Kesra pada tahun2001 lalu, Jusuf Kalla berhasilmempertemukan mereka yangbertikai dan melahirkan kesepakatan damai melalui Deklarasi Malino.Kerusuhan Poso yang berlangsung sejak tahun 1998 ituawalnya hanya pertikaian duakelompok pemuda yang kemudian berkembang menjadikerusuhan sektarian. Yakniantara kelompok merah (Kristen) dan kelompok putih (Islam).Dengan disertai Menko Polhukam Widodo AS, Menkum& HAM Hamid Awaludin,Mendagri M.Maruf, dan Kapolri Jenderal Pol.Sutanto,Minggu (29/10) terbang ke Palu. Selain berhalal bihalal dengan Muspida dan tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemuda dan perempuan, Wapressecara terpisah juga mengadakan pertemuan dengan tokohtokoh agama Islam dan Kristen. Pihaknya berusaha membantu memulihkan keamanandi Poso dengan menyerap aspirasi dari masyarakat menyelesaikan masalah secara adildan bermartabat.“Dengan kebersamaan, penyelesaian Poso dapat terlaksana, dan tercipta suasanayang aman dan damai sebagaimana yang diharapkan masyarakat Poso,” ujarnya. Ia punyakin aparat kepolisian danTNI akan bisa menyelesaikanpersoalan ini. (Indo Pos, 30/10).Mengenai kerusuhan yangterjadi di Poso belakangan ini,Jusuf Kalla menilainya bukanlagi konflik antarwarga. Melainkan tindakan teror yang dilakukan orang-orang tidakbertanggungjawab dan menginginkan Poso kembali rusuh.Wapres mengajak semua komponen bangsa untuk menjadikan pelaku teror sebagaimusuh bersama.“Walaupun bukan lagi konflik, peristiwa itu membuatwarga Poso yang masih traumasusah tidur, tidak dapat bekerja dengan baik, dan memiliki banyak masalah. Ini membuat masyarakat menderita.Karena itu pelaku teror di Posoharus menjadi musuh kita semua,” tegasnya. (Kompas, 30/10). Dia pun meminta aparatkeamanan segera mencari akarmasalah teror dan menangkappara pelakunya. Bahkan kalauperlu memberlakukan UU AntiTeror.Gubernur Sulteng HB Paliudju juga menyampaikan bahwa masyarakat akar rumput diPoso menginginkan suasanadamai seperti dulu, salingmenghargai dan saling menyayangi. “Berkali-kali masyarakat tingkat bawah menyampaikan itu kepada kami,” tambahnya.Pertemuan Wapres denganpara tokoh masyarakat dan tokoh agama Poso di Palu, menyepakati empat hal. Pertama,masalah diselesaikan secaradamai dengan dialog semuapihak.Untuk upaya ini Kelompok Kerja Malino dihidupkanguna meningkatkan dialog danmempererat silaturahmi.Kedua, teror merupakanmusuh bersama karena membahayakan kedua belah pihak,baik komunitas Islam maupunKristen. Tindakan hukum untuk mengatasinya dilakukansecara terbuka oleh aparat kepolisian dibantu masyarakat.Ketiga, untuk insiden di Tanah Runtuh, pemerintahmembentuk tim pencari fakta(TPF) yang diketuai unsur dariKementerian Polhukam dengan melibatkan Polri, TNIdan MUI Poso. TPF mengharapkan keterbukaan semuasaksi dan langkah Polri menegakkan hukum. Masyarakatakan dilibatkan untuk pencarian fakta.Keempat, karena konflikmasa lalu, perekonomian Posotidak berkembang. Banyakanak muda menganggur danberpotensi memunculkan masalah baru. Untuk itu Mensosdan Menteri PU akan ke Posoguna menghidupkan kegiatansosial dan ekonomi. Pemerintah Pusat mendukung pendanaannya.Soal tuntutan warga masyarakat agar Brimob yang di BKOkan di Poso segera ditarik,Wapres menyatakan hal ituakan dilakukan jika keamananpulih dan masyarakat tidaklagi khawatir. “Bisa minggudepan, bisa bulan depan,”tegasnya. SPDBERITA NASIONALMassa menuntut kasus Poso dituntaskan.