Page 38 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 38


                                    38 BERITAINDONESIA, 23 November 2006 L ENTERAKhutbah ‘Ied Al-Fitrhi 1427 H/2006 M38“Kemajuan danpeningkatanperadaban ummatmanusia maupunbangsa mampumenghantarkanmereka ke arahperubahan,tentunyaperubahan positif.Karenanyaperubahan ituberlanjut seiringdengan kemajuanperadaban.Peradabanmendominasiperubahan dalamcaramengendalikangerak hatimanusia. Yangselanjutnyaterciptaperubahan caraindividu berpikir,bertindak, danberinteraksi.”(sudahpun binatang tunggangannyakeledai canggung pula, apa jadinya?).Alkisah, seorang bapak dan anak sedangmenempuh perjalanan pengembaraan,berkendaraan keledai. Tatkala diperjalanan yang jauh dari keramaianmereka (bapak, anak, dan keledai)berjalan dengan semangat dan rianggembira diatas keledai tunggangannya.Begitu memasuki keramaian kota,banyak manusia berkomentar,bermacam-macam komentarnya. Yangpaling direspon oleh sang penunggangadalah kritik orang jalanan yangmengatakan: “Wah, itu orang tidakberperikemanusiaan, keledai begitukecilnya kok ditunggangi oleh duapenumpang”.Karenanya, turunlah sang ayah danmenuntun keledai sambil membiarkananaknya tetap di punggung keledai.Dalam perjalanan selanjutnya didengarpula kritik dari orang yang mengaku ahlidalam etika dan sopan santun, apakatanya: “Anak tak tahu diri, orang tuadisuruh berjalan sambil menuntunkeledai sedang dia duduk di punggungkeledai”.Direspon pula kritik itu oleh sanganak, kemudian mereka berjalanbersama, bapak, anak, dan keledai. Taklama kemudian berpapasanlah merekadengan seorang pedagang yang selaluberhitung untung rugi, dan berkatapenuh kritik: “Ah, bodoh kali kalian ini,cuaca panas seperti ini kamu berjalankaki tanpa terumpah lagi” (padahalmereka memakai sandal usang).Mendengar kritik berbau penghinaanini, bapak dan anak mengambilkeputusan fatal, mereka anggap akanlebih etis dan berperikemanusiaantindakan yang akan dia ambil, yaitu:Mereka ikat kaki keledai itu selanjutnyamereka gotong dengan pikulan, danmereka pikul sambil meneruskanperjalanan di keramaian manusia.Tentunya semua yang melihat menjadibertanya-tanya, tertawa melihatkelakuan seperti itu.Itulah contoh tamsil orang yangkurang teguh pendirian. Mengapa tidakteguh pendiriannya? Karena kurangmodal ilmu, keledai mampumengangkat beban dua kali lipat beratbadannya. Andainya sang bapak dananak tadi mengetahui berat badankeledai mereka taklah mungkin terjadiperistiwa yang menggelikan tadi.Padahal dari jalan cerita tadi, sepanjangperjalanan sebelum masuk kotakekuatan keledai telah teruji. Namunkarena sang bapak dan anak ternyatakurang percaya diri, bukan ridla Tuhanyang dicari, namun puja-puji manusiayang didengar, akhirnya fatal maupuncelaka. Sudahpun berkendaraan keledai,celaka pula yang didapat.Semoga kita terjauh dari tamsil sangpenunggang keledai tersebut. Dandalam kesempatan ‘Idul Fithri ini kamimenyampaikan Selamat ber-‘Idul Fitri,semoga amal darma bakti kita diterimaoleh Tuhan Allah Subhanahu Wata’ala,dan maaf lahir batin atas segalakekhilafan yang kami lakukan. „Makan bersama di Gedung Al-Akbar yang diiringi alunan musik gamelan.
                                
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42