Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 35
BERITAINDONESIA, 23 November 2006 35Khutbah ‘Ied Al-Fitrhi 1427 H/2006 MMANUSIAberkomunikasi. Daripadanya tumbuhkebiasaan (habitus), yaitu bangunanmental atau kognitif yang diinternalkan,dengan melaluinya individu dapatdiinternalisasikan memahamikehidupan sosial. Kebiasaan (habitus)menghasilkan dan dihasilkan olehaktivitas bermasyarakat.Sejalan dengan hakikat kejadianmanusia yang intinya adalah makhlukrasional, individu selalu membangunkehidupan dunia secara rasional(rasionalisasi), membangun kebiasaanrasionalisasi kehidupan dunia yangtermasuk di antaranya komunikasirasional. Tatkala komunikasi rasionalmenjadi suatu kebiasaan (habitus) yangsemakin meningkat dalam kehidupandunia, diyakini bahwa semakin rasionalkehidupan sehari-hari, makin besarkemungkinan interaksi akandikendalikan oleh motivasi rasionaluntuk saling memahami.Itulah bentuk metoda rasional untukmencapai konsensus, yang selanjutnyamewujudkan kebiasaan penampilanargumen yang lebih baik.Dalam uraian terdahulu telahdikatakan bahwa kehidupan dunia itutersusun dari kultur, masyarakat, dankepribadian. Dimaksud dengan kulturadalah peradaban, yakni kemajuan(kecerdasan, kebudayaan) lahir batin.Berupa hal yang menyangkut sopansantun, budi bahasa dan kebudayaansuatu bangsa (ummat manusia).Kemajuan dan peningkatan peradabanummat manusia maupun bangsamampu menghantarkan mereka ke arahperubahan, tentunya perubahan positif.Karenanya perubahan itu berlanjutseiring dengan kemajuan peradaban.Peradaban mendominasi perubahandalam cara mengendalikan gerak hatimanusia. Yang selanjutnya terciptaperubahan cara individu berpikir,bertindak, dan berinteraksi.Kunci proses peradaban adalahpengendalian diri. Pengendalian diridimulai dengan cara pengendalianmelalui orang lain dari berbagai segi,kemudian diubah menjadi pengendaliandiri. Kemudian aktivitas manusia yangbebas berdasar naluri didesak kebelakang panggung kehidupan komunalmanusia yang selanjutnya ditanamkanmenjadi perasaan malu, kemudiandiciptakan cara, norma umummasyarakat yang terus menerusdipengaruhi oleh pengendalian diri yangmakin lama makin stabil dan mumpuni.Jaringan hubungan mendasar yangberasal dari keinginan dan tindakanberbagai individu ini dapat berubahmenjadi aturan bersama dan terpola,yang tak dapat lagi dikatakan sebagairencana atau ciptaan manusia individual. Dari saling ketergantunganindividual inilah timbul peraturan suigeneris, peraturan yang lebih memaksadan lebih kuat daripada kemauan dannalar individu yang membentukjaringan hubungan itu. Peraturan itulahyang menjalin kemauan dan aktivitasmanusia, peraturan sosial ini yangmenentukan jalannya perubahanhistoris, ia melandasi proses peradaban.Dalam aspek ajaran Islam, hal ituadalah tuntutan-tuntutan etis dalampola kehidupan masyarakat manusiadengan ciri-ciri kemajuan danperadaban yang tinggi. Dan itulahThaibatul Madinah yang dibangun olehNabi Saw. Orang menyimpulkan bahwaajaran dan praktek Nabi Saw, padaesensinya bersifat tatanan kota (urban)secara radikal. Program-program Nabidi Madinah sangat radikal dibandingdengan pola hidup orang-orang Arabjahiliyah ialah tiadanya keteraturan,dengan ciri menonjol tiadanya pranatakepemimpinan masyarakat yang mapan,yang menjadi kebutuhan masyarakatmaju, yang ada hanyalah pranatakepemimpinan atas dasar kesukuan danketurunan saja. Maka yang diwujudkanoleh Nabi Saw adalah pola hidup sosialdengan pranata kepemimpinan yangmapan dan rasional.Yang menjadi inti ajarannya adalahperubahan dari kehidupan “liar”menjadi pola kehidupan beradab,dengan dukungan-dukungan sistemtertib hukum dan kekuasaan. Setiapanggota masyarakat diwajibkanmenghormati dan menjalankan hukumyang dianutnya dengan tulus dan setiahati, sebab hanya dengan cara itu suatukehidupan yang lebih tinggi dapatdiwujudkan.Manusia dalam kehidupannya adalahpembuat sejarah, walaupun tidak dapatdibuat dengan sesuka hatinya, merekaciptakan berdasar keadaan yanglangsung mereka hadapi, merekaterima, sebagai lanjutan dari masa lalu.Yang dimaksud dengan itu semuaadalah aktivitas dan pemikiran manusiaitulah yang kelak akan menjadi suatusejarah yang mereka ciptakan. Aktivitasyang kemudian menjadi sesuatu yangbersejarah bukanlah dihasilkan sekalijadi oleh pelakunya, tetapi secara terusmenerus mereka ciptakan ulang melaluisuatu cara, dengan cara itu juga merekamenyatakan dan dinyatakan sebagaipelaku sejarah.Dalam kaitan ini bimbingan ke arahtumbuh suburnya motivasi dankreativitas mesti seimbang, sebagaipotensi untuk bertindak. Motivasimenyediakan rencana menyeluruhuntuk bertindak, sekalipun banyaktindakan manusia tidak termotivasisecara langsung. Meski tindakantertentu tidak dimotivasi dan motivasifoto-foto: berindo wilson