Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 37


                                    BERITAINDONESIA, 23 November 2006 37LENTERAwujud dari kepribadian yang mesti kitapegang teguh.Dalam hal ini tak perlu lagi kitamempertanyakan siapa diri kita namunsebaliknya pikirkan dan lakukanperbuatan apa yang terbaik untukmeraih masa depan yang terhormat, danterus berbuat dan bekerja.Beraktivitas untuk mencapai masadepan yang terhormat, memerlukanpengendalian diri, masing-masing padaproporsinya. Itulah wujud salingketergantungan satu dengan lainnya(interdependensi) dalam beraktivitas.Semakin panjang rantai salingketergantungan, individu makin banyakbelajar mengendalikan dirinya sendiri,dan individu semakin terbebas darinafsunya sendiri. Makin panjangnyarantai saling ketergantungan, tak hanyaberkaitan dengan makin kuatnyapengendalian atas kemauan individual,tetapi juga berkaitan dengan makinmeningkat kepekaan terhadap oranglain dan diri sendiri. Makin tingginyaderajat kepekaan ini merupakan aspekkunci proses peradaban dan menjadipenyumbang utama perkembanganperadaban selanjutnya.Memasuki masa depan yangbermakna adalah kemampuan dankepiawaian kita men-solving problemmasa kini. Kita katakan sebagaikepiawaian, sebab untukmenanggulangi berbagai macammasalah memang tidak ada jawabanrasional tunggal, karenanya diperlukanberbagai jawaban yang rasional.Agaknya jawaban-jawaban rasionalyang harus ditampilkan untukmemasuki masa depan terhormattentunya meniti pada kapital-kapitalyang telah kita miliki, yang semuakapital-kapital itu harus diperkuatdengan ilmu pengetahuan, yang dapatmemperhalus kepekaan kita terhadappandangan yang berbeda danmemperkuat kemampuan kita untukbertoleransi atas pendirian-pendirianyang tak mau dibandingkan.Kita yakin masyarakat kita (Indonesia) akan terus berkembang maju secaraevolusioner menuju ke kepribadian danmoral yang ideal, setelah melewatiberbagai fase yang mendahuluinya. Darimasyarakat militan menuju kepadamasyarakat “pendidikan”.Masyarakat militan yang dimaksudadalah masyarakat yang tersusunsebagai militer, guna melakukanberbagai rangkaian pengawasanterhadap kehidupan bangsa. Strukturmasyarakat dari tingkat atas sampaikepada lapisan paling bawah tersusunsebagai militan (militer) yang bertugas“perang” mempertahankan stabilitas.Pendekatan semacam ini membawa efekyang sangat mendalam, yang sisasisanya tidak dapat terselesaikan dalamtempo singkat. Tindakan-tindakankekerasan sosial dalam berbagai macambentuknya (sekalipun beralasankebebasan dan demokrasi), itu semuamerupakan cerminan akibat dari padafase masyarakat militan yang telah kitalalui.Namun kita sadari bahwa perubahansosial tidak dapat sekali jadi,memerlukan ketekunan dan ke-lumintuan kemauan dan tindakan. Pendekatankita terhadap masa lalu harus arif,sehingga dapat kita jadikan sesuatuyang tetap bermanfaat. Mari kitajadikan masa lalu itu sebagai kumulasipundak raksasa yang daripadanya kitadapat berdiri di atasnya untukmemandang masa depan yang ideal itu.Jika kita katakan gerak perubahandari masyarakat militan menujumasyarakat pendidikan, itu yangdimaksudkan adalah: masyarakatmilitan yang bercirikan kekerasan (yangmemang kekerasan dan pemaksaanpendapat masih seringterdemonstrasikan di masyarakatIndonesia). Karenanya perlu dirancangdan disebarluaskan suatu bentukpendidikan untuk belajar hidupbersama dalam damai dan harmoni.Suatu bentuk pendidikanpengembangan belajar hidup bersamadengan orang lain, dengan semangatmenghormati nilai-nilai pluralisme dankebutuhan untuk saling pengertian,toleransi, dan damai. Proses belajarhidup bersama yang akanmemungkinkan terhindarnya pertikaianatau memungkinkan penyelesaianpertikaian secara damai. Hidup bersamasemacam ini memerlukan suatu prosesyang dinamis, holistik, sepanjang hayatmelibatkan warga bangsa secarakeseluruhan.Apa yang kita tekuni kini (masyarakatpendidikan) merupakan citra mendasartentang apa yang menjadi masalahpokok di masa kini bangsa kita, dan itukita jadikan kerangka pikir kita(paradigma). Sebagai ummat beragama,kita memiliki sandaran kokoh yaitu ridlaAllah. Untuk mendapatkannyamerupakan suatu keniscayaan.Karenanya mari kita gantungkan segaladaya dan upaya kita untuk mendapatridla-Nya semata-mata.Mengemban tugas suci dan mulia initidak boleh ada suatu keraguan dancanggung, dengan kepribadian yangutuh, dalam perjalanan, kita pasti dapatmenilai segala yang bernilai baikmaupun sebaliknya. Kita harus selaluarif dalam menghadapi tantangan danrintangan. Jiwa besar mesti kitainternalisasikan ke dalam diri kita.Menjalankan tugas mulia memangsepertinya menjadi sangat baik bilamendapatkan kesepakatan semuamanusia, namun itu merupakan sesuatuyang mustahil. Ridla Tuhan jauh lebih“gampang didapat” daripada kerelaansemua manusia. Namun jangan pernahberhenti mengemban tugas mulia inihanya karena tidak mendapatkankesepakatan dari semua manusia (yangmustahil itu).Ada suatu adagium: “Kerelaan semuamanusia sesuatu yang tak mungkindicapai.” Karenanya: “Kerjakan sesuatuyang baik itu sekalipun tidakmendapatkan persetujuan dari segalalapisan manusia.”Kita tidak boleh canggung, seperticanggungnya sang penunggang keledai
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41