Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS40 BERITAINDONESIA, 23 November 2006ekali setahun, setiap menjelangIdul Fitri, mudik punya daya tarik magis dan ritual. Jutaan muslim harus berdesak-desakan diterminal bus, stasiun kereta api, di bandarudara, pelabuhan dan jalan raya untukmerayakan Idul Fitri—lebih dikenal dengan Lebaran—di kampung halaman bersama sanak saudara. Mereka tak peduliberapa pun uang dikuras dari kantong dantabungan, bahkan ada yang menyabungnyawa, asalkan bisa shalat Ied dan bersilaturahmi di kampung. Di antara parapemudik—dari lapisan mana pun—dibalik nilai ritual, terpendam kebanggaanuntuk memamerkan keberhasilan merekadi Jakarta, ibukota negara yang penuhpergulatan dan persaingan.Kecenderungan dalam dua tahun terakhir, terutama para pemudik yang berasal dari daerah-daerah di Jawa, mudikbersama keluarga dengan sepeda motor.Bisa dibayangkan betapa letihnya danberisikonya bersepeda motor dalam jarakratusan kilometer. Namun keinginanuntuk berlebaran dan bertemu sanakkeluarga di kampung mengalahkan keletihan dan risiko di jalan raya.Tak pelak lagi, di balik kegiatan mudikterpendam motif bisnis. Banyak perusahaan memanfaatkan momentum mudiksebagai sarana promosi produk-produkmereka untuk menjalin hubungan yangberbau bisnis dengan para konsumen danrelasi. Puncak kegiatan mudik menjaditontonan dan fokus liputan pada semuastasiun televisi, pemberitaan di radio danmedia cetak.Suratkabar harian terkemuka, Kompas,menurunkan laporan utama dan foto yangmenonjol di halaman satu sejak edisi 18Oktober. Suasana mudik sudah terasa diBandara Soekarno-Hatta serta di sejumlah stasiun kereta api dan terminal bus,demikian tulis harian yang beroplah lebihdari 500.000 eksemplar tersebut. Perkiraan Kompas tidak meleset bahwa lonjakan penumpang yang mudik terjadi pada H-4 dan H-3 Lebaran atau pada Jumatdan Sabtu. Shalat Ied tahun ini berlangsung hari Senin (22/10) untuk versi Muhammadiyah dan Selasa (23/10) untukversi pemerintah. Kompas mencatat,jumlah penumpang di Bandara SoekarnoHatta hingga Rabu pukul 18.00 sudahmencapai 30.737 orang untuk tujuandomestik, meningkat dari 26.717 orangpada keberangkatan sehari sebelumnya.Juga dilaporkan, sekitar 17.000 pedagang jamu se-Jabodetabek menikmatisajian panggung hiburan sebelum mudiklebaran gratis ke kampung halaman masing-masing yang digelar produsen jamuPT Sido Muncul di arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/10).Kompas masih mengulas tradisi mudikdalam tajuk rencana (19/10), berjudul:Mengatur Mudik yang Aman. Tulis Kompas, apa boleh buat itulah yang harusmenjadi tanggung jawab kita bersama. Tidak bisa lagi kita mengharapkan pemerintah bisa menangani semua persoalan.Kita hanya akan merasa kecewa kalaumengharapkan pemerintah akan bisa menangani semua persoalan mudik denganbaik. Sebab, pertama, efektivitas pemerintahan, khususnya dukungan dari birokrasi, memang tidak berjalan denganbaik. Kedua, cara dan kultur bekerja kitayang selalu ad hoc belum juga berubah.Karena itu, suratkabar yang beredar luasdan sangat berpengaruh ini menilaikesiapan fisik dan kesiapan alat transportasi menjadi kata kunci. Apalagi jumlah pemudik yang menggunakan sepedamotor diperkirakan meningkat 40%. “Mari kita jadikan Idul Fitri kali ini sebagaiIdul Fitri yang aman,” tulis Kompas dalamtajuknya.Pada edisi 31 Oktober, Kompas, menurunkan laporan di halaman dua, berjudul:Bandara Kelebihan Beban. MengutipDirjen Perhubungan Udara M. Ikhsan Tatang melaporkan sebagian besar Bandaradi Indonesia sudah kelebihan beban penumpang, terutama pada momentum Lebaran. Pada arus puncak mudik dan balik,ribuan penumpang harus berdesakan diruang-ruang tunggu Bandara. Idealnya,seorang penumpang membutuhkan ruangselebar 10 meter persegi di Bandaradomestik, sekarang kurang dari 5 meterpersegi. Kapasitas terminal Bandara Soekarno-Hatta 18 juta penumpang per tahun, namun pada hari-hari menjelangLebaran memuncak sampai 26 juta lebih.Selain Soekarno-Hatta, Bandara-Bandaralain yang perlu perluasan, termasuk Surabaya, Palembang, Balikpapan, Makasar,Padang dan Palangkaraya.Di sisi lain, Kompas menulis di halamanyang sama, minat orang untuk menggunakan moda angkutan kapal laut sebagai angkutan mudik Lebaran semakin menurun sejak tahun 2000. Penyebab kecenderungan penurunan ini, sudah lebih banyak orang yang memilih angkutan udara. Di Pelabuhan Tanjung Priok (30/10),KM Sinabung dari Makassar, tangga kapal masih lengang. Kapal laut yang berkapasitas 2.500 orang ini hanya memuatpenumpang arus balik 1.006 orang. Menurut data PT Pelindo II, jumlah debarkasi dan embarkasi di terminal TanjungPriok, tahun 2001 mencapai 1,7 juta orang. Jumlah ini merosot dari tahun ketahun: tahun 2002 sebanyak 1,43 juta orang, tahun 2003 turun jadi 837.810 orang, turun lagi menjadi 619.995 padatahun 2004, berkurang menjadi 577.021orang tahun 2005. Tetapi melonjak jadi746.110 orang pada tahun 2006.Bandara Tertutup AsapSementara itu, suratkabar pro-Golkar,Media Indonesia edisi 20 Oktober, meSMudik Lebaran CermiTradisi mudik Lebaran tak terbendung. Jumlah pemudik bertbermudik ria dengan sepeda motor. Di balik motivasi ritual, terhalamKepadatan arus lalu lintas arus mudik di jalan tol.